Orangtua Alami Gangguan Bipolar, Bisakah Menurun ke Anak?
Halodoc, Jakarta - Gangguan bipolar adalah masalah kesehatan mental yang membuat pengidapnya mengalami perubahan suasana hati yang sangat ekstrem. Ketika pengidap bipolar merasa sedih, mereka bisa merasa sangat depresi, putus asa, dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas. Namun, rasa sedih ini bisa tiba-tiba berubah menjadi senang, euforia, penuh semangat, atau justru mudah tersinggung.
Perubahan suasana hati yang sangat ekstrem ini dapat memengaruhi kualitas tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih pengidapnya. Umumnya, gangguan bipolar disebabkan oleh stres tingkat tinggi, trauma pada peristiwa masa lalu atau masalah kecanduan. Namun, benarkah bipolar juga bisa diturunkan? Apakah orangtua yang mengidap bipolar dapat menurunkannya ke anak?
Baca juga: Kejadian Traumatik Bisa Sebabkan Seseorang Alami Bipolar
Apakah Gangguan Bipolar Bisa Diturunkan Ke Anak?
Melansir dari Healthline, para peneliti belum sepenuhnya mengetahui penyebab gangguan bipolar. Namun, mereka telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko, salah satunya adalah riwayat gangguan dalam keluarga. Koneksi ini mungkin disebabkan oleh gen tertentu. Menurut artikel berjudul The genetics of bipolar disorder, orang dewasa yang memiliki kerabat dengan gangguan bipolar memiliki peningkatan risiko rata-rata sepuluh kali lipat untuk mengembangkan gangguan tersebut.
Risiko bisa semakin meningkat jika anggota keluarga yang mengidap gangguan bipolar adalah kerabat yang sangat dekat. Artinya, jika orang tua mengidap gangguan bipolar, anaknya pun punya peluang lebih besar untuk mengembangkannya daripada seseorang yang bibi atau neneknya mengidap gangguan tersebut.
Sedangkan, menurut artikel yang dipublikasikan dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health, faktor genetik menyumbang sekitar 60-80 persen gangguan bipolar. Artinya, faktor keturunan bukanlah satu-satunya penyebab gangguan bipolar. Jadi, ketika seorang anak memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tersebut, bukan berarti ia pasti mengembangkannya di kemudian hari.
Baca juga: Gangguan Bipolar pada Anak Kapan Bisa Terdeteksi?
Gejala Gangguan Bipolar yang Harus Diwaspadai
Apabila kamu atau anggota keluarga mungkin mengalami gangguan bipolar, ada baiknya untuk mengetahui gejala apa yang harus dicari. Ini karena, gejala dapat menentukan jenis gangguan bipolar yang dialami seseorang. Secara umum, gejala utama dari berbagai jenis gangguan bipolar adalah mania dan depresi. Berikut gejala umum gangguan bipolar yang perlu kamu kenali:
- Sering gelisah dan berperilaku impulsif.
- Punya penilaian yang buruk.
- Suka punya persepsi yang tidak realistis.
- Bisa sangat bahagia seperti euforia.
- Sering melakukan perilaku berisiko, seperti berjudi, mengemudi dalam keadaan mabuk, atau seks impulsif.
- Berbicara dengan cepat.
- Cepat berpikir.
Adapun gejala depresi pengidap bipolar yang mirip seperti gejala depresi biasa. Pastikan kamu bisa membedakannya. Ini ciri-ciri gejala depresi pada pengidap bipolar:
- Mengalami kelelahan yang intens.
- Kesedihan yang berkepanjangan dan ekstrem.
- Berbicara perlahan.
- Sulit fokus dalam mengambil keputusan.
- Nafsu makan yang buruk.
- Putus asa.
- Punya pikiran untuk menyakiti diri sendiri, termasuk bunuh diri.
- Menarik diri dari teman dan keluarga.
- Kehilangan minat pada aktivitas dan hobi.
Baca juga: Apa yang Membedakan Gangguan Bipolar dengan Depresi?
Sayangnya, tidak ada cara pasti untuk mencegah gangguan bipolar. Namun, mendapatkan perawatan pada tanda paling awal dari gangguan kini dapat sangat membantu mencegah gangguan bipolar atau kondisi kesehatan mental lainnya memburuk. Bila kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai kondisi ini, hubungi psikolog di Halodoc saja. Melalui aplikasi ini, kamu bisa menghubungi psikolog kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.