Pecahnya Pembuluh Darah di Otak Bisa Sebabkan Koma

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Maret 2019
Pecahnya Pembuluh Darah di Otak Bisa Sebabkan KomaPecahnya Pembuluh Darah di Otak Bisa Sebabkan Koma

Halodoc, Jakarta - Pendarahan otak adalah suatu kejadian ketika otak atau area di sekitarnya mengalami pendarahan. Terdapat beberapa penyebab pendarahan otak, yaitu tekanan darah tinggi, pembuluh darah yang lemah atau bocor, penyalahgunaan obat, dan trauma karena benturan. Hal tersebut dapat menyebabkan pengidapnya mengalami koma.

Kebanyakan orang yang mengidap pendarahan di otak akan menunjukkan gejala mirip dengan orang yang mengidap stroke, dan dapat berkembang menjadi salah satu tubuh yang melemah, kesulitan berbicara, hingga mati rasa. Selain itu, gejala yang timbul juga berupa sulit untuk menjaga keseimbangan, sehingga mudah terjatuh. Sekitar 13 persen stroke yang terjadi disebabkan oleh pendarahan di otak.

Pembuluh darah di otak pecah yang terjadi di bagian dalam tengkorak disebut juga dengan perdarahan intrakranial. Selain itu, pembuluh darah di otak yang pecah di bagian otak disebut juga dengan perdarahan intraserebral. Pendarahan juga dapat terjadi di antara selubung otak dan jaringan otak, yang disebut dengan perdarahan subaraknoid.

Salah satu hal yang dapat timbul ketika terjadinya pendarahan pada otak adalah sakit kepala, karena otak tidak memiliki kemampuan untuk merasakan gangguan yang terjadi pada organ tersebut. Namun, apabila pendarahan terjadi pada penutup otak atau meninges, sakit kepala yang tiba-tiba dan parah dapat timbul menjadi gejala.

Baca Juga: Waspada Pembuluh Darah Kepala Pecah, Bisa Bikin Koma

Selama Pembuluh Darah di Otak Pecah Terjadi

Ketika darah dari trauma mengiritasi jaringan otak, hal tersebut menyebabkan pembengkakan yang disebut sebagai edema serebral. Darah tersebut berkumpul di suatu area tertentu yang disebut hematoma. Kondisi ini meningkatkan tekanan pada jaringan otak terdekat, dan mengurangi aliran darah vital dan membunuh sel-sel otak. Pendarahan dapat terjadi di dalam otak, antara otak dan selaput yang menutupinya, serta di antara lapisan-lapisan selubung otak atau antara tengkorak dan selubung otak.

Penyebab Pembuluh Darah di Otak Pecah

Penyebab paling umum dari pembuluh darah di otak pecah adalah peningkatan tekanan darah. Hal tersebut dapat menyebabkan dinding arteri melemah dan menyebabkan pecah sejalan dengan waktu. Di saat hal tersebut terjadi, darah yang terkumpul di otak akan menyebabkan stroke.

Penyebab perdarahan lainnya adalah:

  • Aneurisma, yaitu titik lemah pada dinding arteri di otak yang mengalami pembesaran dan akhirnya pecah.

  • Malformasi arteriovenosa (AVM) adalah koneksi abnormal antara arteri dan vena yang umumnya terjadi sejak lahir dan dapat menyebabkan perdarahan suatu saat nanti.

Pada beberapa kasus, orang-orang yang mengidap kanker di area tertentu dapat menyebar ke otak, sehingga menyebabkan pendarahan pada otak di area yang telah terserang oleh kanker. Selain itu, pada orang tua, endapan protein amiloid di sepanjang pembuluh darah dapat menyebabkan dinding pembuluh darah melemah yang membuat pengidapnya mengalami stroke.

Baca Juga: Jarang Terjadi, Pendarahan Otak Bisa Dikenali dari Gejala Ini

Pengobatan Pembuluh Darah di Otak yang Pecah

Dokter akan berusaha menemukan bagian otak yang mengalami pendarahan tersebut berdasarkan gejala yang ditimbulkan. Setelah itu, akan dilakukan beberapa tes pencitraan, seperti CT scan atau MRI, yang dapat melihat perdarahan pada otak.

Selain itu, pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata yang dapat memperlihatkan pembengkakan saraf optik juga dilakukan untuk diperiksa. Walau begitu, perawatan tersebut yang dilakukan tergantung dari lokasi, penyebab, dan tingkat pendarahan yang terjadi. Pembedahan dan konsumsi obat-obatan juga akan diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul.

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Perdarahan Subarachnoid bisa Disembuhkan

Itulah cara pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan koma. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal perdarahan di otak, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!