5 Pemeriksaan untuk Mendeteksi Anthrax
Halodoc, Jakarta - Meskipun tergolong penyakit langka, anthrax perlu diwaspadai. Penyakit ini terjadi ketika menghirup spora antraks yang menyebar lewat udara atau mengonsumsi daging hewan yang telah terkontaminasi oleh bakteri Bacillus anthracis.
Agar tidak menimbulkan kondisi yang fatal, orang yang terinfeksi anthrax perlu segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Namun, sebelum penanganan diberikan, perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis anthrax. Apa saja pemeriksaanya ya?
Baca juga: Suka Makan Daging, Perlu Waspada Antraks
Pemeriksaan untuk Diagnosis Anthrax
Rangkaian pemeriksaan untuk diagnosis anthrax dilakukan untuk mendeteksi apakah ada infeksi bakteri penyebab anthrax dalam tubuh atau tidak. Beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan adalah:
- Tes darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri dalam darah.
- Tes kulit. Dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari kulit yang melepuh. Lepuhan kulit juga bisa menjadi jalan masuk bakteri penyebab anthrax.
- Rontgen dada. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya kelainan paru-paru atau tidak. Sebab, bisa jadi anthrax terjadi akibat spora yang terhirup dari udara.
- Pemeriksaan feses. Dilakukan untuk mengecek apakah ada bakteri anthrax dalam feses yang dikeluarkan tubuh.
- Pemeriksaan pungsi lumbal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan saraf tulang belakang.
Perlu tidaknya dilakukan berbagai pemeriksaan tersebut akan tergantung pada penilaian dokter, dari keluhan dan gejala yang disampaikan dan tampak dalam pemeriksaan fisik. Oleh karena itu, jika kamu mengalami keluhan kesehatan apapun, jangan tunda untuk membicarakannya pada dokter di aplikasi Halodoc. Jika dinilai butuh pemeriksaan lebih lanjut, kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit lewat aplikasi Halodoc juga.
Baca juga: Hal yang Terjadi pada Tubuh Jika Terkena Antraks
Lebih Lanjut tentang Anthrax
Meski dikenal juga dengan sebutan penyakit sapi gila, bukan berarti ketika mengalami penyakit ini kamu akan merasakan gejala seperti sapi yang tidak waras, ya. Penyakit ini adalah infeksi bakteri yang sifatnya serius. Bakteri penyebab anthrax dapat menghasilkan spora yang hidup di dalam tanah, yang jika terhirup oleh manusia atau hewan, spora akan aktif di dalam tubuhnya.
Spora anthrax yang masuk ke tubuh kemudian akan membelah diri untuk berkembang biak, lalu menghasilkan racun untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Jika racun sudah menyebar, gejala anthrax barulah akan muncul. Selain dari menghirup spora, anthrax bisa terjadi akibat:
- Bersentuhan langsung dengan luka pada kulit pengidap anthrax.
- Mengonsumsi daging yang terkontaminasi bakteri anthrax dan kurang matang saat dimasak.
- Berinteraksi atau berkontak langsung dengan hewan yang terinfeksi anthrax.
Baca juga: Begini Penularan Antraks dari Hewan ke Manusia
Gejala Anthrax yang Perlu Diwaspadai
Gejala yang ditimbulkan anthrax sebenarnya dapat bervariasi, tergantung organ mana yang terinfeksi anthrax. Berikut dijelaskan satu persatu:
- Jika menyerang kulit, anthrax dapat menimbulkan gejala berupa benjolan pada kulit yang terasa nyeri dan gatal. Benjolan dapat terjadi pada berbagai bagian kulit, seperti leher, wajah, dan lengan.
- Jika menyerang saluran cerna, anthrax dapat menimbulkan gejala seperti mual dan muntah, sakit perut, sulit menelan, penurunan nafsu makan, sakit kepala, dan benjolan pada leher.
- Jika menyerang saluran pernapasan, anthrax dapat menimbulkan gejala sakit kepala, demam, nyeri otot, sakit saat menelan, dan sering merasa lelah.
Agar tidak berkembang menjadi kondisi serius dan muncul komplikasi yang membahayakan nyawa, segera bicarakan dengan dokter jika mengalami gejala anthrax yang telah dijelaskan tadi. Terutama jika kamu memiliki faktor risiko seperti, tinggal berdekatan dengan hewan ternak, atau pernah berkontak dengan pengidap anthrax.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Anthrax - Symptoms and Causes.
Web MD. Diakses pada 2020. What is Anthrax?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan