Mengenal People Pleaser: Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   14 Maret 2025

People pleaser artinya adalah perilaku untuk menyenangkan orang lain secara berlebihan.

Mengenal People Pleaser: Ciri, Dampak, dan Cara MengatasinyaMengenal People Pleaser: Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI


Baik kepada orang lain dan membuat orang-orang di sekitar senang dengan kamu sebenarnya tidak masalah.

Namun, beberapa orang cenderung menjadi people pleaser.

People pleaser adalah mereka yang selalu ingin menyenangkan orang lain dengan cara yang berlebihan, bahkan dengan cara yang tidak seharusnya.

Hal itu tentu bisa berdampak buruk bagi diri sendiri, karena kamu cenderung bersikap demi kepentingan orang lain dan orang lain bisa memanfaatkan hal tersebut untuk mengontrol kamu.

Apa Itu People Pleaser?

People pleaser adalah seseorang yang merasakan dorongan kuat untuk menyenangkan orang lain, bahkan dengan mengorbankan dirinya sendiri.

Mereka mungkin merasa bahwa keinginan dan kebutuhan mereka sendiri tidak penting dibanding keinginan orang lain, atau mereka bisa mengubah kepribadian mereka di sekitar orang lain.

People pleaser bukan diagnosis medis atau ciri kepribadian yang diukur oleh psikolog.

Ini hanyalah julukan informal yang orang gunakan untuk menggambarkan berbagai perilaku, seperti mau mengerjakan pekerjaan orang lain untuk membuat ia senang, atau berkata-kata manis untuk menyenangkan orang lain.

Hal ini berbeda dengan sifat kebaikan atau kemurahan hati.

Orang yang baik menolong orang lain tapi bisa menyeimbangkannya dengan kebaikan atau kebutuhan diri sendiri juga.

Namun, people pleaser biasanya sulit mengatakan tidak pada setiap permintaan. 

Kenali Ciri-Ciri People Pleaser

Perilaku untuk selalu menyenangkan orang lain ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Merasa sulit untuk mengatakan tidak pada permintaan orang lain.
  • Sering melakukan pekerjaan ekstra, padahal mereka sendiri tidak punya waktu untuk mengerjakan tugasnya sendiri.
  • Sering kali terlalu berkomitmen pada sebuah rencana, tanggung jawab, atau proyek.
  • Menghindari melakukan pembelaan untuk kepentingan mereka sendiri. Misalnya, dengan mengatakan bahwa mereka baik-baik saja padahal sebenarnya tidak
  • Menghindari berselisih paham dengan orang lain atau menyuarakan pendapat jujurnya.
  • Setuju dengan pendapat semua orang.
  • Sering meminta maaf meskipun hal itu bukan kesalahannya.
  • Mengikuti saja hal-hal yang tidak mereka sukai untuk menghindari timbulnya gesekan dengan orang lain.
  • Mengubah kepribadian demi menyenangkan orang lain.

Orang dengan perilaku ini juga bisa merasa:

  • Cemas untuk membela diri mereka sendiri.
  • Merasa ada tekanan untuk bersikap ramah, baik, atau ceria setiap saat.
  • Stres karena komitmen yang telah mereka ambil.
  • Frustrasi karena mereka sepertinya tidak pernah punya waktu untuk diri mereka sendiri.
  • Bahwa keinginan atau kebutuhan mereka sendiri tidak penting dibandingkan dengan orang lain.
  • Orang-orang memanfaatkan kebaikannya.

Dampak People Pleaser Bagi Kesehatan Mental

Menjadi people pleaser akan merugikan diri sendiri dan berdampak buruk bagi kesehatan mental diri sendiri.

Berikut dampak menjadi people pleaser bagi kesehatan mental:

1. Stres

Ini adalah dampak paling umum yang sering people pleaser rasakan akibat berusaha terlalu keras untuk menyenangkan orang lain.

Stres terjadi ketika mereka merasa kewalahan atau tidak mampu untuk mengatasi sesuatu. 

Misalnya, jadwal yang padat, beban kerja tinggi, atau daftar tugas yang panjang karena menyenangkan orang lain bisa membuat people pleaser lama kelamaan menjadi stres.

Tidak bisa bersikap apa adanya, atau mengabaikan keinginan atau kebutuhan mereka yang sebenarnya, juga bisa menyebabkan pelaku mengalami stres atau cemas.

2. Kelelahan

Bersikap terlalu ‘lebay, atau terlalu ceria di hadapan orang lain, lama kelamaan bisa melelahkan secara mental dan fisik.

3. Mengabaikan diri sendiri

Terlalu sibuk menyenangkan orang lain juga menyebabkan people pleaser tidak memiliki waktu dan energi yang cukup untuk memerhatikan diri mereka sendiri. 

Akibatnya, mereka menjadi tidak sempat merawat kebersihan pribadi dan penampilan diri sendiri atau fokus dengan kesehatan mental dan fisik, serta karir mereka sendiri. 

4. Kebencian 

People pleaser juga bisa membenci diri mereka sendiri karena kesulitan untuk menolak permintaan orang lain.

