Mengenal Fungsi Ovarium dan Gangguan yang Bisa Terjadi
“Ovarium merupakan organ reproduksi utama yang memiliki peran penting dalam menstruasi dan kehamilan. Ini adalah tempat sel telur dihasilkan dan berkembang, menghasilkan hormon wanita, dan melepaskan sel telur.”
DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim. Organ ini sangat penting bagi sistem reproduksi wanita.
Secara umum, ovarium memproduksi dan menyimpan sel telur atau ovum, serta membuat hormon yang mengontrol siklus menstruasi dan kehamilan wanita.
Selama ovulasi, salah satu ovarium melepaskan sel telur. Jika sperma membuahi sel telur ini, seorang wanita bisa hamil.
Organ reproduksi utama wanita ini terus melepaskan sel telur setiap siklus menstruasi sampai wanita mencapai menopause. Yuk, ketahui lebih jelas tentang apa fungsi ovarium di sini!
Fungsi Ovarium pada Tubuh Wanita
Bagi sistem reproduksi wanita, ovarium berperan penting dalam menstruasi dan proses kehamilan. Bahkan, organ vital ini juga berkaitan dengan tingkat kesuburan wanita. Bila ovarium berfungsi dengan baik, maka peluang kehamilan pun semakin tinggi.
Berikut adalah beberapa fungsi ovarium yang perlu para wanita ketahui:
1. Tempat sel telur dihasilkan dan berkembang
Salah satu fungsi utama ovarium adalah untuk menghasilkan sel telur untuk pembuahan.
Berikut ini proses ovulasi:
- Sel-sel telur yang belum matang akan ditampung di kantung kecil di ovarium yang disebut folikel ovarium. Setiap ovarium memiliki ribuan folikel ovarium.
- Kemudian, setiap bulan, antara hari ke enam dan ke 14 dari siklus menstruasi, hormon perangsang folikel (FSH) menyebabkan folikel di salah satu ovarium menjadi matang.
- Pada satu waktu biasanya hanya satu sel telur yang berkembang, tetapi yang lain juga bisa matang secara bersamaan.
- Ketika sel telur sudah matang di ovarium, maka lonjakan hormon luteinisasi yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis merangsang pelepasan sel telur melalui pecahnya folikel.
Cari tahu fakta seputar ovulasi lainnya di sini: “Inilah Pentingnya Mengetahui Ovulasi dan Masa Subur”.
2. Memproduksi hormon wanita
Fungsi ovarium lainnya adalah memproduksi hormon wanita, yaitu estrogen dan progesteron, serta beberapa hormon yang lebih rendah seperti relaxin dan inhibin.
Hormon yang dihasilkan oleh ovarium ini memiliki peran penting bagi tubuh wanita. Seperti hormon estrogen yang digunakan tubuh untuk membantu mengembangkan karakteristik wanita dewasa, mulai dari payudara dan pinggul yang lebih besar sampai membantu dalam siklus reproduksi.
Hormon ini biasanya diproduksi paling tinggi pada paruh pertama siklus menstruasi sebelum ovulasi.
Sedangkan hormon progesteron berperan dalam proses menstruasi dan kehamilan. Hormon ini meningkat selama paruh kedua siklus untuk mempersiapkan rahim untuk sel telur yang sudah dibuahi (jika pembuahan terjadi).
Relaxin mengendurkan ligamen panggul sehingga dapat meregang selama persalinan. Inhibin mencegah kelenjar hipofisis memproduksi hormon.
3. Melepaskan sel telur
Selain menjadi tempat perkembangan sel telur, fungsi ovarium lainnya juga untuk melepaskan sel telur.
Kelenjar tersebut biasanya melepaskan sel telur di sekitar pertengahan siklus menstruasi wanita (sekitar hari ke-14 dari siklus 28 hari) dalam proses yang disebut ovulasi.
Nah, telur kemudian memulai perjalanannya melalui struktur sempit berongga yang disebut tuba falopi menuju rahim. Saat sel telur berjalan melalui tuba falopi, tingkat progesteron meningkat, yang membantu mempersiapkan lapisan rahim untuk kehamilan.
Bila kamu tidak hamil pada siklus tersebut, sel telur akan hancur dan diserap kembali oleh tubuh, sehingga menstruasi bisa dimulai.
Mau tahu lebih jauh mengenai sel telur? Baca di artikel ini: “Mengenal Sel Telur dan Berbagai Masalah yang Bisa Terjadi”.
Berbagai Gangguan pada Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita yang berperan penting dalam kehamilan dan siklus menstruasi.
Ada beberapa gangguan yang rentan menyerang, antara lain:
1. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
PCOS adalah gangguan hormonal yang menyebabkan pertumbuhan folikel ovarium tidak normal dan mengganggu ovulasi. Biasanya, gejala gangguan akan terlihat pada akhir usia remaja atau awal usia 20-an.
Tandanya meliputi:
- Menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali.
- Kesulitan hamil akibat ovulasi yang tidak teratur atau tidak adanya ovulasi.
- Pertumbuhan rambut berlebihan (hirsutisme) di wajah, dada, punggung atau bokong.
- Penambahan berat badan.
- Penipisan rambut dan rambut rontok.
- Kulit berminyak atau berjerawat.
Ketahui selengkapnya di sini: “Ini 5 Cara Meningkatkan Peluang Kehamilan pada Pengidap PCOS”.
2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, termasuk di ovarium. Gejalanya beragam, antara lain:
- Nyeri di perut bagian bawah atau punggung, yang bertambah parah selama menstruasi.
