Mengenal Sel Telur dan Berbagai Masalah yang Bisa Terjadi
"Sel telur punya peranan penting dalam terjadinya proses kehamilan. Masalah pada ovum, seperti endometriosis, gangguan ovulasi dan kerusakan sel telur bisa mengganggu proses terjadinya kehamilan."
Halodoc, Jakarta – Sel telur atau ovum adalah salah satu komponen penting dalam sistem reproduksi wanita. Ovarium akan melepaskan ovum ketika wanita dalam masa subur.
Kualitas ovum yang baik bisa memperbesar peluang terjadinya kehamilan apabila ada sperma yang membuahinya. Itu sebabnya, kualitas ovum perlu wanita jaga supaya terhindar dari berbagai masalah.
Berikut informasi lebih lanjut seputar sel telur yang perlu wanita ketahui!
Apa Itu Sel Telur?
Anatomi sel telur terdiri dari beberapa bagian penting. Bagian inti ovum berisi materi genetik perempuan, yang akan bergabung dengan materi genetik sel sperma saat pembuahan.
Di sekitar inti, terdapat sitoplasma yang kaya dengan organel dan zat yang mendukung perkembangan awal embrio jika pembuahan terjadi.
Ada juga zona pelusida, lapisan pelindung yang mengelilingi ovum dan membantu mencegah penetrasi lebih dari satu sel sperma.
Sel telur diproduksi dalam ovarium wanita. Setiap bulan, ovarium melepaskan ovum selama siklus menstruasi.
Proses tersebut bernama ovulasi. Jika tidak dibuahi oleh sel sperma, ovum akan luruh dan keluar saat wanita mengalami menstruasi.
Masalah yang Terjadi pada Sel Telur dan Efeknya pada Kehamilan
Timbulnya masalah pada ovum tentu saja bisa menurunkan peluang wanita untuk hamil. Berikut berbagai masalah yang bisa terjadi pada ovum:
1. Penurunan kualitas sel telur
Salah satu masalah wanita paling umum adalah penurunan kualitas ovum ketika mereka bertambah usia. Hal ini bisa memengaruhi peluang pembuahan dan perkembangan embrio.
Bukan hanya menurunkan peluang kehamilan, menurunnya kualitas ovum juga dapat menyebabkan masalah kehamilan seperti keguguran atau kelainan genetik pada janin.
2. Gangguan ovulasi
Masalah ini dapat menghambat pelepasan sel telur dari ovarium. Beberapa contoh gangguan ovulasi, yaitu sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan hormon, amenorea dan perimenopause.
Kondisi ini bisa menimpa wanita usia berapa pun yang telah mengalami menstruasi. Gangguan ovulasi tentu saja bisa menghambat upaya untuk hamil.
3. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya tumbuh di dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim.
Kondisi ini bisa memengaruhi ovarium dan menyebabkan pembentukan kista sehingga merusak sel telur.
Pada umumnya, endometriosis menimbulkan rasa sakit dan menstruasi yang tidak normal.
Kondisi ini juga menghambat wanita untuk hamil. Lantas, Siapa Saja yang Berisiko Mengidap Endometriosis?
4. Kista ovarium
Kondisi ini muncul berupa kantong berisi cairan yang dapat terbentuk di ovarium. Beberapa jenis kista ovarium dapat mempengaruhi produksi dan pelepasan sel telur.
Kista juga memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Efeknya pada kehamilan dapat bervariasi tergantung pada jenis kista, ukuran, lokasi, dan gejalanya.
Namun, kista yang besar atau menekan ovarium dapat memengaruhi fungsi sel telur dan rawan pecah.
Kamu juga bisa kunjungi halaman ini untuk mendapatkan informasi lanjutan mengenai kesehatan seksual.
5. Kerusakan sel telur
Pada umumnya, ovum yang telah sperma buahi akan menempel ke dinding rahim. Saat memasuki usia enam minggu, embrio mulai tumbuh dan berkembang. Namun, ovum yang rusak bisa mengganggu proses ini.
Rahim akan terus bertumbuh tetapi tidak ada janin di dalamnya. Kondisi ini bernama blighted ovum alias kehamilan kosong.
Lambat laun, blighted ovum akan berkembang menjadi keguguran. Untuk lebih memahaminya, Kenali 5 Fakta Penting Mengenai Blighted Ovum.
6. Masalah genetik
Ovum yang mengalami masalah juga bisa memicu terjadinya mutasi gen. Normalnya, ovum dan sperma akan menyatu untuk menjadi janin saat terjadi pembuhan.
Karena adanya mutasi pada salah satu gen, janin yang terbentuk bisa mengalami gangguan dan cacar. Ketika lahir, mutasi genetik bisa menimbulkan masalah baru, seperti penyakit ganas.
Itulah informasi terkait sel telur yang perlu wanita pahami. Jika butuh saran terkait kondisi ini, jangan ragu berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apa lagi, download aplikasinya sekarang juga!