Menu Lezat Lebaran, Pilih Rendang atau Opor Ayam?
Halodoc, Jakarta – Rendang dan opor ayam adalah dua menu yang wajib tersedia saat lebaran. Tidak lengkap rasanya jika tidak ada rendang maupun opor ayam untuk disajikan bersama ketupat atau lontong saat lebaran. Hal ini adalah tradisi turun-temurun yang mendarah daging di masyarakat Indonesia.
Menu ini dimasak menggunakan santan dan berbagai macam rempah-rempah khas Indonesia. Di balik kenikmatannya, apakah rendang dan opor ayam bisa berdampak untuk kesehatan? Lantas, manakah yang lebih sehat? Rendang atau opor ayam? Simak ulasan berikut ini.
Baca juga: 7 Rutinitas Lebaran yang Biasa Dilakukan Orang Indonesia
Rendang atau Opor Ayam, Mana yang Lebih Sehat?
Rendang dan opor ayam adalah jenis makanan yang diolah dengan santan. Perlu diketahui, santan mengandung lemak jenuh yang tinggi. Apabila dipadukan dengan daging-dagingan, maka terbayang seberapa berlemak makanan tersebut? Meskipun sangat berlemak, daging ayam dinilai lebih rendah kolesterol daripada daging sapi yang biasa digunakan untuk membuat rendang. Benarkah demikian?
Melansir dari Medical News Today, studi baru menunjukkan bahwa mengonsumsi unggas sama buruknya dengan konsumsi daging merah. Tim peneliti yang dipelopori oleh dr. Ronald Krauss, ilmuwan dan direktur penelitian aterosklerosis di Children’s Hospital Oakland Research Institute in California kemudian menyelidiki hal ini secara lebih rinci.
Krauss dan rekannya menguji bagaimana asupan daging yang berbeda memengaruhi kadar lipid dan lipoprotein yang menyebabkan terbentuknya timbunan lemak di arteri (aterosklerosis). Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Para peneliti membagi pria dan wanita yang sehat menjadi dua kelompok, berdasarkan apakah mereka secara teratur mengonsumsi asam lemak jenuh tingkat tinggi atau asam lemak jenuh tingkat rendah.
Baca juga: Tak Hanya Tradisi, Silaturahmi Saat Lebaran Ada Manfaatnya
Para peneliti secara acak menugaskan peserta untuk mengonsumsi daging merah, kelompok daging putih, dan protein non-lemak. Setiap kelompok terdiri dari peserta yang berusia 21-65 tahun dan memiliki indeks massa tubuh antara 20-35 kilogram. Mereka ditugaskan untuk mengonsumsi makanan yang diberikan selama 4 minggu.
Setelah intervensi, para peneliti mengukur kolesterol jahat (LDL), kadar apolipoprotein B, partikel LDL kecil dan menengah, kolesterol baik (HDL) dan jumlah kolesterol secara keseluruhan. Studi ini menemukan bahwa tidak makan daging sama sekali mampu menurunkan kolesterol dalam darah jauh lebih banyak. Sementara mengkonsumsi daging merah dan putih sama-sama meningkatkan kadar kolesterol darah tipe LDL lebih tinggi dari mengonsumsi protein nabati.
Kesimpulannya, daging merah maupun daging putih seperti ayam sama-sama memiliki efek yang lebih buruk pada kadar kolesterol darah. Jadi, jika kamu punya riwayat penyakit jantung, asam urat, obesitas dan penyakit kronis lainnya, sebaiknya mulai lebih bijak mengonsumsi makanan. Meskipun, rendang dan opor ayam terlihat istimewa untuk dikonsumsi saat lebaran, pastikan kamu tidak mengonsumsinya berlebihan.
Baca juga: Masak Makanan Sehat Saat Lebaran, Bisa!
Apabila kamu berencana mengukur kadar kolesterol yang kamu miliki, kamu bisa memesan pemeriksaannya lewat aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa mendapatkan tes kolesterol di rumah saja. Tinggal buka aplikasi, lalu tentukan jenis dan waktu pemeriksaan. Kemudian petugas lab akan datang sesuai waktu yang ditetapkan. Mudah, bukan? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi :
Medical News Today. Diakses pada 2020. Is white meat really more healthful than red meat?.
American Journal of Clinical Nutrition. Diakses pada 2020. Effects of red meat, white meat, and non meat protein sources on atherogenic lipoprotein measures in the context of low compared with high saturated fat intake: a randomized controlled trial.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan