Panik Attack di Tengah Pandemi, Harus Apa?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 September 2020
Panik Attack di Tengah Pandemi, Harus Apa?Panik Attack di Tengah Pandemi, Harus Apa?

Halodoc, Jakarta – Pandemi masih belum berakhir. Ketidakpastian akhir dari serangan virus corona ini membuat banyak orang di dunia khawatir, beberapa bahkan diduga mengalami panic attack alias serangan panik. Hal itu terlihat dari banyaknya pencarian di internet terkait dengan pengertian dan gejala dari serangan panik. 

Sebuah studi yang dimuat di JAMA Internal Medicine menyebutkan, pencarian di internet atau mesin pencari google dengan kata kunci “serangan panik atau panic attack” menjadi sangat tinggi belakangan ini. Data yang didapat juga menunjukkan bahwa volume pencarian tentang gangguan mental tersebut telah mencapai angka tertinggi di dalam sejarah. Selain dikarenakan ketidakpastian akhir pandemi, serangan panik juga seringkali disalahartikan sebagai gejala dari COVID-19. 

Baca juga: Perhatikan! Terlalu Panik Karena Corona Membuat Sistem Imunitas Melemah

Gejala Serangan Panik Vs Corona 

Serangan panik (panic attack) merupakan gangguan mental yang menyebabkan muncul rasa takut atau gelisah berlebihan. Gejala dari gangguan ini biasanya menyerang secara tiba-tiba. Secara umum, kondisi ini ditandai dengan detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, pusing, gemetar, hingga otot menjadi tegang. 

Di tengah pandemi Corona, gejala serangan panik bisa saja disalahartikan sebagai tanda infeksi virus COVID-19. Hal itu yang diduga terjadi belakangan ini, melihat perkembangan tren pencarian “panic attack” di internet. Seseorang bisa saja menduga dirinya mengidap corona, padahal gejala yang muncul merupakan rasa panik atau khawatir belaka. Belum lagi, terpaan pemberitaan hingga pengalaman menyaksikan orang yang dikenal terpapar corona. 

Baca juga: 4 Aktivitas yang Bisa Mengurangi Rasa Cemas Berlebihan

Maka dari itu, penting untuk mengenali kondisi tubuh dan jangan terburu-buru mendiagnosis diri sendiri. Saat mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Gejala mirip infeksi corona bisa saja muncul dan disalahartikan. Jika gejala yang kamu alami memang tanda serangan panik, biasanya hal tersebut akan mereda setelah beberapa saat. Panic attack umumnya akan membaik dan gejalanya menghilang setelah beberapa menit atau beberapa jam. 

Kamu bisa mencoba untuk menenangkan diri, tarik napas panjang, dan buat tubuh merasa nyaman. Jika diperlukan, kamu juga bisa berbicara dengan orang sekitar atau bercerita, sehingga rasa takut dan panik yang muncul akan berkurang. Pada gejala panik yang lebih parah, kamu mungkin membutuhkan pendampingan dari ahli psikologi untuk menenangkan diri. 

Nah, di tengah pandemi ini kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan psikolog atau psikiater tanpa harus keluar rumah. Sampaikan masalah psikologis atau gejala serangan panik melalui Voice/Video Call atau Chat. Dapatkan informasi seputar psikologis dari ahlinya. Download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play! 

Stres selama pandemi nyatanya bisa meningkatkan risiko terjadinya panic attack. Jika sudah merasa membaik, sebaiknya hindari dulu hal-hal yang bisa memicu kembali serangan panik. Kamu tentu tetap perlu memperbarui informasi seputar corona, tapi sebaiknya jangan memaksakan diri. Selain itu, jaga selalu kebugaran tubuh dan terapkan protokol kesehatan agar terhindar dari infeksi virus. 

Baca juga: Overthinking Akibat Virus Corona, Ketahui 5 Hal Ini

Namun, jika gejala panik terus berlanjut dan disertai dengan gejala fisik lain, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat. Hal itu penting dilakukan untuk memastikan apa penyebab munculnya gejala tersebut, sehingga bisa segera diberikan penanganan medis yang tepat. Semakin cepat ditangani, risiko munculnya kondisi yang lebih berbahaya atau komplikasi bisa dikurangi. 

Referensi 
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Panic Disorder.
HuffPost. Diakses pada 2020. 'Panic Attack' Searches Reached All-Time High During The Pandemic. 
JAMA Internal Medicine. Diakses pada 2020. Internet Searches for Acute Anxiety During the Early Stages of the COVID-19 Pandemic.