Ovulasi dan Masa Subur serta Kaitannya dengan Peluang Kehamilan

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Oktober 2024

Ovulasi dan masa subur merupakan dua siklus yang saling berkaitan dengan peluang kehamilan seorang wanita.

Ovulasi dan Masa Subur serta Kaitannya dengan Peluang KehamilanOvulasi dan Masa Subur serta Kaitannya dengan Peluang Kehamilan

DAFTAR ISI

  1. Apa itu Ovulasi dan Masa Subur? 
  2. Memahami Proses Terjadinya Ovulasi
  3. Mengenal Tanda-Tanda Ovulasi
    1. Perubahan cairan serviks
    2. Perubahan suhu basal tubuh
    3. Perubahan posisi atau kekencangan serviks
    4. Perubahan lainnya
  4. Kaitan Ovulasi dengan Peluang Kehamilan
  5. Kondisi Medis yang Dapat Memengaruhi Proses Ovulasi

Ovulasi adalah salah satu istilah medis yang bagi para wanita. Nah, istilah ini berkaitan erat dengan masa subur wanita. Sebab, masa subur wanita juga menjadi proses alami yang berkaitan dengan peluang kehamilan. 

Bagi kamu dan pasangan yang sedang merencanakan kehamilan atau justru ingin mencegahnya, kamu perlu memahami mengenai vulasi dan masa subur sekaligus kapan keduanya terjadi. 

Karena itu, tidak ada salahnya untuk memahami ovulasi dan masa subur serta kaitannya dengan peluang kehamilan lebih mendalam. 

Apa itu Ovulasi dan Masa Subur?

Ovulasi adalah fase dalam siklus menstruasi ketika ovarium melepaskan sel telur (ovum) yang sudah matang.

Setelah sel telur matang meninggalkan indung telur, sel telur tersebut bergerak ke saluran tuba falopi. 

Kemudian, sel telur matang aka menunggu terjadinya pembuahan oleh sperma.

Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur dan lapisan dinding rahim akan luruh sehingga keluar sebagai darah menstruasi. Ovulasi rata-rata terjadi pada hari ke 14 dari 28 hari siklus menstruasi

Sebenarnya, masa subur seorang wanita erat kaitannya dengan ovulasi. Namun, perbedaannya terletak pada fakta bahwa masa subur yang berawal sekitar 5 hingga 7 hari sebelum terjadinya ovulasi. 

Sebagai gambaran, jika siklus menstruasi seorang wanita berlangsung selama 28 hari, biasanya masa subur dapat terjadi antara hari ke-10 hingga ke-14 dari siklus tersebut.

Jika bingung, kamu bisa menghitung masa suburmu menggunakan dua cara. Simak cara tersebut dalam artikel: 2 Cara Mengetahui Masa Subur Wanita

Memahami Proses Terjadinya Ovulasi

Ovulasi adalah salah satu tahap utama dalam siklus reproduksi wanita. Dalam proses ini, sebuah sel telur matang dilepaskan dari ovarium dan bergerak menuju tuba falopi. 

Proses ini biasanya terjadi sekali dalam satu siklus menstruasi, sekitar pertengahan siklus, atau pada hari ke-14 dari siklus yang berlangsung selama 28 hari. 

Ovulasi merupakan fase yang krusial untuk pembuahan, karena sel telur hanya dapat bertahan hidup selama 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan.

Jika sperma berhasil membuahi sel telur dalam rentang waktu tersebut, kehamilan bisa terjadi.

Ovulasi dipicu oleh peningkatan hormon luteinizing (LH), yang terjadi akibat perubahan kadar estrogen dalam tubuh.

Saat sel telur dilepaskan, lendir serviks juga berubah menjadi lebih encer dan licin, memudahkan sperma bergerak menuju sel telur.

Mengenal Tanda-Tanda Ovulasi

Tanda-tanda ovulasi dapat bervariasi antara wanita. Namun, ada beberapa tanda umum yang dapat muncul, seperti:

1. Perubahan cairan serviks

Cairan serviks yang menyerupai “putih telur” merupakan tanda seorang wanita mendekati masa ovulasi atau sedang mengalami ovulasi. 

Setiap wanita bisa mengalami jenis cairan serviksnya masing-masing, dan tidak semua cairan serviks terlihat sama. 

Biasanya, ovulasi terjadi pada hari ketika wanita memiliki jumlah cairan basah paling banyak. 

2. Perubahan suhu basal tubuh

Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh terendah yang dapat dicapai saat istirahat.

Untuk mengetahui masa ovulasi dan masa subur, kamu dapat memeriksa suhu basal tubuh.

Bagi kebanyakan wanita, suhu basal tubuh cukup konsisten sebelum ovulasi.

Saat mendekati masa ovulasi, suhu basal ini mungkin mengalami sedikit penurunan. Namun, hal ini akan diikuti oleh peningkatan tajam setelah proses alami ini. 

Peningkatan suhu merupakan tanda bahwa proses ini baru saja terjadi.

Melacak suhu basal tubuh secara akurat selama beberapa bulan dapat membantu seorang wanita memperkirakan kapan siklus ini akan terjadi.

3. Perubahan posisi atau kekencangan serviks

Serviks mengalami banyak perubahan saat wanita berovulasi. Selama ovulasi, leher rahim akan menjadi lunak, tinggi, terbuka, dan basah. 

