Meski Belum Menikah, Wanita Perlu Tahu tentang Pap Smear
Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan seputar reproduksi sering dianggap tidak terlalu penting, sehingga sering diabaikan. Hal ini pun dianggap belum dibutuhkan pada wanita yang belum menikah. Padahal, anggapan tersebut sama sekali tidak benar. Pemeriksaan yang berkaitan dengan organ reproduksi perlu dilakukan meski belum menikah, salah satunya adalah pemeriksaan pap smear. Apa itu?
Pap smear alias Pap test merupakan metode pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya kanker leher rahim atau kanker serviks. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks sedini mungkin, sehingga dapat segera diobati. Rutin melakukan pap smear juga bisa digunakan untuk memastikan kondisi jaringan serviks.
Dengan mengetahui kondisi jaringan serviks, dokter bisa membantu memprediksi apakah akan terjadi kanker atau tidak dalam waktu yang akan datang.
Pap smear dianjurkan untuk dilakukan secara rutin, terutama bagi wanita yang sudah berusia di atas 21 tahun. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap tiga tahun sekali. Tes pap smear bisa dilakukan lebih sering pada orang yang memiliki faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Faktor-faktor yang harus diwaspadai adalah mengidap infeksi HIV, mengalami gangguan sistem imun, serta ada lesi prakanker pada hasil pap smear yang dilakukan sebelumnya.
Baca juga: 4 Skrining Kesehatan untuk Wanita
Meski begitu, durasi melakukan tes pap smear bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya, tergantung pada kondisi dan faktor tertentu. Wanita yang berusia di atas 30 tahun dan memiliki hasil pap smear yang normal dalam tiga kali pemeriksaan berturut-turut, dapat menjalani pemeriksaan ini lima tahun sekali saja. Sedangkan pada wanita yang berusia di atas 65 tahun, dan memiliki hasil pemeriksaan yang normal bisa berhenti menjalani pemeriksaan pap smear.
Yang Perlu Diketahui Seputar Pap Smear
Pemeriksaan pap smear dilakukan dengan cara mengambil sampel sel jaringan serviks. Kemudian, sampel ini akan diamati di laboratorium untuk melihat ada atau tidaknya sel abnormal. Selain mendeteksi kanker, pemeriksaan ini juga bisa digunakan untuk melihat ada atau tidak kelainan pada organ reproduksi wanita, misalnya peradangan dan infeksi.
Sebelum melakukan pemeriksaan pap smear, wanita tidak diizinkan untuk melakukan hubungan intim setidaknya selama dua hari. Prosedur pemeriksaan ini biasanya akan dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Pemeriksaan dimulai dengan memasukkan alat khusus bernama spekulum ke dalam Miss V. Alat tersebut akan menahan dinding vagina cukup lebar, sehingga dokter bisa melihat jaringan serviks dan mengambil sampel untuk diperiksa.
Baca juga: Pentingnya Melakukan Pap Smear untuk Kesehatan Miss V
Pemeriksaan ini cukup aman untuk dilakukan, meski mungkin akan menyebabkan sedikit rasa tidak nyaman saat prosedur pemeriksaan dilakukan. Perasaan tidak nyaman tersebut muncul karena adanya tekanan dari alat yang digunakan untuk memeriksa dan mengambil sampel serviks.
Setelah melakukan pemeriksaan ini, kamu bisa melakukan aktivitas seperti biasanya dan tidak ada pantangan khusus. Setelah hasil pemeriksaan keluar dan ternyata ditemukan ada sel-sel abnormal, kamu dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Salah satu pemeriksaan lanjutan yang bisa dilakukan adalah biopsi, yaitu prosedur yang dilakukan untuk mengambil sampel sel yang dicurigai sebagai sel kanker.
Baca juga: Tidak Semua Wanita Perlu Pemeriksaan Pap Smear, Benarkah?
Cari tahu lebih lanjut seputar pemeriksaan pap smear dan persiapannya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan