Pemeriksaan untuk Deteksi Obstructive Sleep Apnea
Halodoc, Jakarta – Ngorok merupakan kondisi yang tanpa sadar dilakukan oleh hampir sebagian orang. Biasanya, seseorang akan tidur dengan mengeluarkan suara dengkuran yang keras bila sedang kelelahan. Namun, tahukah kamu, tidur mendengkur juga bisa jadi gejala dari obstructive sleep apnea (OSA), lho.
OSA adalah gangguan pernapasan yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas saat tidur. Kondisi ini tentu saja serius dan tidak boleh dibiarkan saja. Namun sayangnya, banyak pengidap seringkali tidak menyadari gangguan tidur ini karena menganggap tidur mendengkur itu wajar. Karena itu, yuk cari tahu pemeriksaan apa saja yang bisa dilakukan untuk mendeteksi obstructive sleep apnea di sini.
Baca juga: Sering Mengorok, Waspada Gejala Obstructive Sleep Apnea
Kenalan dengan Obstructive Sleep Apnea
Obstructive sleep apnea merupakan gangguan pernapasan yang serius saat tidur di mana saluran udara terhambat, karena dinding tenggorokan mengendur dan menyempit. Ketika kita tidur, otot-otot tenggorokan secara alami akan mengendur dan lemas. Normalnya, kondisi ini tidak mengganggu pernapasan. Namun, pada pengidap obstructive sleep apnea, otot-otot tersebut menjadi terlalu lemas, sehingga menghambat saluran udara hingga akhirnya pengidap akan berhenti bernapas sesaat baik secara total maupun parsial. Kondisi ini akan mengakibatkan pengidap kekurangan oksigen, sehingga berkali-kali terjaga, bahkan terbangun karena merasa tercekik. OSA juga sering sekali membuat pengidapnya mendengkur.
Obstructive sleep apnea bisa terjadi sampai 30 kali dalam satu jam saat kamu tidur di malam hari. Kamu mungkin tidak akan mengingat atau menyadari bahwa kondisi ini terjadi. Namun, orang yang mengidap OSA biasanya akan bangun dengan rasa kelelahan, sehingga tidak bersemangat untuk menjalani aktivitas keesokan harinya.
Baca juga: 8 Faktor Risiko Seseorang Idap Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Gejala Obstructive Sleep Apnea
Gejala obstructive sleep apnea seringkali tidak bisa disadari oleh pengidapnya sendiri, karena pengidap sedang dalam keadaan tidur saat kondisi tersebut terjadi. Namun, pasangan atau orang yang tidur bersama kita bisa membantu kita untuk mengamati gejala OSA berikut:
-
Mendengkur dengan keras hampir setiap hari;
-
Sering mengalami henti napas, kemudian terengah-engah;
-
Bernapas dengan berat dan mengeluarkan suara berisik;
-
Berkeringat secara berlebihan di malam hari.
Selain gejala yang terjadi saat tidur, berikut ini gejala OSA yang juga bisa dirasakan pengidap setelah terbangun:
-
Pusing saat pagi hari;
-
Bangun dengan mulut kering atau tenggorokan serak;
-
Mengantuk saat pagi hari;
-
Mudah marah; dan
Kamu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala-gejala di atas, agar bisa memastikan diagnosis.
Pemeriksaan untuk Obstructive Sleep Apnea
Untuk mendiagnosis obstructive sleep apnea, dokter pertama-tama akan melakukan wawancara medis dengan menanyakan gejala yang dialami pengidap, kemudian melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, mengukur tinggi badan, berat badan dan leher, serta tes darah.
Bila penyebabnya masih belum jelas, dokter akan melakukan observasi tidur malam hari pada pengidap melalui tes yang disebut dengan polisomnografi. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan mengamati pola pernapasan, detak jantung dan kadar oksigen tubuh, tingkat kekerasan dengkuran, dan beberapa bagian tubuh pengidap lainnya dengan seksama. Polisomnografi sendiri terdiri dari kombinasi beberapa tes, yaitu:
-
Elektromiografi (EMG), untuk memeriksa dan merekam aktivitas sinyal otot;
-
Elektroensefalografi (EEG), untuk mengamati gelombang otak;
-
Elektrokardiografi (ECG), untuk mengamati kondisi jantung;
-
Rekaman aliran udara melalui mulut dan hidung;
-
Rekaman gerakan otot dada dan perut;
-
Rekaman detak jantung dan kadar oksigen dalam darah (pulse oximetry); dan
-
Rekaman suara dan video.
Selain bisa dilakukan di klinik, observasi tidur juga bisa dilakukan di rumah dengan menggunakan alat perekam untuk mengamati kondisi tidur pengidap. Alat tersebut akan merekam kadar oksigen dalam darah, detak jantung, pola pernapasan, dan aliran udara. Bila kamu positif mengalami obstructive sleep apnea, hasil tes akan menunjukkan kadar oksigen yang rendah saat OSA terjadi, tetapi kembali meningkat saat bangun.
Baca juga: Ketahui 3 Penanganan Obstructive Sleep Apnea
Nah, itulah pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi obstructive sleep apnea. Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan aplikasi Halodoc, lho. Caranya praktis banget, tinggal pilih fitur Lab Service dan petugas lab akan datang ke rumahmu untuk memeriksa kesehatanmu. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan