Oral Seks yang Dipaksakan Bisa Kena Pidana, Ini Bahayanya
Halodoc, Jakarta – Oral seks menjadi salah satu topik bahasan dalam Rancangan Undang Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) yang rencananya akan disahkan Agustus 2019. Oral seks yang dipaksakan dianggap sebagai bagian dari kekerasan seksual, sehingga bisa dipidanakan.
Terlepas dari dianggap sebagai perilaku melanggar hukum, oral seks dianggap berbahaya terhadap kesehatan. Kenikmatan yang diberikan, tidak sebanding dengan risiko kesehatan yang didapatkan. Oral seks dapat menularkan penyakit herpes yang bisa menetap seumur hidup dan muncul sewaktu-waktu.
Baca juga: Mitos dan Fakta Seks Saat Hamil
Penyakit yang “Tertidur”
Kamu tidak akan pernah tahu kalau kamu atau pasanganmu terkena herpes, karena virus ini tidak kasat mata dan hanya bisa diketahui ketika sedang outbreak alias sedang kumat. Perpindahan virus ini juga sangat fleksibel, bisa melalui kontak bibir ataupun kontak antar kelamin yang tidak harus penetrasi—jadi bisa ditularkan ketika petting.
Tanpa aroma menyengat, kulit mulus, dan terlihat seperti kelamin pada umumnya, tetapi kamu tidak pernah tahu kalau pasanganmu ternyata mengidap herpes. Kamu juga tidak tahu kalau pasanganmu sudah menularkan herpes, karena lagi-lagi penularannya bisa tidak terdeteksi.
Tahu-tahu, ketika imunitas tubuhmu melemah dan virus herpes yang “tertidur” bangun lalu outbreak, kamu akan mengalami ruam menyakitkan di area genital. Uniknya, ketika fase awal outbreak, gejala yang dirasakan seperti tidak serius.
Flu, sakit kepala, dan meriang, yang akan kamu sangka sebagai reaksi masuk angin mungkin? Kemudian, baru ada rasa gatal dan kembung di area genital disertai kemunculan jerawat, seperti nanah. Bahkan, dokter bisa terkecoh mengira gembung seperti jerawat yang muncul di area genital tersebut hanya ruam biasa akibat tergesek kain pakaian dalam, rambut kemaluan yang tercabut, dan gesekan penetrasi yang terlalu keras.
Pada akhirnya, ketika outbreak barulah ketahuan kalau itu penyakit herpes. Bagaimana tahu seseorang terkena herpes atau tidak ketika outbreak tidak terjadi? Satu-satunya cara adalah dengan melakukan pemeriksaan IgM HSV untuk mengetahui apakah memang benar terinfeksi herpes atau tidak.
Ketakutan orang awam biasanya lebih terkonsentrasi pada penetrasi tanpa pengaman alias skin to skin, dengan kekhawatiran utama adalah cairan kelaminlah yang menjadi pemicu penyakit kelamin. Padahal, rumusan ini tidak berlaku pada penyakit herpes. Kamu bisa mendapatkannya dengan hanya petting dan oral—sesuatu yang dianggap sebagai aktivitas yang memberikan kepuasan maksimal tanpa risiko.
Baca juga: Hati-Hati, Ini 4 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Menjadi Pemicu Kutil Kelamin
Ketika kamu mengidap herpes simplex tipe 1 (oral herpes), dan memberikan oral seks kepada seseorang, maka orang tersebut bisa mengidap herpes yang disebabkan oleh herpes simplex tipe 1.
Wanita Lebih Rentan
Pun, ketika jenis yang kamu idap adalah herpes simplex tipe 2 (genital herpes), dan seseorang memberikan oral seks ke kelaminmu, besar kemungkinan orang tersebut akan terinfeksi herpes simplex tipe 2 yang akan memberikan perlukaan pada area mulutnya. Hal yang sebaliknya juga berlaku. Makanya, efek dari penularan virus herpes ini disebut pingpong karena kamu dan pasangan bisa saling menularkan virus tersebut.
Sebenarnya sih, ketika kamu melakukan aktivitas oral seks ke pasangan yang mengidap herpes simplex, belum tentu virus tersebut akan mengendap di tubuhmu, Kalau imun tubuhmu kuat, bisa jadi virus “gagal” masuk ke tubuh. Namun, siapa yang bisa memastikan sistem kekebalan tubuhmu kuat?
Kembali lagi terkait oral seks, sebenarnya perempuan lebih rentan terkena penyakit kelamin ataupun infeksi melalui pemberian oral. Vagina adalah organ yang kompleks dan sangat sensitif. Keseimbangannya perlu dijaga supaya kondisinya tetap normal.
Baca juga: Benarkah Ukuran Mr P yang Terlalu Besar Bisa Melukai Miss V
Begitu sensitifnya vagina, kalau kamu membasuh kelamin dengan sabun yang salah bisa memicu gangguan. Nah, apalagi oral seks—siapa yang tahu kebersihan mulut pasanganmu? Ada banyak infeksi yang tertular melalui oral seks. Ada begitu banyak bakteri di mulut. Belum lagi nikotin yang menempel di mulut, besar kemungkinan terjadi perpindahan nikotin dari mulut ke vagina yang menyebabkan gangguan yang signifikan.
Sejatinya, pengaturan undang-undang dan anjuran kesehatan dibuat bukan bermaksud membatasi kesenangan orang bereksperimen dalam hal seks. Alangkah lebih baik lagi demi kesehatan, kamu menomorsatukan kesehatan.
Penularan herpes sebagai risiko dari oral seks, juga bisa mengancam kualitas hidup keturunanmu kelak. Wanita yang mengidap herpes simplex, disarankan untuk tidak melahirkan secara normal melainkan caesar. Kualitas hidupmu juga bisa terganggu, ketika harus senantiasa menjaga imunitas tubuh tetap tangguh supaya virus tidak terbangun dari tidurnya.
Ingin tahu lebih banyak mengenai oral seks dan dampaknya pada kesehatan? Atau masih kurang jelas mengenai bahaya herpes, bisa tanyakan langsung ke ke Halodoc. Psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Referensi:
WebMD (Diakses pada 2019). Herpes Simplex Virus: HSV 1 & HSV 2
Angsamerah (Diakses pada 2019). Tes Herpes di Angsamerah
Healthline (Diakses pada 2019). How to Know If you Have Herpes
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan