Mitos atau Fakta, Gula Batu Lebih Sehat dari Gula Pasir
“Gula batu umum digunakan karena dipercaya lebih menyehatkan ketimbang gula pasir. Padahal, selisih kandungan sukrosa dari kedua jenis gula tersebut hanya 0.21 persen.”
Halodoc, Jakarta – Gula digunakan sebagai pemberi rasa manis pada hidangan. Pemanis buatan ini ditambahkan makanan penutup seperti cake atau es krim. Ada dua jenis gula yang umum pakai yaitu gula batu dan gula pasir.
Gula batu lebih umum digunakan ketimbang gula pasir karena dinilai lebih menyehatkan. Namun, belum ada bukti ilmiah yang memastikan anggapan tersebut. Perbedaan sukrosa dari keduanya juga cukup rendah.
Gula Batu Lebih Sehat dari Gula Pasir adalah Mitos
Gula batu diolah melalui proses kristalisasi. Ini merupakan perubahan wujud zat cair menjadi padat. Perlu diketahui bahwa proses tersebut hanya mengubah bentuk saja, tidak dengan seluruh kandungan gizi di dalamnya.
Baik gula batu atau gula pasir, keduanya terbuat dari sukrosa. Selisih sukrosa dari kedua jenis gula tersebut hanya 0.21 persen. Di samping itu, proses kristalisasi membuat gula batu mengandung lebih banyak air.
Dalam 100 gram gula batu mengandung 99.70 gram karbohidrat. Sedangkan gula pasir, di dalamnya terkandung 99.98 gram karbohidrat. Melihat selisih yang tidak jauh beda, itu membuktikan jika gula batu tidak lebih sehat dari gula pasir.
Mengonsumsi gula apapun dalam jumlah yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Batas asupan yang aman adalah 50 gram sehari atau setara dengan empat sendok makan.
Jadi, sebaiknya konsumsi di bawah batas aman yang telah ditetapkan, ya! Lebih baik lagi jika kamu hanya mengonsumsi 25 gram sehari atau setara dengan dua sendok makan.
Dampak Konsumsi Gula Berlebihan
Tingginya kadar gula dalam tubuh menyebabkan penurunan metabolisme hati dan akumulasi lemak. Ini meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang berdampak pada beberapa kondisi berikut:
1. Kenaikan Berat Badan
Gula menjadi penyebab utama kenaikan berat badan seseorang. Mengonsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan rasa lapar dan hasrat untuk makan.
Selain itu, gula dapat menyebabkan resistensi leptin. Ini merupakan hormon yang mengatur rasa lapar dan memberi sinyal tubuh untuk berhenti makan.
2. Risiko Penyakit Jantung
Gula dapat memicu obesitas, peradangan, dan peningkatan kadar lemak dalam tubuh. Ini dapat berujung pada peningkatan risiko penyakit jantung.
Mengonsumsi terlalu banyak gula juga dikaitkan dengan aterosklerosis. Ini adalah penyakit yang ditandai dengan penumpukan lemak pada pembuluh arteri jantung.
4. Risiko Diabetes Tipe 2
Mengonsumsi gula dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Ini menyebabkan resistensi terhadap insulin, hormon yang diproduksi pankreas untuk mengatur kadar gula darah.
4. Risiko Kanker
Konsumsi gula dalam jumlah berlebihan meningkatkan risiko terkena jenis kanker tertentu. Penelitian dalam jurnal Sugars in diet and risk of cancer in the NIH-AARP Diet and Health Study menyebutkan, gula berlebihan dikaitkan dengan peningkatkan risiko kanker kerongkongan, kanker pleura, dan kanker usus kecil.
5. Risiko Depresi
Mengonsumsi banyak makanan olahan dan makanan serta minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi. Penelitian ini tertuang dalam jurnal Sweetened beverages, coffee, and tea and depression risk among older US adults.
Itulah perbedaan antara gula batu dan gula pasir, serta dampak konsumsi gula berlebihan bagi kesehatan tubuh. Sudah bisa dipastikan jika terlalu banyak gula memiliki banyak dampak kesehatan bagi tubuh.
Selain mengurangi asupan gula, kamu juga bisa menunjang kesehatan dengan mengubah pola hidup jadi lebih sehat. Kamu juga bisa download Halodoc segera untuk cek kebutuhan vitamin di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut.
Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Nourish by WebMD. Diakses pada 2022. Rock Sugar: Are There Health Benefits?
Health Harvard. Diakses pada 2022. Too much added sugar can be one of the greatest threats to cardiovascular disease. Here’s how to curb your sweet habit.
Healthline. Diakses pada 2022. 11 Reasons Why Too Much Sugar Is Bad for You.
Int J Cancer. Diakses pada 2022. Sugars in diet and risk of cancer in the NIH-AARP Diet and Health Study.
PLoS One. 2014. Diakses pada 2022. Sweetened beverages, coffee, and tea and depression risk among older US adults.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan