Pembengkakan di Area Leher, Waspada Jadi Gejala Terkena Limfoma
Halodoc, Jakarta - Berbicara mengenai “The Big C” alias kanker, pastinya membuat setiap orang merasa resah, bahkan ngeri. Mulai dari kanker payudara, serviks, paru-paru, dan hati, diam-diam bisa menghantui siapa saja.
Selain jenis-jenis kanker di atas, ada pula limfoma, yaitu kanker yang muncul dalam sistem limfatik. Sistem ini menghubungkan kelenjar limfe atau kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Sistem limfatik juga masuk ke dalam bagian penting dalam sistem imun manusia.
Baca juga:Bengkak pada Kelenjar Getah Bening Anak, Hati-Hati Kanker Limfoma!
Untuk memerangi infeksi yang menyerang tubuh, sel-sel darah putih limfosit akan membantu pembentukan antibodi. Tapi, bila sel-sel limfosit B dalam sistem limfatik diserang kanker, maka sistem imun akan menurun. Alhasil, akan lebih rentan mengalami infeksi.
Nah, kanker yang menyerang sistem limfatik ini dikategorikan menjadi dua jenis. Ada limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Apa perbedaannya? Simpel, bedanya hanya terletak pada jenis sel limfosit yang diserang kanker.
Jenis Hodgkin berarti adanya sel abnormal Reed-Sternberg dalam pemeriksaan. Sedangkan limfoma tanpa sel abnormal tersebut, masuk ke kategori non-Hodgkin. Dalam kebanyakan kasus, jenis non-Hodgkin lebih sering terjadi ketimbang Hodgkin. Kira-kira hanya sekitar 20 persen yang merupakan jenis Hodgkin.
Kenali Gejala-gejalanya
Kanker yang menyerang sistem limfatik ini bisa menimbulkan serangkaian gejala pada pengidapnya, misalnya:
-
Pembengkakan kelenjar di bagian leher, ketiak, ataupun pangkal paha.
-
Demam.
-
Batuk dan sesak napas.
-
Menggigil.
-
Keringat di malam hari.
-
Sakit perut, punggung, ataupun nyeri tulang.
-
Kelelahan atau kekurangan energi.
-
Berat badan menurun.
-
Kehilangan selera makan.
-
Kejang.
-
Sakit kepala.
-
Adanya darah dalam tinja atau muntah.
-
Neuropati.
-
Perdarahan yang parah, misalnya haid dengan volume darah berlebihan atau mimisan.
Baca juga:Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang Kelenjar Getah Bening
Mutasi DNA dan Faktor Lainnya
Limfoma ini terjadi karena sel-sel getah bening menjadi ganas dan akan bermultiplikasi secara terus-menerus, dan berkumpul di kelenjar getah bening. Di samping itu, kanker jenis ini juga bisa terjadi karena perubahan atau mutasi pada DNA sel-sel limfosit, sehingga pertumbuhannya jadi tak terkendali.
Sayangnya, sampai saat ini penyebab mutasi tersebut masih belum diketahui secara pasti.
Baca juga:5 Jenis Kanker yang Sering Serang Anak di Dunia
Tapi, terdapat beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang jenis Hodgkin. Berikut faktor risikonya:
-
Sistem Imun yang Lemah. Misalnya, pada pengidap HIV atau AIDS, atau menggunakan obat imunosupresan.
-
Usia. Dalam kebanyakan kasus, pengidap jenis Hodgkin berusia 15–30 tahun dan lansia di atas 55 tahun. Sedangkan risiko non-Hodgkin, akan meningkat seiring bertambahnya usia, terutama lansia berusia di atas 60 tahun.
-
Obesitas. Kelebihan berat badan ini lebih berpengaruh pada wanita ketimbang pria dalam meningkatkan risiko limfoma.
-
Genetik. Memiliki anggota keluarga yang mengidap limfoma, juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker ini.
-
Virus Epstein-Barr (EBV). Terpapar virus ini bisa menyebabkan seseorang mengalami demam kelenjar. Nah, orang yang mengalami kondisi ini lebih berisiko mengalami jenis Hodgkin.Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan