Mengenal Penyakit Menular dari Ilmu Mikrobiologi

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   10 Juni 2020
Mengenal Penyakit Menular dari Ilmu MikrobiologiMengenal Penyakit Menular dari Ilmu Mikrobiologi

Halodoc, Jakarta - Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang makhluk hidup berukuran sangat kecil, agar dapat dilihat jelas dengan mata telanjang. Objek kajiannya sendiri adalah semua makhluk yang perlu dilihat dengan menggunakan mikroskop, seperti bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, serta Archaea.

Virus juga kerap kali dimasukkan dalam kajian ilmu ini, meski sebenarnya virus tidak sepenuhnya bisa dianggap sebagai makhluk hidup. Berikut sejumlah penyakit dari ilmu mikrobiologi!

Baca juga: Ini Bedanya Pemeriksaan Bakteriologi dan Mikrobiologi

Berikut Sejumlah Penyakit dari Ilmu Mikrobiologi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mikrobiologi merupakan cabang ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup berukuran sangat kecil, seperti bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, serta Archaea. Berikut penyakit dari ilmu mikrobiologi yang disebabkan oleh bakteri, dan umumnya merupakan penyakit yang membahayakan:

  • Meningitis

Meningitis merupakan radang pada membran yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut meningen. Radang tersebut dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau juga mikroorganisme lain. Jika disebabkan oleh bakteri, meningitis berpotensi merusak otak dan menyebabkan kematian. Sedangkan jika disebabkan oleh virus, umumnya menimbulkan gejala yang lebih ringan.

Gejala yang muncul akan tergantung pada seberapa kondisi pengidap. Gejala umumnya meliputi demam tinggi, kaku pada leher, sakit kepala berat, kejang-kejang, sensitif terhadap cahaya, mual dan muntah, sulit berkonsentrasi, serta mengalami penurunan nafsu makan.

  • Sepsis

Sepsis merupakan komplikasi berat dari infeksi, yang menyebabkan bakteri penyebab infeksi menyebar di aliran darah, sehingga tubuh melepaskan zat antibodi untuk melawannya. Saat melakukan perlawanan, hal tersebut dapat merusak organ-organ tubuh. Jika sampai menimbulkan gangguan fungsi organ atau syok septik, kondisi tersebut dapat membahayakan nyawa pengidapnya.

Sepsis dapat terjadi pada siapa saja. Meski demikian, kondisi ini lebih rentan dialami oleh bayi, orang lanjut usia, dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pada kondisi yang sudah parah, sepsis akan ditandai dengan beberapa gejala, seperti menggigil, kulit pucat, penurunan frekuensi buang air kecil, pendarahan, menurunnya kesadaran, serta sesak napas.

Baca juga: Diagnosis Keberadaan Mikroba, Begini Tes Mikrobiologi Dilakukan

  • Tuberkulosis

Penyakit tuberkulosis, atau yang lebih dikenal dengan TBC disebabkan oleh bakteri menyerang paru-paru, serta organ lain seperti tulang, otak, ginjal, dan kulit. TB merupakan salah satu penyakit menular yang berpotensi mengancam nyawa pengidapnya. Penularannya sendiri terjadi melalui percikan air liur pengidap saat batuk atau bersin.

Penyakit ini akan ditandai dengan batuk berdahak lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, demam dan menggigil, lemas, nyeri dada saat batuk atau bernapas, penurunan nafsu makan, serta lemas.

  • Pielonefritis Akut

Pielonefritis akut merupakan infeksi ginjal yang terjadi secara mendadak dan langsung parah. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini  dapat mengancam nyawa pengidapnya. Apalagi jika ginjal telah bengkak dan rusak secara permanen. Pielonefritis akut berawal dari infeksi saluran kemih (ISK), kemudian bakteri berkembang biak di kandung kemih, dan menyebar hingga ke organ ginjal.

Beberapa gejala yang tampak meliputi meningkatnya frekuensi buang air kecil, rasa nyeri atau panas saat buang air kecil, adanya darah dalam urine, urine berbau amis, demam tinggi, mual dan muntah, kebingungan, serta penglihatan kabur.

  • Leptospirosis

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menyerang manusia dan hewan. Cara penularannya sendiri melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Jika tidak diatasi secara tuntas, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi berupa meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal, serta gagal napas, hingga kematian.

Penyakit ini akan menimbulkan gejala secara mendadak dalam waktu 2 minggu setelah seseorang terinfeksi. Gejala yang tampak dapat meliputi mual dan muntah, meriang, sakit kepala, nyeri otot, diare, sakit perut, penyakit kuning, demam, serta ruam.

Baca juga: Diagnosis Penyakit Tifus dengan Tes Mikrobiologi, Ini Penjelasannya

Tingginya kasus yang disebabkan oleh bakteri berkaitan erat dengan sanitasi dan kebersihan lingkungan yang tidak terjaga dengan baik. Untuk membantu mencegah penyakit, khususnya yang disebabkan oleh bakteri, penting untuk membiasakan cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, menjalani pola hidup sehat, serta mendapat vaksinasi lengkap. Saat kamu mengalami masalah kesehatan, jangan sungkan untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya!

Referensi:

Better Health. Diakses pada 2020. Infections – bacterial and viral.
CDC. Diakses pada 2020. Leptospirosis.
CDC. Diakses pada 2020. Sepsis. 
Healthline. Diakses pada 2020. Pyelonephritis.
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Meningitis?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Tuberculosis.