Mitos atau Fakta Nyeri Haid Parah Tanda Alami Endometriosis
Halodoc, Jakarta - Endometriosis adalah jenis penyakit yang hanya menyerang wanita. Pasalnya, penyakit ini terjadi ketika jaringan yang melapisi bagian dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Endometriosis umumnya tumbuh pada indung telur, saluran tuba, dan jaringan yang melapisi panggul. Kondisi ini sangat jarang menyebar di luar organ panggul.
Wanita yang mengalami endometriosis tentunya akan mengalami gejala-gejala tertentu saat menstruasi. Pasalnya, endometriosis dapat mengganggu siklus menstruasi normal. Lantas, benarkah nyeri haid parah adalah salah satu tanda terjadinya endometriosis?
Baca juga: 5 Tips Jaga Pola Makan bagi Pengidap Endometriosis
Benarkah Nyeri Haid Parah Termasuk Gejalanya?
Melansir dari Mayo Clinic, gejala utama endometriosis adalah nyeri panggul selama periode menstruasi. Nyeri atau kram selama periode menstruasi adalah hal yang wajar dialami wanita. Pada kasus endometriosis, nyeri yang dialami berbeda dan cenderung jauh lebih buruk dari biasanya. Nyeri haid juga dapat meningkat seiring waktu. Bukan cuma nyeri haid, tanda dan gejala umum endometriosis meliputi:
- Nyeri punggung. Bukan cuma nyeri panggul, wanita juha mungkin mengalami sakit punggung bagian bawah dan perut selama menstruasi.
- Nyeri saat hubungan intim. Nyeri selama atau setelah berhubungan intim juga termasuk gejala endometriosis.
- Nyeri dengan buang air besar atau buang air kecil. Nyeri ini kemungkinan besar akan muncul selama periode menstruasi.
- Perdarahan berlebih. Wanita yang mengidap endometriosis umumnya mengalami perdarahan berlebih selama menstruasi maupun diluar periode menstruasi.
- Infertilitas. Kadang-kadang, endometriosis pertama kali didiagnosis pada wanita yang sedang mencari pengobatan untuk infertilitas.
- Tanda dan gejala lainnya. Selain tanda dan gejala di atas, pengidap jug mungkin mengalami kelelahan, diare, sembelit, kembung atau mual, terutama selama periode menstruasi.
Wanita yang mengidap endometriosis dapat mengalami rasa sakit yang parah atau bahkan tanpa rasa sakit sekalipun. Bahkan, endometriosis terkadang keliru didiagnosis sebagai kondisi lain, contohnya seperti penyakit radang panggul (PID) atau kista ovarium. Oleh karena itu, wanita yang mengalami gejala di atas perlu memeriksakan diri lebih lanjut.
Baca juga: Tips Berhubungan Intim bagi Pengidap Endometriosis
Bagaimana Cara Mendiagnosis Endometriosis?
Gejala endometriosis mirip-mirip dengan kondisi lain, dokter perlu melakukan satu atau lebih dari tes berikut ini:
- Mencatat Gejala dan Riwayat Penyakit
Dokter akan mencatat gejala dan riwayat penyakit yang dimiliki keluarga maupun diri sendiri. Penilaian kesehatan secara keseluruhan ini bertujuan untuk menentukan apakah ada tanda-tanda lain dari gangguan jangka panjang.
- Pemeriksaan Fisik
Setelah bertanya seputar gejala dan riwayat kesehatan, dokter kemudian akan melanjutkannya dengan pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan panggul, dokter akan secara manual merasakan perut pasien untuk mencari kista atau bekas luka di belakang rahim.
- Ultrasonografi
Setelah itu, dokter mungkin perlu menggunakan USG transvaginal atau USG perut. Pada USG transvaginal, transduser perlu dimasukkan ke dalam vagina pasien. Jenis ultrasonografi ini akan memberikan gambar kondisi organ reproduksi. Gambar ini membantu dokter untuk mengidentifikasi kista yang terkait dengan endometriosis.
- Laparoskopi
Satu-satunya metode tertentu untuk mengidentifikasi endometriosis adalah dengan melihatnya secara langsung. Untuk melihatnya secara langsung, dokter perlu melakukan laparoskopi. Setelah didiagnosis, jaringan juga dapat diangkat melalui prosedur ini.
Baca juga: Awas, Endometriosis Bisa Pengaruhi Kesuburan
Kalau kamu mengalami gejala-gejala di atas dan ingin memeriksakannya lebih lanjut, kamu biasa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Referensi :
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Endometriosis.
Healthline. Diakses pada 2020. Endometriosis
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan