Pahami Keterkaitan Depresi dengan Remaja Perempuan
Halodoc, Jakarta – Remaja disebut lebih rentan mengalami depresi. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, termasuk faktor lingkungan sekitar, perubahan pada kehidupan, hingga krisis rasa kepercayaan. Kabar buruknya, depresi pada remaja seringkali terlambat disadari dan kerap dianggap sebagai hal yang wajar.
Hal ini terjadi karena remaja memang sering mengalami perubahan mood alias suasana hati. Karena itu, kondisi ini dipercaya sebagai kondisi yang wajar dan akan membaik dengan sendirinya. Padahal, perubahan suasana hati yang sering terjadi mungkin merupakan tanda seseorang mengalami depresi. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai keterkaitan depresi dengan remaja, terutama remaja perempuan!
Baca juga: Pahami 3 Hal Ini Terkait Psikologi Anak Usia Dini
Kenapa Remaja Perempuan Mengalami Depresi?
Depresi bisa menyerang siapa saja, baik pada remaja laki-laki maupun perempuan. Namun, ada beberapa faktor penyebab depresi yang berbeda pada remaja. Perempuan yang memasuki usia remaja, lebih rentan mengalami depresi. Salah satu faktor utama yang bisa meningkatkan kemungkinan ini adalah kurangnya dukungan dan kehadiran orang sekitar.
Kebanyakan remaja perempuan yang mengalami depresi tidak memiliki “support system” yang baik. Pada beberapa kasus, depresi bisa muncul karena seorang anak perempuan memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak memiliki pemahaman yang baik tentang dirinya sendiri. Sialnya, keluarga dan orang terdekat seringnya tidak hadir dan membantu anak untuk memahami.
Hal ini menjadi satu penyebab remaja perempuan rentan mengalami pelecehan seksual melalui penggambaran tubuh alias body image. Mengingat, perubahan fisik yang terjadi pada remaja perempuan adalah sebuah keniscayaan. Saat anak tidak memiliki pemahaman yang bagus, sangat mungkin ia akan merasa kebingungan, menganggap diri aneh, hingga berujung pada depresi.
Baca juga: Inilah Alasan Anak Lebih Cepat Mengalami Pubertas
Selain itu, ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan remaja perempuan mengalami kondisi mental yang tertekan. Depresi lebih sering menyerang remaja yang tidak dengan dengan anggota keluarga, memiliki orangtua yang bercerai, serta mengalami perundungan atau bullying di lingkungan sekolah. Peran orangtua atau orang terdekat sangat penting saat seorang remaja perempuan mengalami depresi.
Mengenali gejala atau tanda-tanda depresi pada remaja adalah hal yang penting dilakukan. Dengan begitu, penanganan bisa diambil untuk mencegah dampak buruk yang muncul dari kondisi ini. Pasalnya, tingkat keinginan bunuh diri pada remaja yang depresi disebut lebih tinggi. Tanpa ada pendampingan yang tepat, remaja depresi disebut 3 kali lebih berisiko melakukan percobaan bunuh diri.
Depresi pada remaja bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari lingkungan, perubahan hormon, pengalaman traumatis, hingga faktor genetik atau keturunan. Ada sejumlah gejala depresi yang bisa dikenali, di antaranya anak menjadi mudah menangis atau tersinggung, hilang semangat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, serta sulit berkonsentrasi.
Remaja yang mengalami depresi juga sering menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur alias insomnia, mudah merasa lelah, sering sakit perut atau kepala, nafsu makan terganggu, hingga menjadi lebih pemurung. Saat anak perempuan menunjukkan gejala ini, cobalah untuk melakukan pendekatan dan beri perhatian padanya.
Namun ingat, jangan memaksa dan sadari bahwa dibutuhkan kemampuan komunikasi yang berbeda pada remaja yang depresi. Jika kondisi ini menjadi semakin parah dan gejala yang muncul semakin mengganggu, ibu dan ayah sebaiknya mencari bantuan psikolog atau psikiater untuk anak. Pada kondisi yang parah, bantuan ahli mungkin dibutuhkan untuk mengembalikan keceriaan anak.
Baca juga: Begini Cara Menumbuhkan Empati pada Anak
Ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan psikolog melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Ajak serta dampingi anak untuk menyampaikan keluhan yang dirasakan pada ahlinya. Namun jika anak minta untuk tidak ditemani, pahami bahwa hal itu adalah untuk kenyamanannya. Aplikasi Halodoc bisa didownload di App Store dan Google Play!