Muncul Bintik Merah pada Kulit, Kapan Harus Waspada?
"Waspada kalau bintik-bintik merah muncul di beberapa bagian tubuh. Sebab, bintik ini bisa menjadi pertanda penyakit campak."
Halodoc, Jakarta – Munculnya bintik merah kerap kali disepelekan karena sering dianggap seperti bekas gigitan serangga biasa. Padahal tidak selalu demikian. Kamu kudu waspada kalau bintik-bintik merah ini muncul di beberapa bagian tubuh. Bisa jadi bintik merah tersebut adalah gejala campak.
Menurut National Foundation for Infectious Diseases, bintik merah muncul 14 hari setelah seseorang terinfeksi campak. Bintik-bintik ini bisa menyebar dari kepala hingga bagian bawah tubuh. Warnanya juga tidak benar-benar merah, biasanya sedikit kecokelatan. Selain itu, bintik-bintik juga menimbulkan rasa gatal di kulit.
Waspadai Tanda-Tanda Lainnya
Campak adalah penyakit yang mudah menular lewat droplet pengidapnya. Menurut World Health Organization, penyakit campak disebabkan oleh keluarga paramyxovirus yang mudah menyebar di udara lewat batuk dan bersin. Virus ini bisa bertahan hidup di permukaan selama beberapa jam. Ketika virus masuk dalam tubuh, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Selain bintik merah, ada beberapa gejala lain yang muncul, seperti:
- Batuk
- Demam
- Mata merah
- Sensitif terhadap cahaya
- Nyeri otot
- Hidung berair
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Penurunan nafsu makan
- Kelelahan secara terus-menerus.
Pengidap campak juga bisa memiliki bintik-bintik putih yang muncul dalam mulut. Namun, gejala ini tidak dialami oleh semua pengidap campak.
Siapa yang Berisiko Terkena Campak?
Seiring dengan perkembangan vaksin, kasus infeksi campak sebenarnya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jadi, orang yang paling berisiko mengalaminya tentu yang tidak mendapatkan vaksin. Itu sebabnya, orang tua wajib memberikan anak vaksin campak supaya terhindar dari penyakit ini.
Sebenarnya, anak yang divaksin campak tetap bisa terinfeksi penyakit ini. Namun, kondisinya tidak akan separah anak yang sama sekali belum divaksin. Orang dewasa yang terkena campak juga lebih bisa melawan virus ketimbang anak-anak. Sebab, perkembangan imun orang dewasa sudah jauh lebih baik ketimbang anak.
Baik anak maupun orang dewasa yang sudah terkena campak umumnya tidak akan mengalami campak lagi. Namun, bukan berarti kita bisa abai dengan penyakit ini. Kamu tetap perlu waspada karena kerja virus masih bisa bermutasi sehingga bisa beradaptasi dengan vaksin.
Meski begitu, masih banyak orang tua yang enggan memberikan vaksin pada anaknya dengan alasan takut memengaruhi perkembangan mental dan motorik anak. Muncul anggapan juga kalau vaksin campak menyebabkan tuli, kejang, kerusakan otak, dan koma.
Bahkan, sebagian orang tua percaya kalau vaksin campak dapat menyebabkan autis pada anak. Anggapan tersebut jelas hanya mitos belaka. Sudah banyak penelitian yang membuktikan kalau vaksin sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah yang telah disebutkan tadi.
Selain tidak melakukan vaksin, kekurangan vitamin A nyatanya bisa meningkatkan risiko campak. Sebab, anak-anak yang kekurangan vitamin A memang cenderung lebih rentan tertular virus ini. Oleh sebab itu, penuhi kebutuhan vitamin A-nya dari makanan bergizi. Beberapa makanan yang kaya vitamin A, meliputi:
- Hati ayam
- Daging sapi
- Ikan salmon
- Ikan tuna
- Susu
- Telur
- Keju
- Ubi jalar
- Bayam
- Sawi
- Kale.
Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Bila kamu mengalami masalah yang berhubungan dengan mental, jangan ragu untuk menemui psikolog. Segera buat janji medis dengan psikolog di aplikasi Halodoc. Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2022. Measles
National Foundation for Infectious Diseases. Diakses pada 2022. Measles
National Health Service UK. Diakses pada 2022. Measles
Harvard Medical School. Diakses pada 2022. Measles
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan