Nyeri Saat Berhubungan Intim Bisa Jadi Vaginismus

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   18 Mei 2021
Nyeri Saat Berhubungan Intim Bisa Jadi VaginismusNyeri Saat Berhubungan Intim Bisa Jadi Vaginismus

Halodoc, Jakarta - Hubungan intim seharusnya jadi aktivitas yang menyenangkan. Namun, beberapa wanita mengalami nyeri saat berhubungan intim, sehingga tidak bisa menikmatinya. Salah satu penyebab umumnya adalah vaginismus.

Vaginismus terjadi ketika otot-otot di sekitar vagina mengencang ketika penetrasi seksual dilakukan. Meski tidak memengaruhi gairah seksual, vaginismus dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan intim. Simak lebih lanjut tentang vaginismus dalam pembahasan berikut ini.

Baca juga: Ketahui 6 Gejala Vaginismus yang Perlu Diwaspadai

Memahami Gejala Vaginismus

Ketika mengalami vaginismus, terdapat gangguan pada kelompok otot pubococcygeus yang berperan dalam aktivitas buang air kecil, hubungan intim, orgasme, buang air besar, dan melahirkan. Secara umum, vaginismus terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.

Vaginismus primer terjadi ketika nyeri terjadi sejak pertama kali berhubungan intim. Sementara itu, pada vaginismus sekunder, awalnya tidak terasa nyeri, tetapi tiba-tiba jadi terasa nyeri. 

Beberapa gejala yang dapat terjadi ketika mengalami vaginismus adalah:

  • Nyeri saat berhubungan intim, disertai sensasi terbakar atau menyengat.
  • Sulit atau tidak dapat melakukan penetrasi.
  • Nyeri saat akan memasang tampon.
  • Nyeri saat menjalani pemeriksaan ginekologis.
  • Mengalami kejang otot saat mencoba penetrasi seksual.

Meski begitu, setiap pengidap vaginismus dapat mengalami gejala yang bervariasi. Begitu pula tingkat keparahannya, bisa ringan hingga berat. Jika kondisi ini dibiarkan, kualitas hidup dan hubungan dengan pasangan bisa terganggu. 

Oleh karena itu, jika kamu mengalami gejala vaginismus seperti yang dijelaskan tadi, segera gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan secepat mungkin, sesuai kondisi yang dialami.

Baca juga: Mengalami Vaginismus, Ini Tips Tetap Mesra dengan Pasangan

Berbagai Hal yang Bisa Sebabkan Vaginismus

Ada banyak hal yang bisa jadi penyebab vaginismus, baik fisik, mental, atau kombinasi keduanya. Secara umum, faktor fisik yang bisa jadi penyebab vaginismus adalah:

  • Infeksi saluran kemih.
  • Dampak persalinan.
  • Menopause.
  • Efek operasi panggul.
  • Foreplay yang kurang.
  • Vagina kering.
  • Efek samping obat-obatan.

Sementara itu, faktor psikis atau emosional yang bisa jadi penyebab vaginismus adalah:

  • Rasa takut berhubungan intim.
  • Sedang cemas atau stres.
  • Ada masalah dalam hubungan dengan pasangan, seperti mengalami kekerasan, kekecewaan, atau ketidakpercayaan.
  • Pernah mengalami kejadian traumatis sebelumnya yang terkait hubungan intim.

Bagaimana Cara Mengatasi Vaginismus?

Untuk memastikan diagnosis vaginismus, dokter biasanya akan mengecek riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan panggul. Lalu, prosedur pengobatan akan dilakukan berdasarkan apa yang jadi penyebabnya. Beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi vaginismus adalah:

1.Latihan untuk Mengontrol Otot Dasar Panggul

Latihan ini bertujuan untuk membuat kontrol terhadap otot-otot dasar panggul meningkat. Beberapa latihan yang dapat dilakukan adalah senam kegel dan rileksasi. 

2.Terapi dan Konseling Seks

Dilakukan dengan melibatkan pembelajaran mengenai anatomi vagina, serta yang terjadi ketika merasakan gairah seksual dan berhubungan intim. Terapi juga dilakukan untuk membantu pengidap vaginismus memahami otot-otot mana saja yang terlibat, dan bagaimana meresponnya.

Selain terapi, pengidap vaginismus dan pasangan juga bisa berdiskusi dengan konselor seks. Konselor mungkin dapat melakukan rileksasi dan hipnosis, untuk membuat pengidap merasa nyaman saat berhubungan intim. 

Baca juga: Mengidap Vaginismus, Apakah Harus Menemui Psikolog?

3.Dilator Vagina

Bila diperlukan, dokter atau konselor seks dapat merekomendasikan penggunaan dilator vagina. Alat berbentuk kerucut ini digunakan dengan cara ditempatkan pada vagina. Lalu, ketika semakin membesar otot-otot vagina pun akan meregang dan menjadi lebih fleksibel. 

Perawatan dengan menggunakan dilator vagina umumnya dilakukan beberapa kali. Setelah melakukan serangkaian perawatan, pengidap vaginismus dan pasangan dapat mencoba melakukan hubungan intim lagi.

Itulah sedikit pembahasan mengenai vaginismus. Ketahuilah bahwa gangguan seksual ini dapat diatasi. Jadi, jangan ragu untuk berbicara pada dokter jika merasa mengalaminya, ya.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. What You Need To Know About Vaginismus.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What Is Vaginismus?