Mengenal Obat Suppositoria: Jenis dan Cara Pakainya
Obat suppositoria biasanya diberikan pada pasien yang tidak bisa mengonsumsi obat secara oral atau ditelan langsung.

DAFTAR ISI
- Jenis Obat Suppositoria
- Cara Menggunakan Obat Suppositoria
- Apa Kata Studi tentang Pemberian Obat Suppositoria Melalui Rektum?
- Mengapa Dokter Merekomendasikan Obat Suppositoria?
Suppositoria adalah salah satu bentuk obat yang mungkin belum begitu dikenal luas dibandingkan dengan tablet atau kapsul. Namun, bagi sebagian orang, obat ini bisa menjadi solusi yang lebih efektif, terutama untuk kondisi tertentu di mana metode pemberian obat lainnya kurang optimal.
Suppositoria dirancang untuk dimasukkan ke dalam tubuh melalui rektum, vagina, atau uretra. Obat ini kemudian akan larut dan bekerja secara lokal maupun sistemik.
Yuk, bahas lebih lanjut tentang jenis-jenis suppositoria dan cara penggunaannya yang tepat berikut ini!
Jenis Obat Suppositoria
Suppositoria tersedia dalam beberapa jenis, yang masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan medis tertentu:
1. Suppositoria rektal
Suppositoria rektal digunakan untuk mengatasi masalah seperti sembelit, wasir, atau memberikan efek sistemik seperti pereda demam dan nyeri.
Biasanya obat ini berbentuk seperti peluru kecil, untuk memudahkannya masuk ke dalam rektum.
Contoh obat: Obat pencahar (bisacodyl) atau obat antiinflamasi lokal.
Selain bentuk suppositoria, ada beberapa obat lainnya yang bisa dikonsumsi sebagai pencahar. Simak rekomendsinya pada artikel berikut: Ini 5 Rekomendasi Obat Pencahar yang Aman dan Ampuh.
2. Suppositoria vaginal
Suppositoria vaginal dirancang untuk mengobati infeksi vagina seperti kandidiasis (infeksi jamur), atau memberikan hormon seperti estrogen sebagai terapi penggantian hormon.
Suppositoria vaginal umumnya berupa tablet atau kapsul kecil yang larut di dalam vagina.
Contoh obat: Antijamur seperti clotrimazole atau suppositoria hormon.
3. Suppositoria uretra
Suppositoria uretra digunakan untuk mengobati masalah seperti disfungsi ereksi.
Obat ini berukuran sangat kecil, tujuannya agar dapat dimasukkan ke dalam saluran uretra dengan nyaman.
Contoh obat: Alprostadil untuk terapi disfungsi ereksi.
Cara Menggunakan Obat Suppositoria
Penggunaan suppositoria memerlukan langkah-langkah yang tepat, agar obat dapat bekerja optimal. Berikut cara pakai suppositoria yang perlu kamu ketahui:
1. Tahap persiapan
Di tahap ini pastikan tangan kamu dalam kondisi bersih dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air. Jika perlu, gunakan sarung tangan medis untuk menjaga kebersihan.
2. Gunakan obat sesuai instruksi
Rektal
- Berbaring miring dengan satu kaki ditekuk ke arah dada.
- Masukkan suppositoria dengan ujung lancip terlebih dahulu ke dalam rektum sekitar 2,5 cm hingga 4 cm (untuk dewasa).
Vaginal
- Berbaring terlentang dengan lutut ditekuk, atau berdiri dengan satu kaki diangkat.
- Masukkan suppositoria ke dalam vagina menggunakan jari atau aplikator hingga cukup dalam.
Uretra
- Gunakan sesuai panduan dokter, karena biasanya obat ini memerlukan teknik khusus.
3. Setelah penggunaan
Setelah menggunakan obat, tetap dalam posisi tersebut selama beberapa menit untuk mencegah obat keluar sebelum larut. Kemudian, cuci tangan kembali setelah selesai menggunakan obat.
Tips Menggunakan Obat Suppositoria
1. Gunakan sabun dan air hangat untuk mencuci tangan sebelum menyentuh supositoria guna menghindari infeksi. Setelah selesai, pastikan kamu mencuci tangan kembali.
2. Simpan suppositoria di tempat sejuk sesuai petunjuk pada kemasan.
3. Jangan membuka supositoria dari bungkusnya, sebelum siap digunakan untuk menjaga kebersihan dan kualitasnya.
4. Jangan menggunakan obat ini tanpa resep dokter, terutama jika ada riwayat alergi atau kondisi medis tertentu.
5. Jangan gunakan suppositoria yang telah melewati tanggal kedaluwarsa.
Apa Kata Studi tentang Pemberian Obat Suppositoria Melalui Rektum?
Studi berjudul Physiological and Pharmaceutical Considerations for Rectal Drug Formulations yang dipublikasikan oleh Pharmacology Journal (2019) mengungkapkan bahwa, meskipun pemberian obat melalui mulut (rute oral) adalah yang paling nyaman, ada situasi tertentu di mana metode ini tidak memungkinkan, baik dari segi klinis maupun farmasi.
Dalam kondisi seperti itu, pemberian obat melalui rektum dapat menjadi alternatif yang praktis dan efektif, baik untuk pengobatan lokal maupun sistemik.
Rektum memiliki lingkungan yang relatif stabil dengan aktivitas enzimatik yang lebih rendah, dibandingkan bagian lain dari saluran pencernaan.
Selain itu, setelah diserap, sebagian obat yang diberikan secara rektal dapat melewati hati tanpa mengalami proses metabolisme awal (first-pass effect).
Hal ini memungkinkan obat mencapai kadar lokal dan sistemik yang signifikan, meskipun luas permukaan mukosa rektal tergolong kecil.
Oleh karena itu, metode ini sering dipilih untuk mengatasi keterbatasan rute oral dan memberikan manfaat terapeutik yang optimal.
Mengapa Dokter Merekomendasikan Obat Suppositoria?
Dokter mungkin merekomendasikan suppositoria untuk alasan berikut:
- Obat bekerja langsung pada area tertentu, seperti rektum atau vagina, sehingga lebih cepat dan efektif.
- Pasien sulit menelan obat. Pasien yang mengalami mual, muntah, atau kesulitan menelan dapat memanfaatkan suppositoria.
- Suppositoria rektal memungkinkan obat masuk ke dalam aliran darah dengan cepat, tanpa melewati saluran pencernaan.
- Digunakan dalam situasi tertentu seperti terapi hormon atau pengobatan lokal pada infeksi.
Kamu perlu tahu, Ini Bahayanya Jika Menggunakan Obat Tidak Sesuai Dosis.
Jika kamu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang penggunaan obat ini, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, ya. Ingat, penggunaan obat yang bijak adalah kunci untuk menjaga kesehatan tubuh.