- Nyeri haid yang mengganggu aktivitas harian.
- Rasa sakit selama atau setelah berhubungan seks.
- Nyeri saat buang air kecil atau buang air besar selama menstruasi.
- Mual, sembelit, diare, atau ada darah di kencing atau kotoran selama menstruasi.
- Sulit untuk hamil.
3. Kista ovarium
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat terbentuk di dalam atau di sekitar ovarium. Beberapa kista dapat menghilang sendiri, tetapi terkadang membutuhkan langkah penanganan medis.
Kista dalam ukuran kecil umumnya tidak menimbulkan gejala pada pengidapnya, sementara kista yang besar dapat memicu:
- Nyeri panggul atau nyeri di punggung.
- Rasa kembung yang terjadi di perut bagian bawah.
- Nyeri saat berhubungan intim (dispareunia).
- Menstruasi yang terasa menyakitkan.
4. Torsio ovarium
Torsio ovarium adalah kondisi di mana ovarium berputar, sehingga mengganggu aliran darah ke ovarium. Ini dapat menyebabkan nyeri hebat dan memerlukan perawatan darurat.
Gejala torsi ovarium meliputi:
- Mual.
- Nyeri panggul parah.
- Muntah.
- Demam.
- Perdarahan yang tidak normal.
Namun, mendiagnosis torsio ovarium bisa menjadi tantangan, karena gejalanya mirip dengan kondisi lain, termasuk:
- Batu ginjal.
- Radang usus buntu.
- Infeksi saluran kemih.
- Gastroenteritis.
5. Kanker ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium. Ini termasuk kanker epitelial, germinal, dan stromal. Kanker ovarium seringkali sulit dideteksi pada tahap awal kemunculannya.
Jika sudah berkembang, sel kanker bisa menyebar ke seluruh perut dan menimbulkan gejala berupa:
- Nyeri panggul atau perut, rasa tidak nyaman atau kembung.
- Perubahan kebiasaan makan, cepat kenyang dan kehilangan nafsu makan.
- Keputihan atau pendarahan tidak normal, terutama jika pendarahan terjadi di luar siklus menstruasi.
- Perubahan usus, seperti diare atau sembelit.
- Peningkatan ukuran perut.
- Peningkatan frekuensi buang air kecil.
Jika terjadi, ketahui langkah pengobatannya dalam artikel ini: “Inilah 5 Pilihan Pengobatan untuk Kanker Ovarium”.
6. Adenomiosis
Adenomiosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh ke dalam dinding rahim. Sekitar 1 dari 3 pengidap tidak memiliki tanda atau gejala. Namun, beberapa pengidap lainnya mengalami:
- Kram menstruasi yang menyakitkan (dismenore).
- Perdarahan menstruasi (menorrhagia).
- Menstruasi tidak normal.
- Nyeri panggul dengan atau tanpa kram parah.
- Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia).
- Infertilitas atau ketidaksuburan.
- Rahim membesar.
- Kembung atau rasa penuh di perut (perut adenomiosis).
Nah, itulah penjelasan mengenai apa fungsi ovarium yang penting untuk reproduksi wanita.
Ingat, kamu perlu berhati-hati bila kamu mengalami nyeri panggul, menstruasi yang tidak teratur, atau nyeri haid yang parah. Sebab hal itu bisa menjadi pertanda ada masalah dengan fungsi ovarium.
Cara Menjaga Kesehatan Fungsi Ovarium
Supaya terhindar dari berbagai penyakit di atas, lakukan tips berikut untuk menjaga kesehatan ovarium:
1. Konsumsi makanan sehat
Pilih makanan kaya nutrisi, seperti sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, serta makanan yang mengandung lemak sehat seperti omega-3. Ini membantu menjaga keseimbangan hormon dan kesehatan ovarium.
2. Olahraga secara rutin
Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi risiko gangguan ovarium, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS).
3. Atasi stres dengan baik
Stres kronis dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi ovarium. Lakukan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau aktivitas yang kamu nikmati.
4. Periksa kesehatan secara rutin
Pemeriksaan ginekologi rutin penting untuk mendeteksi dini masalah ovarium, seperti kista ovarium atau gangguan lainnya. Lakukan pemeriksaan setidaknya satu tahun sekali.
5. Cukup tidur
Tidur yang cukup dan berkualitas membantu tubuh memperbaiki dan menyeimbangkan hormon yang berperan dalam fungsi reproduksi. Pastikan kamu mendapatkan waktu tidur 6-8 jam setiap malamnya.
6. Hindari paparan bahan kimia
Batasi penggunaan produk yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan bahan kimia rumah tangga, karena bisa berdampak negatif pada kesehatan ovarium.
7. Kontrol berat badan dan jangan merokok atau minum alkohol
Berat badan berlebih atau terlalu rendah dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi ovarium. Tetap menjaga berat badan yang sehat penting untuk kesehatan reproduksi.
Zat beracun dalam rokok dan alkohol dapat merusak ovarium dan mengganggu keseimbangan hormon.
8. Minum suplemen
Suplemen seperti asam folat dan vitamin D dapat mendukung kesehatan ovarium, namun konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Konsultasi langsung dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Halodoc untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat dan cari tahu seputar gangguan masalah kewanitaan lainnya kapan saja dan dimana saja karena dokter-dokter di Halodoc tersedia 24 jam.
Tenang saja, privasi aman dan terjaga!Temukan juga beragam obat, produk kesehatan, dan produk kewanitaan di Toko Kesehatan Halodoc. Produk 100% asli dikirim ke rumah dalam 1 jam.