Orang Bertubuh Tinggi Rentan DVT, Benarkah?
Halodoc, Jakarta – Deep vein thrombosis (DVT) adalah kondisi yang terjadi ketika ada penggumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh darah vena. Bagian tubuh yang paling sering menjadi lokasi munculnya DVT adalah paha atau betis, sehingga bisa menyebabkan kaki pengidapnya terasa nyeri dan bengkak. Nah, katanya orang yang memiliki tungkai yang panjang alias bertubuh tinggi rentan terkena DVT. Benarkah demikian? Yuk, cari tahu jawabannya di sini.
Walaupun deep vein thrombosis paling sering terjadi di daerah kaki, tapi tidak menutup kemungkinan penggumpalan darah ini juga bisa muncul di bagian tubuh lainnya. Intinya, bagian tubuh mana saja yang memiliki pembuluh darah vena dalam berisiko terkena DVT. Gejala DVT pada tungkai antara lain bengkak, timbul rasa panas disertai nyeri, dan perubahan warna tungkai menjadi merah atau biru. Sebaiknya DVT jangan dibiarkan saja, karena kondisi tersebut berpotensi menyebabkan komplikasi yang serius. Gumpalan darah yang terbentuk di paha atau betis ini bisa masuk ke aliran darah dan menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru. Kondisi ini dinamakan emboli paru.
Baca juga: Jarang Diketahui, Penggumpalan Darah di Pembuluh Vena Bisa Berakibat Fatal
Penyebab dan Faktor Risiko DVT
Terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah vena ini ternyata tidak ada hubungannya dengan tinggi badan seseorang. Melainkan, DVT terjadi akibat kondisi-kondisi yang menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat atau tidak bisa menggumpal secara normal. Contoh kondisi yang bisa menyebabkan DVT, antara lain cedera pada vena, pembedahan, konsumsi obat-obatan tertentu, dan jarang bergerak.
Selain itu, terdapat juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami DVT. Semakin banyak faktor yang kamu miliki, semakin besar juga risiko kamu terkena DVT. Faktor risiko DVT meliputi:
-
Usia. DVT bisa terjadi di usia berapa saja, tapi risiko seseorang terkena DVT semakin tinggi bila sudah berusia di atas 40 tahun.
-
Faktor Genetik. Beberapa orang mewarisi kelainan dari keluarga yang membuat pembekuan darah jadi lebih mudah terjadi. Hal ini sebenarnya tidak berisiko menyebabkan DVT, tapi bila dikombinasikan dengan satu atau lebih faktor risiko lainnya, maka orang yang mewarisi kelainan genetik ini berisiko tinggi mengalami DVT.
-
Istirahat Total dalam Waktu yang Lama. Misalnya, orang yang perlu dirawat di rumah sakit dalam waktu yang lama atau orang yang mengalami kelumpuhan. Hal ini karena ketika kaki tidak bergerak dalam waktu yang lama, otot betis tidak akan berkontraksi lagi untuk membantu memperlancar sirkulasi darah. Akibatnya, DVT lebih mudah terjadi.
Baca juga: Makan Siang di Meja Kerja Bisa Kena Pembekuan Darah di Pembuluh Vena
-
Cedera atau Operasi. Cedera pada pembuluh darah atau baru menjalani operasi juga bisa meningkatkan risiko pembekuan darah.
-
Kehamilan. Bobot janin yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan bisa meningkatkan tekanan di pembuluh darah di panggul dan kaki ibu hamil. Itulah sebabnya ibu hamil rentan mengalami DVT. Apalagi pada wanita hamil yang juga memiliki kelainan pembekuan bawaan, maka risiko DVT akan bertambah lebih besar. Risiko pembekuan darah dari kehamilan bisa berlanjut sampai enam minggu setelah ibu melahirkan.
Baca juga: 5 Cara Atasi Kaki Bengkak Ibu Hamil
-
Mengonsumsi Pil KB atau terapi penggantian hormon. Keduanya dapat meningkatkan potensi darah kamu untuk menggumpal.
-
Obesitas. Nyatanya, bukan tinggi badan yang menyebabkan risiko seseorang terkena DVT bertambah tinggi, melainkan berat badan. Hal ini karena memiliki berat badan yang sangat berlebih bisa meningkatkan tekanan di pembuluh darah di panggul dan kaki kamu, sehingga akhirnya terjadilah DVT.
-
Merokok. Kebiasaan tidak sehat yang satu ini ternyata juga dapat memengaruhi sirkulasi darah, sehingga meningkatkan risiko kamu terkena DVT.
-
Kanker. Beberapa jenis kanker meningkatkan zat dalam darah kamu, sehingga menyebabkan darah lebih mudah menggumpal. Beberapa bentuk pengobatan kanker juga meningkatkan risiko pembekuan darah.
-
Duduk terlalu lama. Misalnya, saat menyetir atau dalam penerbangan. Hal ini karena gumpalan darah bisa terbentuk di betis kaki bila otot betis tidak bergerak dalam waktu lama.
Jadi kesimpulannya, tinggi badan tidaklah termasuk dalam faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena DVT. Kalau kamu ingin tahu lebih banyak seputar deep vein thrombosis, tanyakan saja langsung ke ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk bertanya soal kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan