Mengenal Gigi Gingsul: Penyebab dan Cara Mengatasinya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 September 2024

“Gigi gingsul terjadi ketika gigi taring tumbuh terlambat, sehingga menyebabkan gigi bertumpuk dan tidak teratur. Penyebabnya meliputi faktor genetik, rahang tidak sejajar, sampai cedera.”

Mengenal Gigi Gingsul: Penyebab dan Cara MengatasinyaMengenal Gigi Gingsul: Penyebab dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Gigi Gingsul?
  2. Penyebab Gigi Gingsul
  3. Cara Mengatasi Gigi Gingsul
  4. Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Mengatasi Gigi Gingsul

Halodoc, Jakarta – Gigi merupakan bagian penting dari penampilan dan kesehatan seseorang. Tidak hanya berfungsi dalam proses mengunyah, gigi juga memiliki peran estetika. 

Salah satu kondisi yang sering mengganggu estetika adalah gigi gingsul. Banyak orang menganggap gigi gingsul memberikan karakter tersendiri pada senyuman.

Akan tetapi, sebagian lainnya merasa terganggu dengan bentuknya. Yuk, kenali apa itu gigi bungsu dan apakah bisa di atasi?

Apa Itu Gigi Gingsul?

Gigi gingsul terjadi ketika gigi taring mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya, sehingga menyebabkan kondisi kepadatan gigi yang berlebihan (overcrowding). 

Pada umumnya, gigi taring akan tumbuh setelah gigi susu tanggal. Akan tetapi, dalam kondisi ini, gigi tersebut tumbuh lebih lambat. Alhasil, ruang yang seharusnya ditempati oleh gigi taring diambil oleh gigi lain di sekitarnya.

Akibatnya, gigi yang seharusnya tumbuh dengan rapi justru tumbuh di berbagai posisi, seperti menonjol keluar, masuk ke dalam, atau bahkan tertanam di dalam gusi.

Banyak orang yang mengalami gigi gingsul merasa kurang nyaman ketika tersenyum, karena penampilannya yang terlihat tidak rata.

Selain berdampak pada penampilan, gigi gingsul juga bisa menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Ini terjadi karena gigi yang tidak tumbuh dengan sempurna lebih rentan mengalami kerusakan, seperti gigi berlubang.

Penyebab Gigi Gingsul

Gigi gingsul dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak-anak, kondisi ini biasanya disebabkan oleh ukuran gigi yang terlalu kecil, sehingga tidak cukup memenuhi ruang di gusi.

Berikut beberapa penyebab lain dari gigi gingsul:

1. Faktor Genetik

Gigi gingsul sering kali disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik. Bentuk dan ukuran rahang serta pertumbuhan gigi adalah beberapa hal yang dapat diwariskan dalam keluarga. 

Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki gigi gingsul, ada kemungkinan anak mereka juga akan mengalami hal yang sama.

Meskipun faktor genetik tidak bisa dihindari, kamu bisa meminimalkan efeknya dengan menjaga kesehatan gigi secara optimal sejak dini.

2. Rahang Tidak Sejajar

Kondisi rahang yang tidak sejajar juga bisa memicu pertumbuhan gigi gingsul. Ketika rahang atas dan bawah tidak pas satu sama lain, gigi dapat tumbuh tidak teratur. 

Pada umumnya, gigi taring yang tumbuh paling terakhir akan terkena dampaknya karena tidak mendapatkan cukup ruang. Akibatnya, gigi tersebut tumbuh di luar posisi yang seharusnya.

3. Kebiasaan Masa Kecil

Kebiasaan seperti menghisap jempol atau menggunakan dot dalam jangka waktu lama dapat memengaruhi pertumbuhan rahang dan gigi, terutama pada anak-anak.

Kebiasaan ini memberikan tekanan pada gusi dan menyebabkan rahang menyempit, yang pada akhirnya membuat gigi tumbuh di posisi yang salah. 

Anak yang terus menghisap jempol hingga usia yang lebih tua sering kali mengalami pertumbuhan gigi yang tidak rata, termasuk gigi gingsul.

4. Kebersihan Gigi yang Kurang Terjaga

Kurangnya perawatan gigi yang baik juga dapat menjadi penyebab gigi gingsul. Ketika kebersihan gigi tidak dijaga dengan benar, masalah seperti penyakit gusi dapat muncul dan mengganggu pertumbuhan gigi. 

Hal ini bisa menyebabkan gigi tumbuh bertumpuk atau tumpang tindih (overcrowding). Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan gigi, terutama pada anak-anak.

