Mengenal Fungsi Trombosit serta Proses Pembentukannya
“Trombosit adalah sel tak berinti dari darah yang berperan dalam proses pembekuan. Sel ini bekerja dengan membekukan diri guna menghentikan perdarahan sehingga seseorang tidak kehilangan banyak darah.”
Halodoc, Jakarta – Trombosit merupakan jenis sel darah yang membantu proses pembekuan saat terjadi perdarahan. Sel ini bekerja dengan cara menggumpal di area luka guna menghentikan aliran darah.
Jumlah normal trombosit dalam tubuh berkisar 150 ribu hingga 450 ribu per mikroliter darah. Jika jumlahnya terlalu rendah atau terlalu tinggi, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
Tak hanya itu, jumlah trombosit yang tidak sesuai juga bisa menyebabkan penurunan fungsi dalam proses pembekuan darah. Akhirnya, seseorang bisa kehilangan banyak darah saat terluka.
Fungsi dan Proses Pembentukan Trombosit
Fungsi utama trombosit adalah membentuk gumpalan saat terjadi kebocoran darah melalui pembuluh halus.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami cedera akibat kecelakaan, terbentur, jatuh atau tertusuk.
Fungsi lainnya adalah perlekatan (adhesi) dan reaksi pelepasan. Trombosit bekerja dengan berkumpul di titik pembuluh darah yang mengalami kebocoran. Kemudian, sel ini saling melekatkan diri guna menutup luka.
Trombosit juga mengeluarkan zat perangsang penyempitan pembuluh darah yang mengalami kebocoran. Proses tersebut dapat menghentikan perdarahan dan mencegah seseorang kehilangan banyak darah saat terjadi luka.
Trombosit juga berhubungan dengan pertahanan, tapi bukan terhadap zat kimia atau benda asing. Sel ini berfungsi untuk mempertahankan keuntungan jaringan ketika terjadi luka. Caranya dengan menutup luka sehingga tubuh terlindung dari penyusupan zat kimia atau benda asing.
Gangguan yang Dialami oleh Trombosit
Jika jumlah trombosit berada di atas atau di bawah angka normal. Ini bisa menjadi indikasi dari gangguan kesehatan.
Sebelum membahasnya lebih lanjut, Ini Kadar Trombosit Normal dalam Tubuh.
Jika kadarnya di bawah normal (trombositopenia), ini bisa menyebabkan memar dan perdarahan berlebihan. Sementara jika kadarnya di atas normal (trombositosis), ini memicu pembekuan darah yang tidak normal.
Adapun kondisi yang berpotensi mengubah jumlah trombosit dalam tubuh, antara lain:
- Gangguan penggunaan alkohol.
- Infeksi virus atau infeksi bakteri, seperti hepatitis C dan HIV.
- Penyakit autoimun.
- Penyakit sumsum tulang (anemia).
- Penyakit kanker.
- Pembengkakan pada limpa.
- Paparan bahan kimia berbahaya.
- Efek samping penggunaan obat-obatan.
- Infeksi atau disfungsi organ ginjal.
Pemeriksaan Kadar Trombosit
Adapun tes yang dilakukan guna mengetahui kadar normal trombosit dalam tubuh, yaitu:
- Hitung darah lengkap. Prosedur ini dapat mengidentifikasi berapa banyak sel darah dan trombosit yang beredar di seluruh tubuh. Tujuannya untuk mengevaluasi kesehatan secara keseluruhan dan penyakit yang dialami.
- Jumlah trombosit. Prosedur dilakukan menggunakan sampel darah dari tes hitung darah lengkap guna mengidentifikasi berapa banyak trombosit dalam sampel.
- Biopsi sumsum tulang. Prosedur dilakukan dengan mengambil sampel sumsum tulang guna mendeteksi penyakit pada darah, memantau perkembangan penyakit dan efektivitas pengobatan.
Gangguan pada proses bekuan darah akibat kurang atau lebihnya kadar trombosit dalam tubuh bisa memicu masalah kesehatan.
Beberapa di antaranya memar berlebihan, perdarahan di dalam kulit, urine atau feses mengandung darah, rasa lelah berlebihan dan pembengkakan limpa.
Jika kamu mengalami keluhan kesehatan, segera tanyakan langsung pada dokter tepercaya di Halodoc, kapan saja dan di mana saja!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Platelets.
American Red Cross. Diakses pada 2022. What Are Platelets In Blood?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan