Mitos atau Fakta Pria Lebih Berisiko Terkena Sosiopat
Halodoc, Jakarta – Sosiopat merupakan jenis gangguan kepribadian, yaitu kondisi yang mengacu pada perilaku serta sikap antisosial pada pengidapnya. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, tetapi secara pasti baru bisa didiagnosis setelah seseorang berusia lebih dari 18 tahun. Pria disebut lebih berisiko mengalami gangguan ini dibanding wanita. Mitos atau fakta?
Nyatanya, hal itu mitos belaka. Belum ada bukti yang menyebut bahwa gangguan sosiopat lebih rentan menyerang pria. Sebaliknya, ada beberapa faktor yang ternyata bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan gangguan sosiopat. Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, hingga pengalaman traumatis yang dialami pada masa anak-anak.
Baca juga: Psikopat Adalah Salah Satu Penyakit Mental?
Mengenal Sosiopat dan Penyebabnya
Hingga kini masih belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab kondisi terjadi, tetapi faktor genetika hingga pengalaman traumatis diduga berpengaruh. Sosiopat merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku dan sikap antisosial yang ditunjukkan seseorang. Kondisi ini kerap disamakan dengan psikopat, tetapi keduanya sebenarnya berbeda.
Pengidap psikopat memiliki kecenderungan untuk bersikap dingin atau tidak peduli pada orang lain, sedangkan sosiopat menyebabkan pengidapnya menunjukkan perilaku dan persepsi moral yang menyimpang. Tidak ada bukti bahwa jenis kelamin menjadi faktor penyebab kondisi ini. Dengan kata lain, risiko sosiopat lebih tinggi pada pria adalah mitos belaka.
Seseorang bisa dikatakan mengidap kondisi ini setelah mendapat pemeriksaan psikologis dari psikolog atau psikiater. Selain itu, diagnosis sosiopat baru bisa diberikan pada orang yang sudah berusia lebih dari 18 tahun. Kondisi ini dipercaya dipengaruhi oleh beragam faktor, di antaranya faktor lingkungan, seperti tinggal di tengah keluarga yang memiliki pola asuh kurang baik, mengalami pelecehan fisik, emosional, atau trauma yang terjadi pada masa kecil.
Baca juga: Ketahui Gejala pada Pengidap Borderline Personality Disorder
Ada beberapa tanda seseorang mungkin mengembangkan kondisi ini, seperti tidak peduli pada norma sosial, aturan hukum, dan hak orang lain. Pengidap gangguan ini juga tidak merasa malu, bersalah, atau menyesal saat melakukan sesuatu hal yang salah. Pengidap sosiopat juga cenderung menunjukkan gejala merasa gugup, mudah terganggu, dan tersulut emosi.
Dalam kehidupan sosial, orang dengan gangguan ini juga mungkin menunjukkan gejala, seperti kesulitan bertahan dalam satu pekerjaan atau kelompok dalam jangka panjang, tidak merasa memiliki tanggung jawab, impulsif, serta kesulitan merasakan empati dan kasih sayang. Gangguan antisosial juga menyebabkan pengidapnya selalu mengabaikan kebenaran, sering berbohong, mencuri, menipu orang, dan manipulatif.
Meski terdengar menyulitkan, tetapi masih sulit untuk menentukan apakah pengidap sosiopat berbahaya atau tidak. Secara umum, pengidap gangguan ini perlu ditangani dengan evaluasi dan terapi yang dilakukan oleh ahli psikologis. Ahli perlu mengetahui apa hal yang kemungkinan menjadi penyebab seseorang mengalami kondisi ini. Sebagian besar kasus sosiopat disebabkan oleh faktor lingkungan, terutama akibat pengalaman traumatis di masa anak-anak.
Baca juga: Berani Tampil Ala Livi Zheng, Ini 8 Tanda Alami Gangguan Kepribadian Narsistik
Kalau masih penasaran dan mau tahu lebih lanjut seputar sosiopat dan apa saja faktor penyebabnya, kamu bisa bertanya pada psikolog atau psikiater di aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi ahli psikologis melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Selain mendapat informasi seputar psikologis atau kesehatan, kamu juga bisa menyampaikan masalah yang dialami dan mendapat saran terbaik dari ahlinya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. The Sociopathic Child: Myths, Parenting Tips, What to Do.
Psychology Today. Diakses pada 2020. Antisocial Personality Disorder.
Web MD. Diakses pada 2020. Sociopath vs. Psychopath: What’s the Difference?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan