Mitos Seputar Donor Darah yang Belum Tentu Benar
Halodoc, Jakarta – Transfusi darah dapat menyelamatkan banyak orang di seluruh dunia. Dan ternyata mendonorkan darah baik untuk kesehatan pendonor dan mereka yang membutuhkannya.
Lebih dari itu, sangat penting untuk melakukan donor darah di rumah sakit, klinik, atau bank darah, di hadapan para ahli medis. Pendonor harus memastikan bahwa mereka berada dalam lingkungan kesehatan yang baik untuk menghindari masalah kesehatan pasca transfusi. Yuk, cari tahu mitos seputar donor darah.
Mitos dan Fakta Donor Darah
Manfaat kesehatan dari donor darah adalah termasuk pengurangan risiko hemochromatosis. Kondisi kesehatan yang timbul karena penyerapan zat besi berlebih oleh tubuh. Ini mungkin diturunkan atau mungkin disebabkan karena alkoholisme, anemia, atau gangguan lainnya.
Baca juga: 5 Alasan Donor Darah Harus Dilakukan Rutin
Mendonorkan darah secara teratur dapat membantu mengurangi kelebihan zat besi. Apa sajakah fakta lain seputar donor darah?
-
Kehabisan darah karena mendonor?
Kamu tidak akan kehabisan volume darah. Karena ahli medis hanya akan mengambil sekitar 8–12 persen dari volume darah kamu yang tergantung pada berat badan. Sebagai individu yang sehat, volume darahmu akan kembali normal dalam waktu sekitar tiga hari. Tubuh akan memproduksi darah baru yang segar dalam kurun waktu beberapa minggu.
-
Akan menyakitkan?
Prosedurnya tidak akan terlalu menyakitkan. Ini hanya tusukan kecil di lengan, dan perawat terlatih akan menerapkan anestesi lokal terlebih dahulu, sehingga kamu tidak akan merasakan apa-apa.
-
Darah akan dijual untuk mendapatkan keuntungan?
Darah itu sendiri tidak dijual bila kamu memang melakukan donor pada lembaga resmi dan tercatat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bila memang kamu mendonorkan darah di tempat-tempat yang seharusnya.
-
Perlu menjalani diet khusus?
Kamu tidak perlu menjalani diet seimbang sebelum akhirnya melakukan donor darah. Sebelum darahmu diambil, tim medis akan memeriksa kelayakan darah tersebut. Namun alangkah baiknya, sebelum hari H pengambilan darah, kamu mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi.
Makanan, seperti daging merah, unggas, ikan, sayuran hijau tua, biji-bijian dan kacang-kacangan akan membantu memastikan kadar hemoglobin memenuhi tingkat yang diperlukan bagi tubuh untuk mendonorkan darah.
Baca juga: 9 Orang Ini Enggak Boleh Lakukan Donor Darah
-
Vegetarian tidak dapat menyumbangkan darah?
Sebenarnya bukan tidak bisa, tetapi memang vegetarian membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan zat besi yang hilang dari donor darah. Ini dikarenakan, zat besi yang ditemukan dalam sayuran tidak diserap dengan baik oleh tubuh, seperti zat besi dari protein hewani. Namun, vegetarian yang ingin menyumbang secara teratur dapat mengonsumsi suplemen zat besi.
Jika kamu vegetarian dan ingin melakukan donor darah, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
-
Terlalu tua untuk mendonorkan darah?
Tidak ada batasan usia atas untuk donor darah dari orang sehat. Namun, UCI Health meminta para donor berusia minimal 17 tahun.
-
Adakah pengganti untuk darah?
Meskipun para ilmuwan sedang menguji pengganti darah berbasis hemoglobin dan produk yang disebut sanguinate, saat ini tidak ada yang tersedia untuk menggantikan darah manusia. Dan setiap dua detik, seseorang di Amerika Serikat membutuhkan darah.
-
Perokok tidak bisa menjadi donor darah?
Kamu dapat menyumbang meskipun kamu seorang perokok. Namun, kamu harus berusia minimal 18 tahun dan berat badan minimal 50 kilogram. Selain itu, kamu harus menghindari merokok selama tiga jam setelah mendonorkan darah dan juga menjauhi alkohol selama 24 jam sebelum mendonorkan darah.