Nyeri Berulang, Pahami dan Ketahui Cara Mengatasinya
“Nyeri berulang pada tubuh yang tidak segera ditangani bisa menimbulkan kekambuhan dan menurunkan kualitas hidup. Ada sejumlah cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya, mulai dari fisioterapi hingga mengonsumsi obat dengan kombinasi kandungan paracetamol dan vitamin B neurotropik.”
Halodoc, Jakarta – Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman di tubuh yang bersifat ringan atau berat. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor seperti gaya hidup yang keliru hingga cedera.
Masalah kesehatan yang satu ini bisa menyebabkan ketegangan, terutama jika tubuh berusaha menahan rasa sakit yang dialami.
Apabila nyeri terjadi secara intens dan berulang, kamu perlu waspada. Contohnya pada kasus carpal tunnel syndrome yang dipicu oleh gerakan tangan berulang seperti saat bermain game, mengetik, hingga bermain alat musik. Sebab kondisi ini mungkin bukan nyeri biasa, melainkan nyeri campuran (mixed pain) yang bisa mengganggu produktivitas.
Nah, kabar baiknya, ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi nyeri berulang. Berikut ulasan selengkapnya!
Mengenal Gejala Nyeri Berulang
Nyeri berulang merupakan nyeri yang terjadi pada tubuh, setidaknya tiga kali dalam tiga bulan terakhir. Kondisi ini bisa terjadi cukup parah, bahkan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri berulang salah satunya bisa disebabkan oleh nyeri campuran (mixed pain).
Nyeri campuran umumnya ditemukan pada kasus low back pain (LBP) atau nyeri pada punggung bagian bawah. Menurut jurnal berjudul Evaluation and Treatment of Low Back Pain in Adult Patients yang dipublikasikan dalam Orthopaedic Nursing, diperkirakan lebih dari 80% orang dewasa pernah mengalami nyeri terutama di bagian punggung bawah selama hidup mereka.
Selain nyeri pada punggung bagian bawah, nyeri campuran juga kerap muncul pada gangguan kesehatan lain. Contohnya seperti lumbar Spine atau gangguan tulang belakang (54%), osteoarthritis atau radang sendi (29.1%), dan carpal Tunnel Syndrome atau nyeri di area pergelangan tangan (5.6-15%).
Menurut Kementerian Kesehatan RI, nyeri campuran adalah nyeri yang muncul dengan kombinasi gejala antara nyeri nosiseptif dan nyeri neuropati.
Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diawali dengan kerusakan jaringan akibat cedera atau benturan. Contohnya memar, luka bakar, atau nyeri akibat keseleo.
Kondisi ini ditandai dengan gejala umum, seperti:
- Nyeri yang berdenyut.
- Sensasi perih dan menyengat.
- Otot terasa tegang.
Sedangkan nyeri neuropati merupakan nyeri yang timbul akibat kerusakan atau kelainan pada sistem saraf. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti diabetes hingga infeksi virus atau bakteri.
Kondisi ini ditandai dengan gejala umum seperti:
- Kebas dan kesemutan.
- Sensasi rasa terbakar.
- Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
- Nyeri terjadi spontan tanpa pemicu.
Cara Mengatasi Nyeri Berulang dengan Efektif
Ada beberapa cara mengatasi nyeri berulang yang mengganggu aktivitas sehari-hari:
1. Fisioterapi
Fisioterapi adalah salah satu tindakan rehabilitasi yang bisa dilakukan pada pasien di segala usia, untuk meredakan rasa sakit atau nyeri di tubuh. Dengan fisioterapi, diharapkan fungsi tubuh seseorang bisa kembali normal, pasca mengalami cedera atau penyakit tertentu.
2. Terapi ultrasound untuk mengurangi nyeri
Ultrasound merupakan jenis terapi yang banyak dilakukan dengan menggunakan gelombang suara. Terapi ini secara umum dilakukan dengan cara memberikan atau menghasilkan energi mekanik dengan frekuensi 1 MHz dan 3 MHz.
3. Kelola stres dengan baik
Masalah pada kesehatan mental bisa menyebabkan nyeri di tubuh.
Contohnya seperti stres, kecemasan berlebih, gangguan suasana hati, gangguan makan, psikosomatis, hingga depresi. Untuk mengatasi hal tersebut, kamu perlu mengelola stres dengan baik. Salah satu caranya bisa dengan melakukan teknik pernapasan.
