Orangtua Ajarkan Berbohong Bisa Buat Anak Jadi Pembohong
Halodoc, Jakarta – Ada peribahasa yang mengatakan “Buah jauh tidak jauh dari pohonnya” yang kurang lebih berarti bahwa sifat yang dimiliki anak sebagian besar adalah warisan dari orangtuanya. Bukan tanpa alasan, pasalnya masa-masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak sangat bergantung pada pola asuh yang diterapkan orangtua di rumah.
Baca juga: Cegah Sikap Berbohong pada Anak Melalui Pendekatan Emosional
Anak-anak adalah peniru yang baik, dengan kata lain anak akan mengikuti apa saja yang dilihat di sekitar, entah hal yang baik ataupun tidak. Jika orangtua terbiasa berbohong atau mengajarkan anak untuk berbohong, maka hal itu bisa menjadi kebiasaannya dan membentuk anak jadi pembohong. Hal itu sebaiknya dihindari, sebab seperti diketahui berbohong adalah hal yang tidak baik.
Orangtua Jangan Berbohong pada Anak
Rumah dan keluarga adalah tempat pertama anak belajar mengenai hampir semua hal. Anak kecil cenderung akan belajar dengan meniru apa yang dilihat di rumah dan apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Jika ayah dan ibu tidak ingin Si Kecil tumbuh menjadi pembohong, maka cara terbaik adalah dengan menjadi contoh. Hal yang juga harus diingat, jangan pernah mengajarkan dan membenarkan kebohongan.
Anak-anak yang terbiasa mendengar kebohongan atau bahkan melakukan hal ini, cenderung akan tumbuh dengan membawa sifat tersebut. Dalam jangka panjang, anak akan beranggapan bahwa bohong adalah hal yang wajar karena sudah dilakukan dan sudah sering dilihat sejak masih kecil. Kalau itu yang terjadi, anak mungkin nantinya akan kesulitan untuk menjalani kehidupan sosial dengan baik.
Ada banyak alasan yang bisa membuat anak tidak berkata jujur dan hal itu sebenarnya cukup sering terjadi. Namun, bukan berarti orangtua boleh diam saja dan membiarkan anak terus-menerus melakukan hal itu. Sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak. Selain mencegahnya dari kebiasaan berbohong, hal ini juga bisa membentuk pribadi Si Kecil menjadi lebih ramah, suka membantu, dan memiliki rasa empati yang tinggi.
Maka dari itu dikatakan, orangtua dan saudara di rumah menjadi kunci penting untuk mencegah anak-anak berkembang dengan membawa kebiasaan tidak berkata jujur. Selalu usahakan untuk menyampaikan hal yang sebenarnya dan jangan berbohong, sehingga anak akan terbiasa pula melakukan hal yang sama dengan apa yang dilihat.
Seperti kebiasaan berbohong yang bisa terus melekat dan dibawa anak dalam pertumbuhannya, terbiasa berkata jujur juga memiliki dampak yang sama. Jika di rumah atau di manapun orangtua terbiasa berkata jujur, maka lama-kelamaan anak akan mengikutinya dan akan memiliki kebiasaan yang sama pula. Selama masih bisa berkata jujur, sebaiknya hindari kebiasaan berbohong apalagi mengajari anak berbohong.
Jika orangtua merasa terkadang perlu berbohong karena alasan kebaikan alias white lies, sebaiknya hentikan. Jangan membenarkan hal-hal yang salah, terutama di depan anak-anak. Sebab tak dapat dimungkiri, apapun alasannya, bohong tetaplah perilaku buruk yang tidak pantas dicontoh. Maka dari itu, orangtua sebaiknya menjadi panutan anak dalam bersikap dan berkata jujur agar perkembangan sang buah hati lebih sempurna.
Baca juga: Jangan Sakit Hati, Ada Alasan Anak Berbohong
Lakukan Ini Jika Anak Berbohong
Lalu, apa yang bisa dilakukan orangtua saat mendapati anaknya berbohong? Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar kebiasaan berbohong yang dilakukan anak dapat diatasi:
1. Buatlah Anak Merasa Nyaman dengan Keberadaan Orangtua
Saat ibu mengetahui anak berbohong, sebaiknya jangan langsung memarahi anak atau menuduh anak. Hal pertama yang perlu ibu lakukan adalah membuat anak tetap merasa nyaman dengan kehadiran orangtua. Sampaikan pada anak dengan baik dan tegas bahwa ibu mengetahui anak berbohong. Sampaikan pada anak bahwa perbuatan tersebut tidak baik dan tidak boleh dilakukan kembali ke depannya. Ibu juga bisa katakan pada anak, bahwa anak yang bohong akan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
2. Cari Tahu Alasan Berbohong
Setelah anak yang bohong akan merasa nyaman, ibu bisa bertanya pada anak mengenai alasan atau penyebab anak berbohong. Jika anak tindakan ini dilakukan karena anak sedang bermain dengan imajinasinya, sampaikan pada anak bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan. Namun, jika dia berbohong untuk menutupi rasa takut atau kesalahan yang dilakukan, katakana padanya, dengan mengakui kesalahan yang dilakukan adalah perbuatan terpuji dan baik.
3. Berikan Anak Konsekuensi
Tidak ada salahnya memberikan anak yang bohong akan konsekuensi atas perbuatannya. Namun, berikan dengan cara yang tepat dan tidak berlebihan. Jika anak menjatuhkan makanan dan ia berbohong karena ia takut, berikan penjelasan secara perlahan, lalu ajak anak untuk membereskan makanan yang ia jatuhkan sebagai konsekuensi. Utarakan hal ini dengan kalimat dan cara yang dimengerti anak sesuai usianya.
Baca juga: Awas, Orangtua yang Otoriter Sebabkan Anak Jadi Pembohong
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebiasaan berbohong pada anak. Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter atau psikologi anak melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. Diakses pada 2021. Lying and Children.
Parent Cue. Diakses pada 2021. 5 Ways to Encourage Your Kids to Tell The Truth.
Mc Gill. Diakses pada 2021. Punishing kids for lying just doesn’t work.
Very Well Family. Diakses pada 2021. What to Do When Kids Lie.
Psychology Today. Diakses pada 2021. When Parents Lie.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan