Mengenal Prosedur Kolonoskopi untuk Deteksi Kanker
“Kolonoskopi adalah salah satu tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi kanker. Prosedurnya melibatkan penggunaan tabung panjang dan fleksibel (kolonoskop) untuk melihat adanya pertumbuhan yang tidak normal di usus besar.”
Halodoc, Jakarta – Kolonoskopi adalah tes untuk memeriksa bagian dalam usus besar. Tes ini bisa membantu untuk mendeteksi berbagai macam masalah yang terjadi dalam organ tersebut, salah satunya kanker.
Hal inilah yang mendasari kelompok usia 45 tahun ke atas dan memiliki risiko tinggi akan penyakit kanker usus besar disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini.
Sebaiknya cari tahu prosedur yang perlu kamu lakukan sebelum melakukan pemeriksaan ini.
Persiapan Sebelum Kolonoskopi
Sebelum melakukan pemeriksaan ini, kamu perlu memberikan seluruh informasi mengenai kondisi kesehatanmu pada dokter. Hal yang perlu diingat, kolonoskopi tidak dapat dilakukan pada ibu hamil karena dapat memicu keguguran.
Selain itu, pengidap radang usus juga sebaiknya tidak menjalani kolonoskopi karena dapat meningkatkan risiko usus robek.
Kamu juga perlu melakukan beberapa persiapan, seperti:
- Beri tahu dokter berbagai jenis obat-obatan yang kamu konsumsi sebelum kolonoskopi. Mulai dari aspirin, obat pengencer darah, obat diabetes, hingga berbagai suplemen yang mengandung zat besi.
- Pastikan kamu memiliki kerabat atau keluarga yang bisa mendampingi selama prosedur berlangsung.
- Menjalankan pola makan yang disesuaikan selama beberapa hari sebelum tindakan.
- Puasa pada satu malam sebelum tindakan. Kamu tidak boleh mengonsumsi berbagai makanan keras. Kamu disarankan mengonsumsi makanan lunak dan air putih.
- Mengonsumsi pencahar pada malam hari sebelum tindakan guna membersihkan saluran pencernaan.
Prosedur Kolonoskopi untuk Mendeteksi Kanker
Biasanya saat melakukan kolonoskopi, pasien akan diminta untuk menggunakan pakaian khusus agar pemeriksaan dapat berjalan lancar. Kemudian, pasien akan diberikan anestesi.
Pada kondisi tertentu, pemberian anestesi juga bisa bersamaan dengan obat pereda nyeri yang langsung diberikan melalui aliran darah. Tujuannya untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama proses berlangsung.
Setelah itu, prosedurnya meliputi:
- Pasien akan diminta untuk berbaring menyamping dengan lutut yang ditarik ke arah dada.
- Kemudian, dokter akan memasukkan alat pemeriksaan, yaitu kolonoskop ke dalam rektum untuk memulai pemeriksaan.
- Kolonoskop akan melakukan pemeriksaan hingga sekitar usus besar. Selama pemeriksaan berlangsung, kolonoskop akan mengirimkan video atau gambar pada monitor. Dengan begitu, dokter bisa melakukan pemeriksaan pada bagian usus besar.
- Dokter juga akan menggerakkan kolonoskop, dan mengarahkan alat tersebut pada bagian yang akan mendapatkan pemeriksaan lebih detail pada usus besar.
- Kondisi ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau kram ringan pada perut. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman ini, pasien boleh menarik napas dalam.
- Selama kolonoskopi berlangsung, jika dokter melihat adanya jaringan yang tidak normal, dokter bisa langsung melakukan biopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah Prosedur Kolonoskopi
Setelah pemeriksaan selesai, biasanya pasien akan ditempatkan pada ruang pemulihan hingga kondisi benar-benar membaik. Kram, nyeri, atau rasa tidak nyaman pada perut biasanya akan membaik dalam waktu beberapa jam setelah pemulihan.
Untuk mengatasi efek samping tersebut, kamu bisa mencoba untuk melakukan gerakan ringan hingga kondisi tubuh benar-benar pulih. Jangan khawatir jika muncul gumpalan darah pada feses saat pertama kali buang air besar setelah pemeriksaan.
Namun, jika darah terus menerus muncul hingga beberapa hari setelah pemeriksaan, segera tanyakan pada dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat.
Hasil pemeriksaan biasanya bisa kamu ketahui beberapa hari setelah pemeriksaan berlangsung. Berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai hasil pemeriksaan, yaitu:
1. Hasil pemeriksaan negatif
Hasil pemeriksaan negatif menyatakan bahwa dokter tidak menemukan jaringan abnormal yang berbahaya. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk kembali melakukan kolonoskopi dengan aturan, seperti:
- Menjalani kolonoskopi kembali dalam 10 tahun ke depan jika kamu memiliki risiko mengalami kanker usus besar dan memiliki polip jinak pada usus besar.
- Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus, memiliki riwayat polip usus, dan mengidap sindrom genetik tertentu, kamu disarankan untuk melakukan kolonoskopi dalam 1-7 tahun ke depan.
2. Hasil pemeriksaan positif
Kolonoskopi dianggap positif jika dokter menemukan adanya jaringan abnormal atau polip pada usus besar. Dokter juga bisa mengangkat polip yang ditemukan pada usus besar saat pemeriksaan untuk dilanjutkan pemeriksaan pada laboratorium.
Pasien juga akan mendapatkan pengawasan yang lebih ketat untuk mencari polip dan memastikan kondisinya.
Dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan kolonoskopi ulang. Berikut kondisi yang membuat kolonoskopi perlu dilakukan berulang, seperti:
- Terdapat feses pada usus besar saat pemeriksaan.
- Muncul dua polip atau lebih pada usus besar.
- Polip memiliki ukuran yang besar lebih dari 1 sentimeter.
- Polip dengan risiko kanker.
Indikasi dan Gejala yang Memerlukan Kolonoskopi
Secara statistik, risiko terkena kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Itulah sebabnya, American Cancer Society merekomendasikan skrining rutin setidaknya pada usia 45 tahun.
Kamu mungkin juga harus menjalani kolonoskopi untuk skrining kanker bila:
- Berusia lebih dari 45 tahun dan belum pernah melakukan pemeriksaan tersebut.
- Memiliki jaringan diangkat saat kolonoskopi terakhir.
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal.
- Ada penyakit bawaan yang meningkatkan risiko , seperti familial adenomatous polyposis (FAP) atau sindrom Lynch.
- Mengidap penyakit radang usus.
Pemeriksaan ini sebaiknya kamu lakukan ketika mengalami keluhan kesehatan berikut ini:
- Pendarahan dari dubur atau darah pada tinja yang tidak bisa dijelaskan.
- Perubahan kebiasaan buang air besar yang tidak dapat dijelaskan, seperti diare, sembelit, atau inkontinensia.
- Sakit perut terus-menerus yang tidak dapat dijelaskan.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan atau kurangnya penambahan berat badan pada anak-anak.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ketika kamu mengalami keluhan kesehatan tersebut. Cari tahu juga manfaat kolonoskopi untuk mendeteksi penyakit kanker melalui artikel ini: Deteksi Dini Kanker Usus Besar dengan Kolonoskopi.
Selain melakukan kolonoskopi, kamu bisa cari tahu jenis pemeriksaan lainnya yang bisa mendeteksi kanker usus besar melalui artikel 9 Jenis Tes untuk Memastikan Diagnosis Kanker Usus Besar.
Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ini atau pemeriksaan kesehatan lainnya, kamu bisa menggunakan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya). Klik gambar berikut untuk informasi lebih lanjut: