Operasi Caesar Lebih dari Tiga Kali, Ini Potensi Risikonya
“Operasi caesar adalah sayatan dengan pisau bedah konvensional untuk mengeluarkan bayi dalam kandungan. Adapun potensi risikonya, yakni infeksi, perdarahan, bekuan darah dan cedera.”
Halodoc, Jakarta – Operasi caesar atau sesar adalah proses melahirkan melalui sayatan horizontal. Prosesnya dilakukan dengan pisau bedah konvensional, tepat di atas tulang kemaluan.
Metode sesar biasanya dilakukan ketika ibu tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan normal karena indikasi kesehatan. Misalnya, posisi bayi sungsang, kondisi gawat janin, kelainan bawaan atau infeksi dalam rahim.
Sebenarnya, tidak ada angka pasti yang menjadi batas maksimal operasi caesar. Namun, disarankan tidak melakukan prosedur persalinan ini lebih dari tiga kali, karena dapat meningkatkan potensi risiko.
Potensi Risiko Operasi Caesar
1. Infeksi
Infeksi adalah risiko yang terjadi akibat kurang terjaganya kebersihan di area luka bekas sayatan. Juga, perawatan luka yang tidak dilakukan dengan benar pasca prosedur operasi caesar.
Infeksi biasanya muncul dalam waktu beberapa minggu pasca operasi. Di fase ini, pengidap akan mengalami beberapa gejala. Di antaranya, nyeri, pembengkakan, keluarnya nanah dan kemerahan.
Infeksi juga bisa terjadi di jaringan atau lapisan rahim. Tandanya yakni nyeri di area perut, keluar cairan keputihan abnormal, demam atau perdarahan dengan volume darah yang berlebihan.
2. Perdarahan
Risiko selanjutnya yakni perdarahan. Sebenarnya, kehilangan banyak darah saat persalinan merupakan kondisi yang normal. Yang jadi masalah adalah jika volumenya sangat banyak atau postpartum.
Penyebab umumnya yakni sayatan yang tidak cukup untuk mengeluarkan bayi. Kondisi ini menyebabkan putusnya jaringan dan pembuluh darah di sekitar sayatan yang berdampak pada perdarahan.
3. Bekuan Darah
Pembekuan darah adalah bentuk darah yang berubah dari cair menjadi seperti gel. Kondisi ini sebenarnya tidak membahayakan nyawa, karena darah beku dapat melindungi tubuh dari perdarahan.
Namun, kasusnya berbeda ketika gumpalan darah beku muncul dan menyumbat pembuluh darah. Ini berisiko dialami saat proses persalinan caesar dan disebut dengan deep vein thrombosis. Umumnya terjadi di pembuluh darah paha atau betis.
4. Efek Samping Obat Bius
Sebelum operasi caesar, ibu hamil akan diberikan obat bius guna memberikan efek kebas agar tubuh tidak merasakan sakit saat proses pembedahan berlangsung. Namun, obat yang diberikan berpotensi menimbulkan efek samping.
Adapun efek sampingnya, yakni penurunan tekanan darah dan sakit kepala. Juga, rasa tidak nyaman di area punggung bekas suntikan. Kondisi tersebut dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 1 hingga 2 hari.
5. Cedera
Cedera saat persalinan caesar bisa terjadi ketika kandung kemih tidak sengaja tersayat. Potensi risikonya semakin tinggi pada ibu hamil yang sudah beberapa kali menjalani metode operasi ini.
Meski terbilang aman, potensi risiko dari operasi caesar di atas juga perlu diwaspadai. Salah satu cara menghindari metode ini yakni dengan menjaga kehamilan tetap sehat agar persalinan bisa berjalan dengan normal.
Guna membantu menjaga kesehatan saat hamil, disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan mengonsumsi suplemen penunjang kesehatan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Caranya, download Halodoc segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut, ya. Dapatkan juga informasi menarik seputar kesehatan, kehamilan dan pertumbuhan anak lewat Halodoc.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. How many C-sections can women safely have?
National Health Service UK. Diakses pada 2022. Caesarean Section.
American Pregnancy. Diakses pada 2022. Risks of a Cesarean Procedure.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan