Orangtua Perlu Waspada Bahaya Penggunaan Plastik pada Anak
Halodoc, Jakarta - Tampaknya dalam kehidupan setiap orang tidak bisa lepas dari plastik. Meskipun saat ini sudah ada upaya meminimalisir penggunaan plastik, seperti penggunaan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik, tapi tetap saja masih banyak aspek lainnya yang menggunakan plastik. Seperti kemasan plastik di dalam rumah tangga.
Dilansir dari laman Liputan6.com, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyebut bahwa kurang lebih tiga tahun terakhir Komnas Anak fokus pada dampak penggunaan kemasan plastik di dalam rumah tangga.
Arist juga mengingatkan kepada para ibu agar lebih berhati-hati dalam memilih produk, baik makanan maupun minuman, dengan kemasan plastik seperti botol minuman, tempat makan, bahkan kemasan galon isi ulang.
Arist berpendapat, dampak plastik bukan hanya pada kesehatan, tapi juga menghambat pertumbuhan anak secara mental dan intelektual. Seperti apa persisnya?
Baca juga: Pentingnya Menjaga Lingkungan untuk Kesehatan
Benarkah Plastik Berbahaya Bagi Anak?
Cobalah lihat di sekeliling rumah dan hitung berapa banyak barang rumah tangga yang terbuat dari plastik. Perlu diketahui bahwa plastik mengandung bahan kimia sintetis yang disebut Bisphenol A (BPA) yang dapat ditemukan pada lebih dari 80 persen.
BPA menjadi kandungan khusus dalam pembuatan plastik untuk membuat bentuk khusus yang disebut plastik polikarbonat. Kandungan ini digunakan untuk membuat bahan yang kuat dan tahan dari benturan.
Permasalahannya adalah BPA dapat dicerna atau diserap melalui kontak kulit, ini artinya manusia atau khususnya anak, secara teratur terpapar mulai dari pelepasan bahan kimia dari kemasan ke dalam makanan dan minuman. Selama 20 tahun terakhir, berbagai peneliti mengaitkan BPA dengan berbagai dampak kesehatan yang merugikan manusia.
Baca juga: Pentingnya Mengajari Anak untuk Menjaga Lingkungan
Kekhawatiran terbesar adalah dampak pada janin dan anak kecil, di mana mereka memiliki sistem yang belum berkembang baik untuk melakukan detoksifikasi bahan kimia. Konsekuensinya adalah semakin muda seseorang, semakin tinggi tingkat BPA di dalam tubuh.
Cara Mengurangi Penggunaan Plastik
Anak dapat terpapar plastik dari penggunaan peralatan makan sehari-hari. Sumber umum paparan plastik, yaitu:
- Botol minuman, baik botol yang dapat digunakan kembali maupun sekali pakai.
- Makanan kaleng.
- Kaleng minuman ringan.
- Kaleng susu formula bayi.
- Kemasan makanan.
- Wadah penyimpanan makanan.
- Kotak makan siang.
- Botol, boneka, mainan.
Baca juga: 5 Cara Sederhana Mengajari Anak Menjaga Lingkungan
Ayah dan ibu perlu membuat perubahan kecil untuk mengurangi paparan racun dan kimia dari plastik pada anak. Berikut ini tips untuk mengurangi penggunaan atau paparan plastik yang bisa ibu pahami:
- Hindari memanaskan makanan atau minuman dalam wadah plastik. Makanan atau minuman panas membuat bahan kimia beracun larut ke dalam makanan. Jika ingin memanaskan makanan, pindahkan makanan ke wadah keramik atau kaca terlebih dulu.
- Kurangi penggunaan makanan kaleng atau frozen food. Makanan kaleng biasanya dilapisi dengan plastik seperti BPA. Cobalah memilih makanan dengan kemasan kaca jika ingin membeli makanan yang dapat disimpan lama.
- Kurangi makanan kemasan dan tingkatkan makanan segar. Semakin banyak makanan segar yang dikonsumsi, semakin mudah mengurangi penggunaan plastik.
- Ketahui kode aman pada plastik. Di bagian bawah plastik, ayah dan ibu bisa menemukan tanda segitiga dengan angka di dalamnya. Angka-angka yang bersifat mengganggu endokrin adalah 1, 3, 6, dan 7. Angka 2, 4, dan 5 masih cukup aman dan tidak terlalu merusak kesehatan. Meskipun begitu sebaiknya tetap batasi.
Itulah yang perlu diketahui tentang bahaya penggunaan plastik pada kesehatan anak. Jika anak mengalami masalah kesehatan, ibu bisa segera menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!