Hal ini menyebabkan mereka menjadi marah atau frustrasi. Perasaan ini bisa bermanifestasi sebagai perilaku agresi pasif, yaitu ketika seseorang mengungkapkan kemarahannya secara tidak langsung, misalnya melalui lelucon atau sarkasme.

5. Masalah hubungan 

Ketika seseorang tidak bahagia, hal itu dapat memengaruhi hubungannya. Misalnya, people pleaser mungkin merasa pasangannya memanfaatkan kesediaannya untuk membantu, sehingga menimbulkan konflik.

6. Kehilangan identitas

Orang yang terlalu memikirkan untuk menyenangkan orang lain mungkin menjadi kurang sadar akan apa yang mereka inginkan atau rasakan.

Hal ini bisa menyebabkan mereka kurang memahami kebutuhan atau siapa diri mereka.

Nah, untuk mengetahui masalah kesehatan mental lainnya, kamu bisa cek di sini: Jelajahi Topik Konseling Umum.

Apa Kata Riset?

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology membahas tentang dampak perilaku people-pleaser terhadap kesehatan mental individu. Hasilnya:

  • Individu yang sering berperilaku sebagai people-pleaser cenderung memiliki harga diri yang lebih rendah dan kurang memiliki penghargaan terhadap diri sendiri. 
  • Studi ini juga mengungkapkan bahwa perilaku ini dapat mengakibatkan stres kronis dan kelelahan, karena terus-menerus memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi mereka sendiri.

Cara Berhenti Menjadi People Pleaser

Meskipun mungkin sulit untuk berhenti dari kebiasaan menyenangkan orang lain, ada beberapa tips sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi perilaku tersebut:

1. Mulailah dengan langkah kecil 

Untuk memulainya, cobalah berkomitmen untuk memenuhi satu kebutuhan diri sendiri pada satu waktu. Misalnya, kamu bisa memberikan diri kamu waktu istirahat sejenak di antara rapat atau di tengah.

Jadi, jangan hanya memikirkan orang lain, kamu juga perlu tahu Cara Menerapkan Self Love untuk Jaga Kesehatan Mental.

2. Mengulur-ulur waktu

Ketika seseorang minta bantuan kamu, alih-alih langsung menjawab, cobalah mengulur waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu.

3. Menetapkan batas waktu 

Saat mengatakan ya terhadap sesuatu, sertakan juga batas waktu atau tenggat waktu daripada membiarkan orang lain yang mengatur jadwalnya.

Misalnya, kamu mungkin setuju untuk membantu menjaga anak seorang teman, tapi hanya dari beberapa jam saja.

Atau kamu bersedia membantu mengerjakan tugas, tapi hanya setelah pekerjaanmu kelar atau minta tenggat waktu yang cukup untuk mengerjakannya.

4. Pemblokiran waktu 

Cobalah untuk memblokir waktu dalam satu hari untuk tidak menerima permintaan atau rencana baru.

Kamu bisa melakukan ini sendiri atau menggunakan aplikasi kalender untuk menolak undangan baru secara otomatis.

5. Berlatih mengucapkan “tidak” 

Dalam banyak situasi, sebenarnya kamu bisa menolak tapi dengan sopan, bijaksana dan penuh empati.

Kamu mungkin bisa berlatih dulu mengucapkan kata “tidak” sebelum berbicara dengan orang tersebut.

Kamu juga bisa coba Tips Tepat untuk Berhenti Menjadi People Pleaser lainnya di artikel tersebut.

Namun, bila kamu tidak mampu menerapkan cara-cara di atas, dan semakin lama kamu menemukan dirimu semakin terpuruk karena harus menyenangkan orang lain, cobalah meminta bantuan profesional.

Kamu bisa menghubungi psikolog klinis di Halodoc untuk konsultasi masalah yang sedang kamu hadapi, kapan saja dan di mana saja.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2023. People pleaser: What it means and how to stop
WebMD. Diakses pada 2023. What Is a People Pleaser?

FAQ

1. Apa dampak dari people pleaser?

Menjadi people pleaser bisa memiliki beberapa dampak negatif, seperti:

  • Stres dan kelelahan karena selalu berusaha menyenangkan orang lain bisa menyebabkan kelelahan mental dan fisik.
  • Kurangnya keaslian karena kamu mungkin kehilangan rasa diri sendiri karena terus-menerus menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain.
  • Menjadi people pleaser dapat menyebabkan hubungan yang tidak seimbang di mana kebutuhan kamu sering diabaikan.
  • Seringkali, people pleaser mengaitkan nilai diri mereka dengan penerimaan dan persetujuan dari orang lain.

2. Apakah people pleaser itu penyakit mental?

People pleaser bukan penyakit mental, tetapi lebih merupakan perilaku yang dipelajari. Namun, perilaku ini bisa dikaitkan dengan masalah kesehatan mental.

Misalnya, seperti kecemasan atau gangguan kepribadian yang bergantung. Jika perilaku ini sangat mengganggu atau berakar pada masalah psikologis.

3. Mengapa kita harus berhenti menjadi people pleaser?

Berhenti menjadi people pleaser penting untuk beberapa alasan:

  • Untuk kesehatan mental yang lebih baik
  • Untuk membangun keaslian diri
  • Untuk memperkuat hubungan
  • Untuk pengembangan diri.