Mengenal Penyebab dan Faktor Risiko Hipertiroidisme
“Kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat memunculkan kondisi yang disebut hipertiroidisme. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal dan faktor, mulai dari penyakit tertentu, kehamilan, efek samping obat-obatan, dan masih banyak lagi.”
Halodoc, Jakarta - Di dalam tubuh, ada salah satu hormon yang berperan penting dalam metabolisme tubuh, yaitu hormon tiroksin. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid ini tidak boleh terlalu tinggi kadarnya. Kondisi ketika hormon tiroksin terlalu tinggi disebut dengan istilah hipertiroidisme.
Hal-hal yang jadi penyebab dan faktor risiko hipertiroidisme bisa dibilang cukup banyak. Berbagai hal tersebut menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Beberapa penyebab secara teknis dapat dihindari, tetapi sebagian besar tidak.
Baca juga: Diidap Jet Li, Inilah 4 Fakta Hipertiroidisme
Penyebab dan Faktor Risiko Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid memproduksi hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Setiap hormon diproduksi dalam jumlah tepat, berfungsi untuk mengatur sel dan cara kerja tubuh.
Pada kasus hipertiroidisme, kedua hormon tersebut (khususnya tiroksin) diproduksi secara berlebih. Pemicunya beragam, di antaranya adalah:
1.Penyakit Graves
Sebagian besar kasus hipertiroidisme disebabkan penyakit graves, salah satu jenis gangguan autoimun. Biasanya, penyakit graves dialami oleh orang berusia 20-40 tahun.
2.Tiroiditis
Kondisi ini merupakan peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau gangguan autoimun. Kerusakan ini menyebabkan kebocoran hormon tiroksin, sehingga produksinya menjadi berlebihan.
3.Nodul Tiroid
Nodul tiroid merupakan gumpalan yang terbentuk di dalam kelenjar tiroid tanpa sebab yang jelas. Gumpalan ini berdampak pada peningkatan produksi tiroksin yang berujung pada hipertiroidisme. Kondisi ini rentan dialami orang berusia 60 tahun.
4.Kanker Tiroid
Kanker tiroid adalah jenis kanker yang tergolong langka. Jika sel yang tumbuh ganas menghasilkan banyak hormon tiroid, pengidap kanker tiroid berisiko tinggi mengalami hipertiroidisme.
Kanker ini rentan dialami orang berusia 30 tahun lebih. Tumor adenoma pada kelenjar hipofisis memicu produksi hormon tiroksin berlebih di dalam tubuh.
5.Kehamilan
Tingginya kadar hormon HCG saat hamil memicu terjadinya hipertiroidisme, khususnya pada kehamilan kembar dan hamil anggur.
6.Efek Samping Konsumsi Obat
Beberapa obat-obatan dapat memberi efek yang berpengaruh pada kadar hormon tiroksin, seperti suplemen iodine atau obat yang mengandung zat tersebut (salah satunya amiodarone).
Baca juga: Jangan Sepelekan Bahaya Hipertiroidisme yang Perlu Diketahui
Selain berbagai penyebab tersebut, hipertiroidisme juga bisa meningkat risikonya karena beberapa faktor, seperti:
- Berjenis kelamin perempuan.
- Memiliki riwayat penyakit autoimun pribadi atau keluarga, misalnya rheumatoid arthritis, lupus atau penyakit Celiac.
- Memiliki riwayat penyakit tiroid pribadi atau keluarga, termasuk nodul tiroid.
- Baru pertama kali hamil.
- Merokok.
- Mengalami trauma pada kelenjar tiroid.
- Kekurangan vitamin D dan selenium.
- Mengalami stres psikologis, misalnya karena perceraian atau kehilangan pasangan.
Gejala yang Perlu Dipahami
Tingginya kadar hormon tiroid dalam tubuh berpengaruh pada meningkatnya kecepatan metabolisme. Kondisi ini yang menimbulkan berbagai macam gejala pada tubuh manusia.
Di antaranya adalah penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, mudah marah, sulit tidur, keringat berlebihan, libido menurun, otot terasa lemas, diare, siklus menstruasi tidak teratur, mudah haus, kelelahan, hingga kemandulan.
Pada kasus yang lebih parah, hipertiroidisme ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid, denyut jantung tidak beraturan (palpitasi), kulit lembap, kedutan otot, tremor, ruam kemerahan, rambut rontok, telapak tangan berwarna kemerahan, dan struktur kuku melonggar. Gejala biasanya semakin parah jika kadar tiroksin dalam darah meningkat.
Baca juga: Kenali Penyakit Hipertiroid dan Efek Sampingnya Bagi Tubuh
Kamu dianjurkan segera ke dokter jika mengalami pusing, napas pendek, detak jantung cepat, hingga kehilangan kesadaran. Tanpa penanganan yang tepat, hipertiroidisme menimbulkan komplikasi serius, seperti oftalmopati graves, preeklamsia, keguguran, hipotiroidisme, badai tiroid, gangguan jantung, dan osteoporosis.
Itulah penyebab dan faktor yang meningkatkan risiko hipertiroidisme, serta gejala yang perlu dikenali. Kalau kamu punya keluhan mirip gejala hipertiroidisme, segera gunakan aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter dan beli obat yang diresepkan, kapan dan di mana saja.