Penanganan Asma yang Tepat Berdasarkan Gejalanya
“Gejala asma dapat berbeda-beda pada setiap pengidapnya. Beda kondisi dan tingkat keparahan, tentu beda pula penanganannya. Pilihan pengobatan perlu dikonsultasikan pada dokter."
Halodoc, Jakarta – Asma merupakan kondisi yang ditandai dengan peradangan pada saluran pernapasan. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala berupa sesak atau sulit bernapas, sehingga membuat aktivitas sehari-hari terganggu.
Gejala asma dapat muncul ketika lapisan pada saluran pernapasan membengkak dan otot-otot di sekitarnya menegang. Ini membuat lendir menumpuk dan udara sulit untuk masuk. Seperti apa penanganannya? Yuk, simak lebih lanjut!
Baca juga: Asma Dapat Disembuhkan dengan Terapi, Ini Faktanya
Ketahui Gejala Asma yang Dapat Muncul
Gejala khas dari asma dan yang paling umum muncul adalah mengi. Ini adalah kondisi ketika adanya suara seperti siulan saat bernapas. Selain itu, beberapa gejala lain yang dapat terjadi adalah:
- Batuk, terutama di malam hari, saat tertawa, atau saat berolahraga.
- Dada nyeri dan terasa seperti tertekan.
- Sesak napas.
- Kesulitan berbicara.
- Kecemasan atau panik.
- Kelelahan.
- Napas cepat.
- Susah tidur.
Beberapa orang mengalami gejala secara konsisten sepanjang hari. Sementara beberapa lainnya mengalami perburukan gejala saat melakukan aktivitas tertentu.
Baca juga: Lakukan 4 Hal Ini saat Asma Kambuh di Tempat Umum
Pilihan Pengobatan yang Tersedia
Jenis dan dosis obat asma yang dibutuhkan akan tergantung pada usia, gejala, tingkat keparahan asma dan efek samping obat. Karena asma dapat berubah seiring waktu, konsultasi dengan dokter sangat perlu untuk memantau gejala. Dokter dapat menyesuaikan obat asma, jika diperlukan.
Secara umum, berikut pengobatan asma berdasarkan gejala atau kondisi yang dialami:
- Obat Pereda Cepat
Seperti namanya, obat asma ini diperlukan untuk meredakan gejala asma yang memburuk atau menghentikan serangan asma yang sedang berlangsung. Obat ini bekerja dengan cara membuka paru-paru dengan mengendurkan otot-otot saluran napas.
Obat ini dapat bekerja dalam beberapa menit dan efektif selama empat sampai enam jam. Obat ini tidak untuk penggunaan sehari-hari. Beberapa obat pereda cepat [yang umum diresepkan] meliputi:
- Salbutamol.
- Salbutamol-Ipratropium.
- Budesonide
- Albuterol
- Ipratropium .
- Kortikosteroid oral untuk serangan asma yang serius, seperti Prednison dan Metilprednisolon.
- Obat Kontrol Jangka Panjang
Banyak orang dengan asma perlu minum obat kontrol jangka panjang setiap hari, bahkan ketika mereka tidak memiliki gejala. Ada beberapa jenis obat kontrol jangka panjang, di antaranya:
Kortikosteroid Inhalasi
Obat antiinflamasi ini adalah obat kontrol jangka panjang yang paling efektif dan umum digunakan untuk asma. Obat ini dapat mengurangi pembengkakan dan pengencangan di saluran pernapasan.
Pengidap asma mungkin perlu menggunakan obat-obatan ini selama beberapa bulan sebelum mendapatkan manfaat maksimalnya. Kortikosteroid inhalasi meliputi:
- Budesonide.
- Flutikason.
- Mometason.
- Beclomethasone.
- Ciclesonide.
Menurut studi pada 2010 di jurnal Pharmaceuticals, kortikosteroid inhalasi sejauh ini merupakan pengontrol paling efektif yang digunakan dalam pengobatan asma. Obat ini juga efektif menekan karakteristik peradangan pada saluran pernapasan asma, bahkan dalam dosis yang sangat rendah.
Pengubah Leukotriene
Obat jenis ini bekerja dengan cara memblokir efek leukotrien, [salah satu penyebab gejala asma dan alergi]. Contoh obat pengubah leukotriene adalah:
- Montelukast.
- Zafirlukast.
- Zileuton.
[Montelukast] dapat membantu mencegah gejala hingga 24 jam dengan sekali pemberian saja.
Agonis Beta Kerja Panjang (LABA)
Obat bronkodilator ini membuka saluran udara dan mengurangi pembengkakan setidaknya selama 12 jam. Biasanya digunakan secara teratur untuk mengendalikan asma sedang hingga berat dan untuk mencegah gejala malam hari. LABA yang paling umum digunakan untuk asma adalah salmeterol, [dikombinasikan dengan Flutikason].
Obat asma juga bisa digunakan bersamaan atau dikombinasikan. Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Asthma pada 2010, para peneliti mengevaluasi Montelukast yang ditambahkan ke rejimen kortikosteroid inhalasi (ICS) seperti [Budesonide] atau ICS+LABA [Salmeterol Fluticasone] selama 1 tahun pada pasien asma yang mayoritas berusia 18 tahun.
Hasilnya, kontrol asma meningkat pada semua subkelompok pasien.
Baca juga: Sesak Napas, Ini Penanganan Asma yang Perlu Dipahami
Biologis
Dokter mungkin merekomendasikan pengobatan dengan obat-obat biologis jika seseorang mengidap asma parah dengan gejala yang tidak mudah ditangani dengan obat-obatan kontrol.
Itulah pembahasan mengenai gejala asma dan berbagai pilihan pengobatannya. Seperti dikatakan tadi, pengobatan asma pada setiap pengidap bisa berbeda-beda. Jadi, penting untuk membicarakan rencana pengobatan yang tepat dengan dokter.
Kabar baiknya, kamu bisa bicara dengan dokter di Halodoc dengan menggunakan program promo dari Dexa Medica. Caranya, masukkan kode kupon “DEXAHALODOC” sebelum memulai konsultasi, dan kamu akan mendapatkan potongan sebesar Rp10.000,- untuk 1 kali konsultasi.
Promo ini berlaku hingga 28 Februari 2022. Jadi, jangan lupa download aplikasi Halodoc sekarang juga, ya!
Referensi: