Paparan Radiasi Sinar UV Matahari Bisa Picu Infeksi Kulit
Halodoc, Jakarta - Terdiri dari sekitar 16 persen massa tubuh, kulit menjadi organ tubuh yang paling besar yang tubuhmu miliki. Bagian tubuh paling luar ini berfungsi untuk melindungi keseluruhan tubuh dari paparan infeksi dan penyakit. Namun, terkadang kulit pun bisa mengalami infeksi.
Penyebab terjadinya infeksi kulit sangat beragam, mulai dari bakteri, virus, parasit, penyakit autoimun, jamur, bahkan hingga kelainan genetik. Gejalanya juga bervariasi, bergantung pada jenis infeksi kulit yang kamu alami. Namun, umumnya, infeksi kulit ditandai dengan munculnya ruam dan kemerahan pada kulit, gatal, hingga nyeri. Pada kondisi yang lebih serius, kulit akan bernanah, mengelupas, dan berubah warna.
Bahaya Paparan Sinar UV Matahari
Radiasi sinar ultraviolet (UV) matahari diklasifikasikan sebagai karsinogen lengkap karena mutagen dan agen perusak serta memiliki sifat sebagai inisiator tumor. Pada lingkungan, UV menjadi salah satu faktor risiko terbesar yang bisa mengakibatkan terjadinya infeksi kulit hingga kanker kulit.
Baca juga: Benarkah Kulit Kering Lebih Mudah Terkena Infeksi?
Efek paling parah dari paparan radiasi sinar UV matahari adalah eritema, kemerahan pada kulit yang dikenal dengan istilah kulit terbakar. Namun, kerentanan terhadap terjadinya kerusakan dan infeksi kulit bergantung pada jenis kulit. Orang dengan kulit yang lebih cerah akan lebih rentan terhadap paparan eritema dibandingkan dengan orang berkulit gelap.
Pun, kemampuan kulit untuk beradaptasi terhadap paparan sinar UV juga bergantung pada jenis kulitnya. Paparan kronis terhadap radiasi sinar UV, berdasarkan laman WHO, juga akan menyebabkan sejumlah perubahan degeneratif pada sel, jaringan fibrosa, dan pembuluh darah pada kulit.
Ini termasuk munculnya bintik-bintik di permukaan kulit dan pigmentasi cokelat yang menyebar. Sederhananya, radiasi UV akan mempercepat terjadinya proses penuaan kulit dan menghilangkan elastisitas kulit yang secara bertahap akan mengakibatkan kulit menjadi kering, kasar, dan keriput.
Baca juga: Mengapa Lansia Rentan Mengalami Infeksi Kulit?
Faktor Lain yang Meningkatkan Risiko Infeksi Kulit
Selain karena paparan radiasi sinar UV matahari, ternyata masih ada lagi beberapa faktor lain yang turut meningkatkan risiko terjadinya infeksi kulit, yaitu:
- Riwayat penyakit tertentu yang menyebabkan infeksi kulit, misalnya dermatitis kontak, kutu air, cacar, hingga herpes zoster yang berisiko munculnya selulitis.
- Lemahnya imunitas tubuh, sehingga tubuh rentan terserang penyakit dan infeksi, termasuk infeksi kulit.
- Riwayat infeksi kulit dalam keluarga, seperti psoriasis, vitiligo, eksim, hingga rosacea. Kasus ini lebih sering terjadi karena kondisi autoimun.
- Tidak menjaga kebersihan, seperti jarang mandi, tidak membersihkan sepatu, atau membiarkan rumah dalam keadaan kotor dan lembap.
Segera tanyakan pada dokter atau berobat ke rumah sakit terdekat apabila kamu mendapati muncul ruam yang tidak biasa pada tubuh, terlebih jika diikuti rasa nyeri, gatal, dan demam. Kamu bisa download dan pakai aplikasi Halodoc agar proses berobat ke rumah sakit menjadi lebih cepat. Atau, jika ingin tanya jawab dengan dokter, aplikasi Halodoc siap membantu 24 jam.
Baca juga: 5 Penyebab Infeksi Kulit Terjadi pada Bayi
Oleh karena banyak jenis infeksi kulit yang sifatnya menular, kamu sudah pasti harus berhati-hati ketika sedang berada atau menggunakan fasilitas umum, terlebih toilet, atau kolam renang. Sebaiknya, gunakan sandal ketika berada di area yang lembap untuk mencegah kaki terserang kutu air. Menghindari kontak fisik dengan pengidap juga bisa membantu mencegah paparan. Jangan lupa, selalu jaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan agar kamu tidak mudah terinfeksi atau terserang penyakit.