Halodoc, Jakarta - Sudah tak asing dengan sakit kepala bernama migrain? Kalau iya, bagaimana dengan migrain basilar? Migrain basilar ini merupakan sakit kepala tipe migrain yang disertai dengan gejala penyerta yang mendahului (aura) yang berasal dari batang otak.

Bisa dibilang, migrain basilar ini hampir sama dengan migrain biasa. Namun, hanya saja berbeda pada auranya. Lantas, seperti apa gejala migrain basilar? Benarkah migrain jenis ini bisa menyebabkan sakit kepala belakang?

Baca juga: Migrain Menyerang saat Puasa, Ini Cara Mengatasinya

Picu sakit Kepala Belakang?

Sebelumnya, migrain jenis ini disebut migrain basilar atau migrain arteri basilar. Namun, sekarang International Headache Society mengklasifikasikannya sebagai “migraine with brainstem aura” (migrain dengan aura batang otak).

Menurut International Headache Society - International Classification of Headache Disorders, awalnya istilah migrain arteri basilar (migrain basilar) digunakan. Akan tetapi, karena keterlibatan arteri basilar tidak ditemukan sebagai penyebabnya, maka penggunaan migrain basilar diubah menjadi “migraine with brainstem aura”.

Kembali ke pertanyaan di atas, benarkah migrain dengan aura batang otak bisa menyebabkan sakit kepala belakang? Jenis migrain ini hampir sama dengan migrain biasa, hanya saja adanya keterlibatan aura. 

Nah, migrain basilar ini pun bisa menyebabkan sakit kepala yang amat menyakitkan (extremely painful headache), termasuk pada bagian belakang kepala atau sakit kepala belakang. Hal yang perlu ditegaskan, sakit kepala yang menyakitkan akibat migrain basilar ini tak selalu terjadi pada tiap pengidapnya. 

Ingat, sakit kepala belakang yang tak kunjung membaik bisa saja menandai penyakit lainnya. Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit.

Baca juga: Pola Makan untuk Cegah Migrain saat Menstruasi

Gejala Khas Migrain Basilar

Di samping itu, gejala migrain basilar ini tak cuma menyoal sakit kepala belakang saja. Pasalnya, menurut American Migraine Foundation migraine with brainstem aura memiliki gejala khas, antara lain:

• Visual, contohnya termasuk kilau atau lampu zigzag dalam penglihatan yang mungkin bergerak atau menjadi lebih besar. Umumnya terjadi hanya pada satu sisi penglihatan.
• Sensorik, contohnya termasuk mati rasa atau kesemutan yang menjalar dari satu lengan ke satu sisi wajah.
• Gejala bicara/bahasa, contohnya termasuk kesulitan menghasilkan kata-kata meskipun kamu tahu apa yang ingin kamu katakan, atau kesulitan memahami apa yang dikatakan orang).

Karena jenis migrain ini bermula di batang otak, pengidapnya mungkin memiliki gejala di satu sisi atau kedua sisi tubuhnya. Ada pula gejala migraine with brainstem aura lainnya, yaitu:

• Tidak dapat berbicara atau mengucapkan kata-kata dengan benar, atau dikenal dengan istilah disartria (ucapan cadel).
• Hypacusis (gangguan pendengaran).
• Perubahan dalam kemampuan untuk mendengar (seperti mendengar dering di telinga, yang disebut tinnitus).
• Diplopia (penglihatan ganda).
• Tingkat kesadaran menurun.
• Merasa seolah-olah sekeliling berputar, hingga ke titik di mana pengidapnya mungkin tidak dapat berdiri tegak (vertigo).
• Mual.
• Tidak dapat mengontrol otot (dikenal sebagai ataksia).

Baca juga: Penyebab Stres Bisa Bikin Migrain Tambah Parah

Jika kamu atau terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala di atas, bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Referensi:

Medical News Today. Diakses pada 2021. What is basilar migraine?

The International Headache Society - ICHD-3: The International Classification of Headache Disorders. Diakses pada 2021. Migraine with Brainstem Aura

American Migraine Foundation. Diakses pada 2021. Migraine with Brainstem Aura (Basilar Type Migraine)

Healthline. Diakses pada 2021. Migraine with Brainstem Aura (Basilar Migraine)