Orangtua Perokok Berisiko Tularkan Kebiasaan Merokok pada Anak di Usia Dini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Oktober 2018
Orangtua Perokok Berisiko Tularkan Kebiasaan Merokok pada Anak di Usia DiniOrangtua Perokok Berisiko Tularkan Kebiasaan Merokok pada Anak di Usia Dini

Halodoc, Jakarta - Kebanyakan anak-anak pasti meniru perilaku orangtuanya. Misalnya, orangtua yang mempunyai kebiasaan merokok, anaknya mungkin akan mengikuti kebiasaan itu di masa yang akan datang. Remaja dengan orangtua perokok mempunyai kemungkinan tiga kali lipat merokok di usia remaja, serta dua kali lebih berisiko kecanduan rokok dibandingkan dengan yang tidak.

Pada sebuah studi, peneliti menganalisis data selama 8 tahun melalui National Survey on Drugs Use and Health. Survey tersebut mengambil polling acak pada 70.000 anak dengan usia 12 tahun ke atas dan melibatkan 35.000 orangtua. Survey tersebut dilakukan untuk menilai hubungan antara kebiasaan merokok orangtua dengan kebiasaan merokok anak.

Ditemukan pada anak dengan orangtua yang tidak merokok, hanya 13 persen yang mengatakan pernah mencoba merokok satu kali di dalam hidupnya. Lalu untuk anak dengan orangtua perokok, 38 persennya pernah mencoba untuk merokok sepanjang hidupnya. Lalu untuk remaja putri, kemungkinan merokok ketika ibunya seorang perokok. Sedangkan untuk remaja putra lebih cenderung merokok jika salah satu orangtuanya merokok.

Selain itu, terdapat dampak lainnya pada anak jika orangtua merokok. Risiko yang mungkin diterima anak dari orangtua dengan kebiasaan merokok selain kecenderungan merokok, yaitu adanya dampak psikologis. Pada sebuah studi mengatakan bahwa anak dengan seorang ibu perokok mempunyai kecenderungan 53 persen lebih besar untuk menunjukkan perilaku negatif, seperti melanggar peraturan, berperilaku kasar, tidak patuh, dan juga menindas orang lain.

Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi, seperti status sosial dan pendidikan orangtua, juga telah dipertimbangkan. Namun, perilaku negatif tetap ditunjukkan oleh anak dengan ibu yang merokok. Walau begitu, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memastikan hal tersebut.

Maka dari itu, apabila kamu seorang orangtua dengan kebiasaan merokok, ada baiknya berhenti merokok untuk masa depan anak-anak. Selain itu, jika kamu sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok, usahakan agar tidak merokok ketika sedang bersama dengan anak kamu. Kebiasaan merokok pada sang ayah juga dapat membuat anak menjadi kebal terhadap obat yang mungkin akan menyelamatkan nyawanya ketika sakit.

Anak dari orangtua dengan kebiasaan merokok juga dapat menerima dampak buruk jika lingkungan sekitarnya banyak perokok. Zat berbahaya di dalam asap rokok, seperti nikotin, dapat menempel di sekitar rumah dan dapat bertahan lama. Hal tersebut biasa disebut dengan third hand smoker. Third hand smoker juga akan lebih berisiko terkena berbagai penyakit.

Sebuah peneliti lokal menemukan bahwa anak-anak memiliki kadar nikotin dalam urinenya sebanyak 4-5 kali lipat lebih tinggi jika ayahnya mempunyai kebiasaan merokok. Anak-anak juga sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Umumnya penyakit yang menyangkut sistem pernapasan seperti asma hingga infeksi saluran pernapasan akut dapat menyerang anak-anak dengan orangtua yang mempunyai kebiasaan merokok.

Selain itu, jangan pernah libatkan anak dalam kebiasaan merokok, seperti meminta anak untuk membelikan rokok atau korek di warung. Selain itu, selalu beri pengertian agar tidak merokok hingga usianya 18 tahun. Para orangtua harus memberi tahu anak efek dari kebiasaan merokok bagi masa depannya.

Itulah penjelasan mengenai orangtua perokok berisiko tularkan kebiasaan merokok pada anak di usia dini. Jika kamu menginginkan saran profesional untuk menghentikan kebiasaan merokok, Halodoc menyediakan layanan diskusi dengan dokter. Diskusi bisa dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Ayo, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga: