Nyeri Dada Tak Kunjung Membaik, Perlukah ke Dokter Spesialis Jantung?
“Kamu harus segera menghubungi dokter jika merasakan nyeri dada berulang saat polanya berhubungan dengan situasi tertentu, seperti olahraga atau ketika tubuh sedang tegang. Ini dikarenakan gejala demikian menjadi penanda kalau kamu memerlukan tes stres untuk mencari penyakit jantung yang mendasarinya.”
Halodoc, Jakarta – Tahukah kamu kalau jantung adalah satu otot yang bekerja begitu keras dan berdetak lebih dari 100.000 kali sehari? Nyeri dada merupakan salah satu tanda khas dari masalah jantung. Meskipun ada penyebab lain dari nyeri dada yang tidak berhubungan dengan jantung, tetapi tidak dipungkiri kalau nyeri dada tak kunjung membaik bisa menjadi tanda serangan jantung.
Ketika berhubungan dengan kesehatan jantung, nyeri dada yang biasanya dialami akan memicu sensasi dada yang tumpul, seperti diremas atau tertekan. Rasa sakitnya juga bisa menjalar ke lengan kiri atau menjalar ke rahang. Perlukah ke dokter spesialis jantung jika nyeri dada tak kunjung membaik? Baca selengkapnya di sini!
Tanda-Tanda Nyeri Dada yang Membutuhkan Pemeriksaan Dokter
Kamu harus segera menghubungi dokter jika merasakan nyeri dada berulang saat polanya berhubungan dengan situasi tertentu, seperti olahraga atau ketika tubuh sedang tegang. Ini dikarenakan gejala demikian menjadi penanda kalau kamu memerlukan tes stres untuk mencari penyakit jantung yang mendasarinya.
Baca juga: Ketahui Penyebab Nyeri Dada yang Datang dan Pergi
Kamu perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung jika nyeri dada berhubungan dengan aktivitas, seperti menyedot debu atau menaiki tangga. Apalagi bila kejadiannya sangat serius yang menimbulkan ketidaknyamanan sangat parah bahkan tidak kunjung hilang. Jika ini terjadi, kamu harus pergi ke UGD karena ini bisa jadi karena serangan jantung atau masalah serius lainnya.
Terkait gejala yang mengiringi nyeri dada yang menandakan perlunya pemeriksaan ke dokter spesialis jantung adalah sebagai berikut:
1. Berlangsung beberapa menit, bukan detik
2. Disertai sesak napas
3. Diperparah dengan kehilangan kesadaran atau hampir pingsan
4. Mual atau muntah
5. Keringat berlebih
6. Sensasi pusing
7. Datang dengan denyut nadi cepat atau tidak teratur
Terkait nyeri dada, ada tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah nyeri dada. Apa sajakah itu?
Baca juga: Nyeri Dada saat Olahraga, Ini Beberapa Penyebabnya
1. Berhenti merokok
Merokok dapat memperbesar kemungkinan kamu mengalami gangguan kesehatan pada jantung. Sebaik-baiknya, ahli medis merekomendasikan untuk berhenti merokok sebagai tindakan pencegahan signifikan.
2. Olahraga
The American Heart Association merekomendasikan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik. Itu berarti 30 menit jalan cepat, joging, atau berenang, setidaknya lima hari dalam seminggu.
3. Pemeriksaan rutin
Senantiasa melakukan pemeriksaan fisik termasuk tes darah setidaknya setahun sekali sangat direkomendasikan. Ini dilakukan untuk memastikan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam kisaran yang sehat dan kamu tidak memiliki diabetes yang tidak terdiagnosis.
Baca juga: Benarkah Berbahaya Mandi saat Berkeringat setelah Berolahraga?
4. Minum obat
Bicaralah dengan dokter tentang apakah kamu harus mulai mengonsumsi aspirin setiap hari untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Kini kamu bisa dengan mudah tebus resep obat di Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, pesanan kamu bisa segera dikirimkan ke rumahmu kurang dari satu jam. Praktis bukan? Yuk segera download Halodoc sekarang di smartphone kamu!
Baca juga: 3 Jenis Serangan Jantung yang Perlu Diwaspadai
Perlu diketahui kalau orang dengan kondisi kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko dirinya mengidap sakit jantung. Jika kamu memiliki tekanan darah tinggi, kamu berisiko mengalami serangan jantung.
Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding arteri. Tekanan darah yang meningkat secara kronis menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Kemudian, ada korelasi kuat antara penyakit kardiovaskular dan diabetes. Gula darah yang tidak terkontrol dengan baik memengaruhi fungsi pembuluh darah dan sangat meningkatkan risiko terkena penyakit arteri koroner. Dokter spesialis jantung dapat bekerja dengan dokter perawatan primer untuk membantu menentukan strategi pengobatan atau pencegahan apa yang dapat menurunkan risiko kamu mengalami serangan jantung.