5. Cedera pada Gigi atau Rahang

Cedera yang memengaruhi rahang atau gigi, terutama pada anak-anak yang masih memiliki gigi susu, juga bisa menyebabkan pertumbuhan gigi yang tidak normal. 

Kondisi ini bisa mengubah posisi alami gigi dalam mulut, sehingga gigi yang baru tumbuh tidak berada di tempat yang semestinya. Intip pula 4 Fakta Gigi Gingsul yang Menarik untuk Diketahui.

Cara Mengatasi Gigi Gingsul

Meskipun gigi gingsul tidak selalu menyebabkan masalah kesehatan yang serius, beberapa orang mungkin merasa kurang percaya diri dengan kondisi ini.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi gingsul, baik untuk alasan estetika maupun kesehatan, antara lain:

1. Memasang Kawat Gigi (Behel)

Salah satu metode paling umum untuk merapikan gigi gingsul adalah dengan menggunakan kawat gigi.

Kawat gigi bekerja dengan memberikan tekanan secara bertahap untuk menggeser gigi ke posisi yang benar.

Proses ini biasanya memakan waktu antara 2 hingga 3 tahun, tergantung pada tingkat keparahan kondisi gigi. Kawat gigi tersedia dalam beberapa jenis, seperti:

  • Kawat Gigi Metal.Terbuat dari braket logam yang paling umum digunakan.
  • Kawat Gigi Keramik. Memiliki warna yang menyerupai gigi, sehingga tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan kawat gigi metal. Banyak orang dewasa memilih kawat gigi keramik karena lebih estetis, meskipun harganya lebih mahal dibandingkan kawat gigi metal.

2. Ekstraksi Gigi

Dalam beberapa kasus, pencabutan gigi bisa menjadi solusi untuk mengatasi gigi gingsul, terutama jika gigi terlalu padat dan tidak ada cukup ruang untuk pertumbuhannya. 

Sebelum memutuskan untuk mencabut gigi, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter gigi untuk memeriksa kondisi rahang dan struktur gigi secara keseluruhan. Kenali lebih lanjut seputar Perawatan Gigi – Tujuan, Jenis, dan Prosedur.

3. Operasi Ortodonti

Pada kasus yang lebih parah, terutama jika gigi gingsul disebabkan oleh masalah pertumbuhan rahang, operasi ortodonti mungkin diperlukan. 

Operasi ini dilakukan untuk memperbaiki posisi rahang dan memberikan ruang yang cukup bagi gigi untuk tumbuh dengan benar.

Biasanya, operasi ortodonti dilakukan bersamaan dengan perawatan kawat gigi untuk hasil yang optimal.

4. Penggunaan Retainer

Setelah perawatan kawat gigi selesai, retainer biasanya direkomendasikan untuk menjaga posisi gigi yang telah dirapikan agar tidak kembali ke posisi asalnya. 

Penggunaan retainer sangat penting untuk mempertahankan hasil dari perawatan ortodonti.

Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Mengatasi Gigi Gingsul

Apabila kamu memiliki gigi gingsul dan terganggu dengan bentuknya, konsultasikan saja dengan dokter dokter gigi di Halodoc.

Mereka bisa memberikan saran perawatan yang tepat untuk menangani gigi gingsulmu.

Berikut ini terdapat beberapa dokter gigi yang telah memiliki pengalaman lebih dari 5 tahun dalam praktiknya.

Mereka juga mendapatkan penilaian positif dari pasien yang pernah mereka tangani. Berikut daftar dokter yang bisa kamu hubungi:

1. drg. Angel Monica

Kamu bisa menghubungi dokter Angel Monica. Ia adalah alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha pada tahun 2021. 

Saat ini, ia membuka praktik di Bandung, Jawa Barat, dan menjadi anggota aktif PDGI. Dengan pengalaman selama 3 tahun, drg. Angel Monica dapat memberikan konsultasi mengenai penanganan gigi gingsul.

Ia juga bisa memberikan solusi terkait perawatan gigi kompleks, penyakit gusi, perawatan gigi anak, dan kawat gigi. 

Chat drg. Angel Monica mulai dari Rp 22.500,- di Halodoc. 

2. drg. Agnes Triani

Agnes Triani adalah lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya pada tahun 2018. Kini ia membuka praktik di Gorontalo dan masih menjadi anggota aktif PDGI.

Dengan pengalaman selama 6 tahun, drg. Agnes Triani dapat memberikan konsultasi seputar cara mengatasi gigi gingsul.

Chat drg. Agnes Triani mulai dari Rp 22.500,- di Halodoc.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. Causes of Crooked Teeth and How to Straighten Them. 
WebMD. Diakses pada 2024. Braces and Retainers. 
American Dental Association. Diakses pada 2024. Orthodontics. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan