Muncul di Singapura, Kemenkes Himbau Warga waspadai Virus Monkeypox

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Mei 2019
Muncul  di Singapura, Kemenkes Himbau Warga waspadai Virus MonkeypoxMuncul  di Singapura, Kemenkes Himbau Warga waspadai Virus Monkeypox

Halodoc, Jakarta - Beberapa waktu lalu, otoritas negara Singapura mengonfirmasi adanya kasus penyakit monkeypox atau cacar monyet pertama di negara tersebut. Penyakit langka itu diidap oleh seorang pria (38 tahun) warga Nigeria yang berkunjung ke negara tersebut pada 28 April lalu. Pria ini dipastikan positif terinfeksi monkeypox dan kini dalam kondisi stabil di bangsal isolasi di Pusat Nasional Penyakit Menular (NCID).

Tak hanya itu saja, menurut Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), pihaknya juga mengidentifikasi 23 orang yang terlibat kontak dekat dengan pria Nigeria tersebut. Mereka semua terdiri dari 18 orang peserta workshop yang sama dengan yang dihadiri oleh pria tersebut, dan empat karyawan hotel tempatnya menginap.

Baca juga: 5 Penyakit yang Ditularkan dari Hewan

Monkeypox atau cacar monyet ini merupakan penyakit Zoonosis, atau penularan penyakit dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV). Virus ini mirip dengan cacar pada manusia, meski begitu monkeypox jauh lebih ringan daripada cacar. Namun, virus yang satu ini juga bisa berakibat fatal bagi pengidapnya.

Awasi Gejalanya

Ketika menyerang manusia, virus monkeypox ini akan menyebabkan kulit pengidapnya mengalami bintil-bintil menyerupai cacar air, tapi tak separah cacar yang umumnya terjadi. Dalam kebanyakan kasus, virus cacar monyet ini sering kali terjadi di negara-negara di benua Afrika bagian tengan dan barat.

Penyakit yang terbilang jarang terjadi ini menular pada manusia lewat perantaraan tikus (hewan-hewan dari kelompok pengerat), primata (kera), dan tupai. Cara penularannya bisa melalui kontak langsung, digigit, ataupun terkena darah maupun cairan tubuh hewan tersebut.

Yang perlu digarisbawahi, meski jarang terjadi manusia juga mungkin saja menulari manusia lainnya. Selain itu, konsumsi daging yang tak dimasak dengan baik dari hewan terinfeksi, juga bisa menularkan penyakit ini. Lalu, bagaimana dengan gejalanya?

Baca juga: Sinar Matahari Cegah Penularan Cacar Air, Kok Bisa?

Menurut World Health Organization (WHO), gejala monkeypox ini mulai timbul 14–21 hari sejak kali pertama terinfeksi virus. Gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), sakit punggung, mialgia (nyeri otot), dan asthenia (kekurangan energi).

Selain itu, cacar monyet ini juga bisa menimbulkan ruam kulit mulai di wajah dan kemudian menyebar di tempat lain di tubuh. Dalam beberapa kasus, demam dan mual (gejala awal monkeypox), dan muncul bintil-bintil pada kulit bisa terjadi setelah 4–7 hari.

Menurut para ahli, pengobatan untuk monkeypox ini sama dengan cacar, begitu juga dengan pencegahannya, yaitu dengan menggunakan vaksin cacar. Pasalnya, virus monkeypox ini berkerabat dekat dengan virus cacar air.

Ketahui Cara Pencegahannya

Monkeypox atau cacar monyet ini mirip sekali dengan penyakit ruam lain, seperti cacar, cacar air, campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat. Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium khusus dengan sejumlah tes yang berbeda. Nah, bagaimana dengan cara pencegahannya?

  • Hindari kontak dengan tikus dan primata terinfeksi serta membatasi paparan langsung terhadap darah dan daging yang tidak dimasak dengan baik.

  • Batasi kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi harus dihindari.

  • Gunakan sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang sesuai saat menangani hewan yang terinfeksi dan ketika merawat orang yang sakit.

  • Petugas kesehatan dianjurkan melakukan vaksinasi.

  • Selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca juga: Ibu, Lakukan 4 Hal Ini saat Anak Terkena Cacar Air

Indonesia Bebas Monkeypox

Berdasarkan keterangan dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (kemenkes), hingga kini penyakit monkeypox belum ditemukan di Indonesia. Dirjen P2P Kemenkes, Anung Sugihantono mengatakan (12/5), penularan pada manusia bisa terjadi karena kontak dengan monyet, tikus Gambia, dan tupai, ataupun mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi.

Di samping itu, Kemenkes juga menghimbau pada orang-orang yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox, agar segera memeriksakan dirinya bila mengalami gejala-gejala penyakit ini. Kemenkes juga meminta masyarakat untuk menginformasikan kepada petugas kesehatan, tentang riwayat perjalanannya dalam waktu kurang dari tiga pekan setelah kepulangan.

Menurut data Kemenkes, wilayah yang terjangkit monkeypox secara global yaitu, Afrika Tengah dan Barat, seperti Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon, dan Sudan selatan.

Mau tahu lebih jauh mengenai monkeypox? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!