Bagi sebagian besar wanita, diperlukan waktu untuk dapat membedakan seperti apa serviks biasanya dan perubahan yang terjadi selama siklus ini.

4. Perubahan lainnya 

Selain beberapa tanda sebelumnya, masih ada beberapa indikasi lainnya kalau seorang wanita mengalami ovulasi, meliputi: 

  • Perubahan sensasi di area panggul. Beberapa wanita melaporkan perasaan berat atau sensasi tertentu di daerah panggul selama ovulasi.
  • Peningkatan gairah seksual. Beberapa wanita merasa peningkatan gairah seksual selama ovulasi.
  • Perdarahan flek. Beberapa wanita mengalami perdarahan kecil atau flek selama ovulasi, yang dikenal sebagai perdarahan ovulasi.

Cara Mengetahui Masa Ovulasi

Jika kamu ingin melacak masa ovulasi, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Memeriksa siklus menstruasi

Mengetahui siklus menstruasi adalah langkah awal yang penting dalam melacak masa ovulasi. 

Jika siklus menstruasi teratur, yakni berlangsung selama 28 hari, ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14. 

Namun, setiap wanita bisa memiliki siklus yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk melacak siklus selama beberapa bulan untuk mendapatkan pola yang lebih akurat. 

Ovulasi biasanya terjadi sekitar 12 hingga 16 hari sebelum menstruasi berikutnya dimulai.

2. Metode perhitungan kalender

Metode kalender adalah cara sederhana untuk memperkirakan masa subur dengan menghitung mundur dari tanggal menstruasi berikutnya. 

Metode ini lebih efektif untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi yang teratur.

Caranya adalah dengan mencatat kapan menstruasi terakhir dimulai, kemudian menghitung mundur 14 hari untuk menemukan perkiraan hari ovulasi. 

Sebagai contoh, jika siklus menstruasi berlangsung selama 30 hari, maka ovulasi kemungkinan terjadi pada hari ke-16.

3. Menggunakan ovulation test kit

Untuk lebih akurat, kamu bisa menggunakan ovulation test kit.

Alat ini mendeteksi kadar hormon luteinizing (LH) dalam urine, yang umumnya meningkat tajam sekitar 24 hingga 36 jam sebelum ovulasi. 

Tes ini sangat membantu, terutama bagi wanita yang memiliki siklus tidak teratur. Sebab, alat ini bisa mendeteksi kapan tubuh sedang dalam masa subur.

Kaitan Ovulasi dengan Peluang Kehamilan

Bagi pasangan yang mencoba untuk hamil, mengetahui kapan ovulasi terjadi dapat membantu mereka menentukan waktu terbaik untuk berhubungan seksual dan meningkatkan peluang kehamilan

Sebaliknya, bagi mereka yang ingin mencegah kehamilan, hindari berhubungan seksual selama masa subur bisa menjadi metode kontrasepsi yang efektif.

Sebab, ketika ovulasi terjadi, sel telur bergerak melalui saluran tuba. Di tuba falopi, sel telur bertemu dengan sperma untuk pembuahan. Selama ovulasi, peluang terjadinya kehamilan meningkat secara signifikan. 

Sebab, masa subur biasanya terjadi beberapa hari sebelum ovulasi dan beberapa hari setelahnya.

Nah, sel sperma dapat bertahan dalam tubuh wanita selama beberapa hari sampai akhirnya memicu pembuahan sel telur.  

Jika terjadi pembuahan, setelah sekitar satu minggu, proses implantasi embrio akan dimulai.  Kemudian, tubuh akan melepaskan hormon estrogen dan progesteron.

Kedua hormon ini menyebabkan penebalan endometrium yang berperan penting dalam menyediakan nutrisi yang blastokista butuhkan untuk tumbuh sampai menjadi bayi. 

Bagi kamu yang sedang merencanakan kehamilan, ada sejumlah cara yang juga bisa meningkatkan peluangnya.

Simak informasinya dalam artikel: Ini 13 Cara Cepat Hamil setelah Menikah yang Bisa Dicoba

Kondisi Medis yang Dapat Memengaruhi Proses Ovulasi 

Beberapa kondisi medis dapat memengaruhi ovulasi, antara lain:

  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengganggu ovulasi atau membuatnya tidak teratur.
  • Gangguan tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang aktif (hipotiroidisme) dapat mempengaruhi siklus ovulasi.
  • Stres. Tingkat stres yang tinggi bisa menghambat pelepasan hormon yang diperlukan untuk ovulasi.
  • Berat badan ekstrem. Baik kelebihan berat badan maupun terlalu kurus dapat memengaruhi produksi hormon dan menghentikan ovulasi.

Itulah penjelasan mengenai masa ovulasi dan masa subur serta kaitannya dengan peluang kehamilan.

Jika kamu dan pasangan masih memiliki pertanyaan seputar masalah reproduksi, segeralah hubungi konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan berpengalaman dan tepercaya melalui Halodoc. Jangan khawatir, privasi kamu akan terjaga dengan aman.

Referensi: 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Ovulation. 
WebMD. Diakses pada 2024. Understanding Ovulation & Fertility: Facts to Help You Get Pregnant.
American Pregnancy Association. Diakses pada 2024. Ovulation Symptoms – Am I Ovulating?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan