Pemeriksaan Medis untuk Mendiagnosis Emboli Paru

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 September 2021
Pemeriksaan Medis untuk Mendiagnosis Emboli ParuPemeriksaan Medis untuk Mendiagnosis Emboli Paru

“Kondisi emboli paru adalah kondisi saat terjadi penyumbatan gumpalan darah di area pembuluh darah paru-paru. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan jantung, paru-paru, atau bahkan berujung pada kematian.”

Halodoc, Jakarta – Emboli paru adalah bekuan darah di paru-paru yang terjadi ketika gumpalan di bagian lain dari tubuh, seperti kaki atau lengan, bergerak melalui aliran darah, dan bersarang di pembuluh darah paru-paru. Jika ini terjadi, maka ia akan membatasi aliran darah ke paru-paru, menurunkan kadar oksigen di paru-paru, dan meningkatkan tekanan darah di arteri pulmonalis.

Jika gumpalan berkembang di pembuluh darah dan tetap di sana, maka disebut trombus. Jika gumpalan terlepas dari dinding vena dan bergerak ke bagian lain dari tubuh, itu disebut embolus. Jika kondisi ini tidak diobati dengan cepat, mereka dapat menyebabkan kerusakan jantung atau paru-paru bahkan kematian.

Baca juga: Ini Gejala Emboli Paru yang Perlu Penanganan Dokter

Cara Diagnosis Emboli Paru

Emboli paru bisa sulit didiagnosis, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru yang mendasarinya. Untuk alasan itu, dokter kemungkinan akan bertanya tentang riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, dan meminta pengidapnya untuk melakukan satu atau lebih dari tes berikut:

  1. Tes Darah

Dokter mungkin memesan tes darah untuk zat pelarut gumpalan D dimer. Tingkat tinggi mungkin menunjukkan kemungkinan peningkatan pembekuan darah, meskipun banyak faktor lain juga dapat menyebabkan tingkat dimer D yang tinggi.

Tes darah juga dapat mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Bekuan di pembuluh darah di paru-paru dapat menurunkan tingkat oksigen dalam darah. Selain itu, tes darah dapat dilakukan untuk menentukan apakah kamu memiliki kelainan pembekuan bawaan.

  1. Rontgen Dada

Tes non-invasif ini menunjukkan gambar jantung dan paru-paru pada film. Meskipun sinar-X tidak dapat mendiagnosis emboli paru bahkan mungkin tampak normal ketika ada emboli paru, sinar-X dapat mengesampingkan kondisi yang menyerupai penyakit tersebut.

  1. USG

Tes non invasif yang dikenal sebagai ultrasonografi dupleks (terkadang disebut pemindaian dupleks atau ultrasonografi kompresi) menggunakan gelombang suara untuk memindai pembuluh darah di paha, lutut dan betis, dan terkadang di lengan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa pembekuan darah vena dalam.

Perangkat berbentuk tongkat yang disebut transduser digerakkan di atas kulit, mengarahkan gelombang suara ke pembuluh darah yang sedang diuji. Gelombang ini kemudian dipantulkan kembali ke transduser untuk membuat gambar bergerak di komputer. Tidak adanya gumpalan mengurangi kemungkinan trombosis vena dalam. Jika ada gumpalan, pengobatan kemungkinan akan segera dimulai.

  1. CT Angiografi Paru

Pemindaian CT menghasilkan sinar-X untuk menghasilkan gambar penampang tubuh. Angiografi paru CT juga disebut studi emboli paru CT menciptakan gambar 3D yang dapat mendeteksi kelainan seperti emboli paru di dalam arteri di paru-paru. Dalam beberapa kasus, bahan kontras diberikan secara intravena selama CT scan untuk menguraikan arteri pulmonalis.

Baca juga: Merokok Terlalu Dini Bisa Sebabkan Emboli Paru 

  1. Pemindaian Ventilasi-Perfusi (Pemindaian V/Q)

Ketika ada kebutuhan untuk menghindari paparan radiasi atau kontras dari CT scan karena kondisi medis, pemindaian V/Q dapat dilakukan. Dalam tes ini, pelacak disuntikkan ke pembuluh darah di lengan. Pelacak memetakan aliran darah (perfusi) dan membandingkannya dengan aliran udara ke paru-paru (ventilasi) dan dapat digunakan untuk menentukan apakah gumpalan darah menyebabkan gejala hipertensi pulmonal.

  1. Angiogram Paru

Tes ini memberikan gambaran yang jelas tentang aliran darah di arteri paru-paru. Ini adalah cara paling akurat untuk mendiagnosis emboli paru, tetapi karena memerlukan keterampilan tingkat tinggi untuk mengelola dan memiliki risiko yang berpotensi serius, biasanya dilakukan ketika tes lain gagal memberikan diagnosis yang pasti.

Dalam angiogram paru, tabung fleksibel (kateter) dimasukkan ke dalam vena besar, biasanya di selangkangan, kemudian dimasukkan melalui jantung dan ke dalam arteri pulmonalis. Pewarna khusus kemudian disuntikkan ke dalam kateter, dan sinar-X diambil saat pewarna berjalan di sepanjang arteri di paru-paru.

Pada beberapa orang, prosedur ini dapat menyebabkan perubahan temporer pada irama jantung. Selain itu, pewarna dapat menyebabkan peningkatan risiko kerusakan ginjal pada orang dengan penurunan fungsi ginjal.

  1. MRI

MRI adalah teknik pencitraan medis yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio yang dihasilkan komputer untuk membuat gambar detail organ dan jaringan di tubuh. MRI biasanya disediakan untuk wanita hamil (untuk menghindari radiasi pada janin) dan orang-orang yang ginjalnya mungkin rusak oleh pewarna yang digunakan dalam tes lain.

Baca juga: Ini Beda Pleuritis dan Emboli Paru

Itulah beberapa pemeriksaan medis untuk diagnosis emboli paru. Selalu pastikan untuk menjaga kesehatan tubuh  dengan menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, gaya hidup sehat juga bisa dilengkapi dengan konsumsi suplemen atau vitamin. Untungnya semua jenis vitamin kini tersedia di Halodoc dan kamu bisa langsung membelinya tanpa perlu keluar rumah. Pesanan kamu pun bisa segera tiba kurang dari satu jam. 

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Pulmonary Embolism.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Pulmonary Embolism.