4. Mengonsumsi obat
Kamu bisa menggunakan obat dengan kombinasi paracetamol dan vitamin B neurotropik (B1, B6, dan B12). Agar hasilnya lebih maksimal, kamu juga bisa mengombinasikan penggunaan obat dengan fisioterapi.
Paracetamol bisa jadi pilihan obat untuk mengurangi nyeri dan dianggap aman serta minim efek samping. Bahkan, obat ini juga aman digunakan oleh Ibu hamil atau penderita komorbid.
Sementara itu, menurut jurnal berjudul B Vitamins in the Nervous System: Current Knowledge of the Biochemical Modes of Action and Synergies of Thiamine, Pyridoxine, and Cobalamin, yang dipublikasikan oleh CNS Neurosciences & Therapeutics, vitamin B neurotropik memainkan peran penting sebagai koenzim dalam sistem saraf.
Vitamin ini banyak direkomendasikan untuk mengatasi penyakit neurologis yang disebabkan karena kekurangan vitamin B.
Nah, salah satu obat-obatan yang mengandung kombinasi paracetamol dan vitamin B neurotropik yaitu Dolo-Neurobion.
Dolo-Neurobion untuk Mengatasi Nyeri Berulang
Kombinasi Paracetamol 500 mg dan Vitamin B Neurotropik (B1 50 mg, B6 100 mg, dan B12 100 mcg) yang terkandung dalam Dolo-Neurobion, bisa menjadi pilihan penanganan pertama pada kasus nyeri berulang pada bagian punggung, leher, atau bahu.
Paracetamol merupakan analgesik utama bagi orang dewasa untuk mengatasi nyeri dari yang ringan hingga sedang. Sedangkan vitamin B neurotropik (B1, B6, B12) berkontribusi terhadap pemeliharaan sistem saraf yang sehat.
Berkat kandungan tersebut obat ini bisa membantu meredakan nyeri berulang pada tubuh, dan tidak terbatas pada kasus nyeri punggung, leher, atau bahu.
Kombinasi paracetamol dan vitamin B neurotropik di dalamnya bahkan bisa bekerja 39% lebih efektif, jika dibandingkan dengan pereda nyeri dengan bahan aktif tunggal.
Pengobatan dengan Dolo-Neurobion bisa diberikan pada orang dewasa, termasuk untuk Ibu hamil, lanjut usia, serta pasien dengan penyakit komorbid seperti GERD dan lainnya.
Dosis penggunaannya yaitu 1 tablet, diberikan 2-3 kali sehari, untuk meredakan nyeri berulang dan memperbaiki fungsi saraf.
Segera konsultasikan diri ke dokter di Halodoc, jika nyeri masih berlanjut dan tak kunjung membaik setelah penggunaan obat.
Selain itu, kamu bisa mendapatkan Dolo-Neurobion melalui Toko Kesehatan di aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Ibor, P. J., Sánchez-Magro, I., Villoria, J., Leal, A., & Esquivias, A. (2017). Diakses pada 2024. Mixed pain can be discerned in the primary care and orthopedics settings in Spain. The Clinical Journal of Pain, 33(12).
Hemmer, C. R. (2021). Diakses pada 2024. Evaluation and treatment of low back pain in adult patients. Orthopaedic Nursing, 40(6), 336–342.
Purnomo, D., Amin, A. A., & Ardiningsih, R. C. (2017). Diakses pada 2024. Pengaruh Ultrasound dan Terapi Latihan pada Carpal Tunnel Syndrome. Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi, 1(2).
Alchin, J., Dhar, A., Siddiqui, K., & Christo, P. J. (2022). Diakses pada 2024. Why Paracetamol (acetaminophen) is a suitable first choice for treating mild to moderate acute pain in adults with liver, kidney or cardiovascular disease, gastrointestinal disorders, asthma, or who are older.
Calderón‐Ospina, C. A., & Nava‐Mesa, M. O. (2019). Diakses pada 2024. B vitamins in the nervous system: Current knowledge of the biochemical modes of action and synergies of thiamine, pyridoxine, and Cobalamin. CNS Neuroscience & Therapeutics, 26(1), 5–13.
Kemenkes RI. Diakses pada 2024. Peran Apoteker dalam Penatalaksanaan Mixed Pain (Nyeri Campuran).
Kemenkes RI. Diakses pada 2024. Fisioterapi.
Kemenkes RI. Diakses pada 2024. Fisioterapi Nyeri Lutut: OA-Osteoarthritis.
National Academies of Science, Engineering, and Medicine (book). Diakses pada 2024. Pain and Disability: Clinical, Behavioral, and Public Policy Perspectives.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan