Mitos atau Fakta, Benarkah Psikopat Bersifat Genetik?
“Faktor genetik diduga menjadi salah satu pemicu psikopat. Anak yang punya riwayat orang tua dengan gangguan mental berpotensi mengalaminya. “
Halodoc, Jakarta – Psikopat adalah penyakit mental yang masuk kategori gangguan kepribadian antisosial. Pengidapnya tidak memiliki perasaan dan emosi sehingga bersikap kasar dan gegabah tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Gangguan ini tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk dari sebuah proses panjang yang sejak usia kanak-kanak. Ada anggapan bahwa salah satu faktor pemicunya adalah genetik alias diturunkan dari orang tua. Benarkah demikian?
Psikopat Bersifat Genetik, Mitos atau Fakta?
Faktanya, psikopat memang bisa menurun secara genetik. Seseorang yang orangtuanya punya riwayat gangguan mental berpotensi lebih besar untuk menjadi psikopat.
Sebuah penelitian juga membagi tipe psikopat menjadi dua jenis, yaitu psikopat primer dan sekunder. Nah, psikopat yang karena faktor genetik masuk dalam kategori primer. Artinya, penyebabnya bukan dari faktor luar seperti trauma masa lalu.
Penyebab Lain yang Membuat Seseorang Menjadi Psikopat
Selain faktor genetik, kondisi berikut juga bisa memicunya:
1. Gangguan fungsi otak
Pengidap gangguan mental ini mengalami penurunan aktivitas pada bagian otak yang mengatur emosi, empati dan pengambilan keputusan. Bagian yang dimaksud, yakni amigdala, insula dan korteks prefrontal.
Gangguan tersebut lantas menurunkan respon terhadap rangsangan emosional dan tindakan pengidapnya. Dampaknya, mereka cenderung memilih keputusan yang buruk dan tidak mampu mengontrol emosi.
2. Trauma
Psikopat sekunder umumnya dipicu oleh faktor eksternal, salah satunya peristiwa traumatis.
Pelecehan atau kekerasan pada anak bisa membentuk kepribadian psikopat saat dewasa. Hal ini rentan menimpa orang yang dibesarkan di lingkungan keluarga dengan ekonomi sulit.
Melihat perkelahian orang tua, menjadi saksi KDRT dan pola asuh yang salah juga bisa menyebabkan trauma. Orang tua yang sering melontarkan kata kasar dan menelantarkan anak termasuk penyebabnya.
Kenali Tanda-Tandanya
Tanda-tanda psikopat umumnya mirip dengan gangguan kepribadian antisosial, seperti:
- Arogan dan terlalu percaya diri.
- Sangat mudah marah.
- Bersikap agresif dan suka melakukan kekerasan.
- Berperilaku bertentangan dengan norma sosial.
- Sering mengabaikan hak orang lain.
- Tidak menunjukkan empati dan rasa penyesalan.
- Sering berbohong.
- Melakukan tindakan manipulatif untuk mendapatkan keinginannya.
- Melakukan tindakan kriminal berulang.
- Mengabaikan tanggung jawab.
Seiring bertambahnya usia, perilaku di atas bisa berkembang semakin buruk. Pengidapnya tidak ragu untuk merusak barang, melakukan kecurangan, menyakiti binatang atau manusia sampai melakukan tindakan kriminal seperti mencuri dan membunuh.
Gejalanya bisa menetap seumur hidup dan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Puncak gejala biasanya terjadi saat menginjak usia 20 tahun dan mereda saat usia 40 tahun.
Apakah Bisa Disembuhkan?
Opsi pengobatan untuk psikopat, meliputi:
1. Psikoterapi
Tujuan terapi ini untuk mengelola emosi dan menurunkan tindak kejahatan atau kekerasan oleh pengidap. Caranya dengan memberikan pemahaman tentang gangguan yang mereka alami.Adapun jenis psikoterapinya, yakni:
- Cognitive behavioral therapy atau terapi perilaku kognitif untuk mengendalikan gejala dengan mengubah cara pikir dan perilaku.
- Mentalization-based therapy atau terapi berbasis mentalitas untuk membantu memahami gangguan yang memengaruhi perilaku.
- Terapi psikodinamika untuk meningkatkan kesadaran pengidap terhadap pikiran dan perilaku negatifnya.
2. Konseling Kelompok
Jenis terapi sosial ini berfungsi memenuhi kebutuhan psikologis dan emosional pengidap. Caranya, memecahkan masalah bersama-sama dengan orang lain yang memiliki gangguan mental yang serupa.
3. Obat-obatan
Obat-obatan untuk menangani gangguan mental lain yang muncul bersamaan dengan psikopat, seperti gangguan kecemasan, depresi atau sifat agresif.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan mental, hubungi psikiater melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!