Merokok Bisa Meredakan Stres, Mitos atau Fakta?
“Tak sedikit orang yang menggunakan rokok sebagai cara menghilangkan stres. Pasalnya, kandungan nikotin dalam rokok menciptakan rasa relaksasi secara langsung, sehingga perokok berkeyakinan kalau hal ini dapat mengurangi stres."
Halodoc, Jakarta – Tak sedikit orang yang merasa merokok meredakan stres. Kenapa bisa demikian? Saat merokok, nikotin mencapai otak dalam waktu sekitar sepuluh detik.
Pada awalnya, nikotin meningkatkan suasana hati dan konsentrasi, mengurangi kemarahan dan stres, melemaskan otot dan mengurangi nafsu makan.
Namun, pada kenyataannya ini hanyalah efek sementara dan seseorang akan terjebak di lingkaran setan untuk merokok terus menerus.
Benarkah Merokok Bisa Menghilangkan Stres?
Faktanya, merokok dapat meningkatkan kecemasan dan ketegangan.
Nikotin menciptakan rasa relaksasi secara langsung, sehingga perokok merasa kalau nikotin dapat mengurangi stres dan kecemasan.
Padahal, efek ini hanya bertahan sementara dan selanjutnya akan timbul gejala penarikan dan keinginan yang meningkat untuk merokok.
Merokok mengurangi gejala penarikan, tetapi tidak mengurangi kecemasan atau stres.
Penggunaan nikotin lama kelamaan menyebabkan perubahan di otak, yang kemudian menyebabkan gejala penarikan ketika pasokan nikotin berkurang.
Merokok untuk sementara mengurangi gejala penarikan ini dan karenanya dapat memperkuat kebiasaan tersebut.
Penelitian juga menunjukan kalau orang yang depresi dua kali lebih mungkin untuk merokok dibandingkan yang tidak depresi.
Kebanyakan orang mulai merokok sebelum menunjukkan tanda-tanda depresi, jadi tidak jelas apakah merokok menyebabkan depresi atau depresi mendorong orang untuk mulai merokok.
Nikotin merangsang pelepasan zat kimia dopamin di otak. Dopamin terlibat dalam memicu perasaan positif. Pada orang yang depresi, kandungan dopamin dalam otaknya cenderung rendah.
Alhasil, orang tersebut menggunakan rokok sebagai cara untuk sementara meningkatkan pasokan dopamin.
Namun, merokok justru mendorong otak untuk mematikan mekanisme pembuatan dopamin sehingga dalam jangka panjang pasokannya berkurang. Pada gilirannya, kondisi ini mendorong orang untuk merokok lebih banyak.
Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan emfisema, yaitu penyakit paru-paru yang muncul setelah bertahun-tahun merokok. Jika mengalaminya, Ini Dokter Paru yang Bisa Bantu Pengobatan Emfisema.
Tips Berhenti Merokok
Tidak mudah untuk menghentikan kebiasaan merokok. Berhenti merokok secara tiba-tiba justru tidak akan efektif dan dapat memperburuk gejala penarikan.
Bila kamu berkemauan untuk berhenti merokok, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
1. Komitmen untuk berubah
Pikirkan atau bila perlu tuliskan hal apa saja yang bisa kamu peroleh jika tidak merokok, seperti kesehatan fisik yang lebih baik, napas yang lebih segar, konsentrasi yang lebih baik, dan lebih banyak uang untuk dibelanjakan untuk hal-hal lain.
Dengan demikian, ini bisa memotivasi kamu untuk berkomitmen berhenti merokok. Kamu juga perlu mendalami 10 Dampak Negatif Merokok untuk Kesehatan supaya lebih termotivasi.
2. Minta dukungan dari teman dan keluarga
Berhenti merokok bisa lebih mudah bila didukung oleh keluarga dan teman. Jika kamu tinggal dengan orang yang merokok, atau memiliki teman yang merokok, sarankan kepada mereka untuk berhenti bersama.
Jika anggota rumah merokok, dorong mereka untuk tidak merokok di sekitar kamu atau meninggalkan rokok, asbak, atau pemantik api di tempat yang tidak kamu lihat.
3. Cari koping stres lainnya
Bila kamu sering menggunakan rokok untuk mengatasi stres, cari cara lain untuk mengatasinya dengan cara berikut ini: Pikiran Lebih Tenang, Ini 6 Cara Menghilangkan Stres.
Beberapa hal lain yang bisa kamu coba contohnya meditasi dan latihan pernapasan, olahraga teratur, mengurangi alkohol, makan makanan yang seimbang, akupunktur, dan hipnosis.
4. Hindari pemicu merokok
Buang semua produk tembakau atau hal-hal yang berhubungan dengan rokok, seperti pemantik api atau asbak. Ini dapat membantu kamu untuk mengurangi gejala penarikan.
Identifikasi pula hal-hal apa saja yang memicu keinginan merokok, seperti di pesta atau setelah makan.
Cobalah untuk menghindari situasi tersebut jika memungkinkan, atau rencanakan cara untuk melawan pemicu yang sulit dihindari.
5. Bersiaplah untuk menghadapi gejala penarikan
Gejala penarikan bisa berupa sakit kepala, mual, lekas marah, gelisah, mengidam rokok, merasa sengsara, sulit berkonsentrasi, nafsu makan meningkat dan mengantuk.
Minum lebih banyak jus buah segar atau air, makan lebih banyak makanan berserat tinggi, kurangi kafein dan gula tambahan dapat membantu kamu dalam mengatasi gejala penarikan.
6. Jangan menyerah jika kambuh
Banyak orang yang gagal berhenti merokok akan kambuh. Namun, sebaiknya jangan menyerah dan jangan tunda untuk mencoba berhenti lagi.
Gunakan kegagalan yang sebelumnya untuk mencari tahu apa yang salah dari prosesnya. Dengan demikian, kamu punya peluang yang lebih besar dalam kesempatan selanjutnya.
Jika kamu butuh bicara dengan dokter terkait masalah merokok, kamu bisa menghubunginya melalui layanan Halodoc.
Dokter yang ahli dibidangnya akan membantu menjawab segala pertanyaan kamu. Download aplikasinya sekarang juga!
Referensi:
Mental Health. Diakses pada 2023. Smoking and mental health.
NHS. Diakses pada 2023. Stopping smoking for your mental health.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan