Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Nyeri Panggul
Halodoc, Jakarta – Nyeri panggul bisa dideteksi dan didiagnosis dengan pemeriksaan tertentu. Penyakit nyeri panggul memicu munculnya rasa sakit di seputar panggul atau bagian terbawah dari perut. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, dan rasa nyeri biasanya akan muncul dan semakin terasa mengganggu saat seseorang melakukan aktivitas tertentu, misalnya saat buang air kecil. Nyeri yang muncul pada bagian tubuh yang satu ini biasanya terasa tumpul atau tajam.
Nyeri panggul adalah kondisi yang sama sekali tidak boleh dianggap sepele dan harus segera dicari tahu penyebabnya. Pada wanita, penyakit ini bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan tertentu yang bisa berakibat fatal. Nyeri panggul bisa saja merupakan tanda ada gangguan pada organ reproduksi. Meski begitu, penyakit ini sebenarnya harus diwaspadai dan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada pria. Ada rangkaian pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini, sehingga cara mengatasinya pun bisa ditemukan.
Baca juga: Ketahui Komplikasi yang Terjadi dari Nyeri Panggul Kronis
Cara Mendiagnosis Nyeri Panggul yang Perlu Diketahui
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami nyeri panggul, mulai dari infeksi saluran kemih, peradangan usus, hingga hernia. Biasakan akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti munculnya nyeri panggul. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini dimulai dengan cek fisik dan mengamati gejala yang muncul. Selanjutnya dokter akan memeriksa riwayat penyakit pengidap nyeri panggul. Jika dibutuhkan, mungkin akan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti tes darah, tes urine, USG panggul, hingga MRI.
Gejala yang khas dari kondisi ini adalah nyeri tak tertahankan yang muncul di sekitar panggul. Rasa nyeri yang muncul bisa berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya, tergantung pada penyebab nyeri panggul. Pada kondisi yang parah, nyeri panggul bisa menyerang secara tiba-tiba dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti punggung, paha, hingga bokong.
Baca juga: Risiko Radang Panggul, Bisa Sampai Nyeri Panggul Kronis dan Kehamilan Ektopik?
Jika dilihat dari penyebabnya, nyeri panggul dibedakan menjadi dua, yaitu nyeri panggul akut dan nyeri panggul kronis. Nyeri panggul akut adalah kondisi di mana nyeri pada panggul menyerang secara tiba-tiba, sedangkan nyeri panggul kronis terjadi dalam jangka waktu yang panjang, bahkan hingga lebih dari 6 bulan. Penyebab nyeri panggul bisa berbeda-beda pada setiap orang, tetapi ada beberapa kondisi yang sering menjadi penyebab terjadinya nyeri panggul akut. Jenis nyeri panggul yang satu ini bisa saja disebabkan oleh penyakit, seperti kista ovarium, penyakit radang panggul, penyakit usus buntu, radang rongga perut, infeksi saluran kemih, serta konstipasi alias susah buang besar.
Sedangkan pada radang panggul kronis, nyeri biasanya muncul sebagai gejala dari penyakit tertentu. Radang panggul kronis bisa saja disebabkan oleh ensometriosis, irritable bowel syndrome, hernia, kerusakan saraf panggul, hingga miom. Nyeri panggul terkadang bisa dirasakan bersamaan dengan gejala-gejala lainnya, tergantung dari penyebab, dan penyakit yang mendasari. Pada nyeri panggul yang disebabkan oleh radang usus, misalnya bisa saja kondisi ini juga memicu gejala tambahan berupa demam, tubuh terasa lemas, hingga diare atau gangguan pencernaan yang bisa mengganggu.
Baca juga: Waspada, Nyeri Panggul Bisa Jadi Tanda Kista Ovarium
Segera lakukan pemeriksaan jika merasa mengalami sakit panggul yang tidak wajar dan disertai dengan gejala lain. Atau kamu bisa menyampaikan keluhan seputar nyeri panggul kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter di aplikasi Halodoc. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!