Otot-Otot Tubuh Menjadi Kaku, Kenali Gejala Stiff Person Syndrome
“Stiff person syndrome memiliki gejala yang mengganggu. Sindrom ini dapat membuat pergerakan tubuh jadi terbatas dan tidak nyaman.”
Halodoc, Jakarta – Gejala stiff person syndrome bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, karena membuat otot tubuh jadi kaku. Kelainan neurologis autoimun langka ini juga bisa membuat pengidapnya lebih rentan jatuh dan cedera, karena kesulitan berjalan.
Penyebab pasti dari sindrom ini tidaklah jelas. Namun, ini kemungkinan besar terjadi akibat respons autoimun yang salah di otak dan sumsum tulang belakang. Gangguan autoimun adalah sekelompok kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru menyerang dan merusak sel-sel sehat.
Gejala Stiff Person Syndrome
Gejala utama stiff person syndrome adalah rasa kaku dan kejang pada otot. Berikut ini pembahasannya:
- Kekakuan Otot
Otot-otot di batang tubuh (dada, punggung, dan perut) dan terkadang tungkai (lengan dan kaki) menjadi kaku. Ini juga bisa terasa nyeri dan tidak nyaman. Selain itu, kekakuan dapat menyebar ke area lain di tubuh dan intensitasnya berfluktuasi atau semakin memburuk.
Seiring waktu, pengidap sindrom ini dapat mengalami perubahan postur jadi lebih bungkuk. Hal ini bisa mempersulit mereka untuk berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.
- Kejang Otot
Gejala khas lainnya dari stiff person syndrome adalah spasme atau kejang otot. Ini biasanya berlangsung beberapa detik atau menit, tetapi terkadang bisa berlangsung selama beberapa jam. Gejala ini bisa mempengaruhi bagian tubuh tertentu atau seluruh tubuh.
Pada beberapa kasus, kejang mungkin sangat parah sehingga dapat menyebabkan pengidap kondisi ini jatuh. Beberapa hal yang bisa memicu kejang otot ini adalah:
- Lampu.
- Suara keras atau tidak terduga.
- Gerakan tiba-tiba.
- Perubahan suhu.
- Stres emosional.
- Sentuhan fisik atau rangsangan.
- Gejala Emosional
Selain gejala fisik, orang dengan stiff person syndrome juga dapat mengalami gejala emosional seperti depresi, kecemasan, dan fobia. Misalnya, pengidap kondisi ini dapat mengembangkan agorafobia, yaitu rasa takut meninggalkan rumah atau pergi ke tempat terbuka atau ramai.
Meninggalkan rumah bisa menakutkan karena suara keras. Seperti suara klakson mobil dapat memicu kejang otot yang melumpuhkan yang dapat menyebabkan mereka jatuh.
Bagaimana Pengobatannya?
Saat ini, tidak ada obat untuk stiff person syndrome. Perawatan melibatkan pengelolaan gejala. Perawatan untuk stiff person syndrome bervariasi tergantung gejala yang terjadi. Tujuan pengobatan adalah untuk mengelola gejala dan meningkatkan mobilitas dan kenyamanan.
Dua strategi perawatan utama meliputi:
- Obat dan Terapi untuk Gejala
Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi kekakuan dan kejang otot yang menyakitkan meliputi:
- Benzodiazepin: Ini adalah golongan obat yang mengobati berbagai kondisi, seperti kecemasan, kejang, dan insomnia. Dokter sering meresepkan diazepam sebagai pengobatan lini pertama untuk sindrom ini.
- Relaksan Otot: Baclofen dapat membantu mengobati kejang otot. Ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot, yang mengurangi kekakuan otot.
- Obat Nyeri Neuropatik: Obat-obatan seperti gabapentin dan pregabalin juga dapat membantu mengatasi gejala stiff person syndrome.
Terapi yang juga dapat membantu mengelola gejala meliputi:
- Terapi fisik.
- Pijat.
- Hidroterapi (terapi air).
- Terapi panas.
- Akupunktur.
- Imunoterapi
Selain dengan obat-obatan dan terapi, stiff person syndrome juga bisa dokter atasi dengan imunoterapi atau pengobatan imunoglobulin intravena (IVIg). Ini dapat memperbaiki gejala bagi beberapa orang dengan stiff person syndrome.
IVIg mengandung imunoglobulin, antibodi alami yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Antibodi ini berasal dari donor orang dengan sistem kekebalan yang sehat.
Itulah pembahasan mengenai gejala stiff person syndrome dan pilihan pengobatan yang tersedia. Jika kamu mengalami gejala sindrom ini, download Halodoc saja untuk berbicara pada dokter melalui chat.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Stiff Person Syndrome.
Very Well Health. Diakses pada 2023. What Is Stiff-Person Syndrome (SPS)?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan