Mengenal FOPO, Fear of Other People's Opinions

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   28 Mei 2024

“Fear of Other People’s Opinion atau FOPO muncul saat kamu merasa cemas akan pikiran atau perkataan orang lain. Kondisi ini bisa menurunkan kepercayaan diri bahkan menghindari situasi tertentu.”

Mengenal FOPO, Fear of Other People's OpinionsMengenal FOPO, Fear of Other People's Opinions

DAFTAR ISI

  1. Penyebab Fear of Other People’s Opinions FOPO
  2. Tanda Seseorang Mengalami FOPO
  3. Lantas, Bagaimana Cara Mengatasi FOPO?
  4. Hubungi Psikolog Jika Sering Cemas Akibat Pendapat Orang Lain

Halodoc, Jakarta – Di era digital ini, media sosial dan internet telah mengubah cara berinteraksi dan berkomunikasi. Pada masa ini, opini dan penilaian orang lain pun lebih mudah diakses dan disebarluaskan. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya fenomena yang dikenal sebagai Fear of Other People’s Opinions (FOPO), atau ketakutan terhadap pendapat orang lain.

FOPO muncul ketika seseorang merasa cemas atau takut tentang apa yang mungkin dipikirkan atau dikatakan orang lain tentang dirinya. Ketakutan ini dapat berdampak negatif pada kinerja, kesejahteraan emosional, dan bahkan pengambilan keputusan sehari-hari.

Penyebab Fear of Other People’s Opinions FOPO

FOPO adalah masalah psikologis yang semakin banyak dibahas oleh para ahli kesehatan mental. 

Ketakutan ini bisa membatasi seseorang dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari karier hingga hubungan pribadi. 

Sebagai contoh, seseorang mungkin takut berbicara di depan umum karena khawatir akan diejek atau dinilai negatif.

Kasus lainnya, seseorang mungkin menahan diri untuk mengemukakan ide-ide baru di tempat kerja karena takut akan kritik atau penolakan. 

Akibatnya, FOPO bisa menghambat perkembangan pribadi dan profesional seseorang. Nah, berikut beberapa hal yang bisa memicu fear of other people’s opinionI:

1. Lingkungan sosial dan budaya

Seseorang yang tumbuh di lingkungan tertentu memiliki pengaruh besar dalam pembentukan FOPO.

Di masyarakat yang sangat menghargai persetujuan sosial dan reputasi, tekanan untuk selalu “baik di mata orang lain” bisa sangat besar. 

Misalnya, budaya yang menekankan pada keberhasilan akademis, penampilan fisik, atau status sosial dapat membuat seseorang merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi tersebut.

2. Media sosial

Media sosial merupakan salah satu faktor terbesar dalam perkembangan FOPO.

Platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter memungkinkan orang untuk terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain. 

Fenomena ini sering disebut sebagai “comparison culture” yang dapat memperkuat perasaan tidak aman dan ketakutan akan penilaian negatif dari orang lain.

Foto dan postingan yang dipilih dengan hati-hati oleh pengguna lain sering kali membuat seseorang merasa bahwa hidup mereka tidak cukup baik.

3. Pengalaman masa kecil

Penyebab lainnya adalah pengalaman masa kecil. Anak-anak yang sering dikritik atau dipermalukan oleh orang tua, guru, atau teman sebaya cenderung mengembangkan ketakutan terhadap penilaian orang lain saat dewasa. 

Pengalaman-pengalaman ini bisa menciptakan pola pikir bahwa persetujuan orang lain adalah hal yang sangat penting dan kritik adalah sesuatu yang harus dihindari dengan segala cara.

4. Kepribadian dan faktor genetik

Beberapa orang secara alami lebih rentan terhadap FOPO karena faktor kepribadian dan genetik.

Misalnya, individu yang cenderung memiliki sifat introvert atau mereka yang memiliki gangguan kecemasan mungkin lebih mudah merasa takut akan pendapat orang lain. 

Studi menunjukkan bahwa kecenderungan untuk merasa cemas atau khawatir bisa diwariskan, sehingga orang dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan kecemasan mungkin lebih mudah mengalami FOPO.

5. Pengaruh media dan stereotip

Media massa, termasuk film, televisi, dan iklan, sering kali menampilkan standar kecantikan, kesuksesan, dan kebahagiaan yang tidak realistis.

Paparan terus-menerus terhadap gambar-gambar ini dapat membuat seseorang merasa bahwa mereka tidak cukup baik jika tidak sesuai dengan standar tersebut. 

Stereotip yang disebarkan melalui media juga bisa memperkuat FOPO, terutama bagi kelompok yang sering menjadi target diskriminasi atau prasangka.

6. Pendidikan dan sistem nilai

Sistem pendidikan yang terlalu fokus pada penilaian dan kompetisi juga dapat memperkuat FOPO.

Di sekolah-sekolah yang menekankan nilai ujian dan peringkat, siswa mungkin merasa bahwa harga diri mereka tergantung pada penilaian orang lain. 

Sistem nilai yang mementingkan keberhasilan material dan pengakuan eksternal daripada pengembangan pribadi dan kesejahteraan emosional juga dapat menyebabkan FOPO.

Tanda Seseorang Mengalami FOPO

Saat mengalami fear of other people’s opinion, seseorang umumnya akan merasakan hal ini:

1. Kecemasan berlebihan

Orang yang mengalami FOPO sering kali merasa cemas secara berlebihan ketika harus berbicara di depan umum, mempresentasikan ide, atau bahkan berinteraksi dengan orang lain. 

Kecemasan ini bisa berupa keringat dingin, jantung berdebar, atau pikiran yang berputar-putar tentang apa yang orang lain pikirkan tentang mereka.

Nah, saat Anxiety Menyerang, Begini Cara untuk Meredakannya.

2. Selalu menghindari situasi sosial

Menghindari situasi di mana seseorang bisa dinilai atau dikritik adalah tanda umum FOPO. 

Mereka dapat menolak undangan untuk berbicara di depan umum, menghindari rapat penting, atau bahkan menahan diri untuk tidak memposting sesuatu di media sosial karena takut akan tanggapan negatif.

3. Terlalu memikirkan opini orang lain

Seseorang dengan FOPO sering kali terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka.

Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu menganalisis setiap interaksi sosial dan merasa cemas tentang bagaimana mereka dipersepsikan.

4. Menyesuaikan diri secara berlebihan

Orang yang mengalami FOPO cenderung menyesuaikan diri secara berlebihan dengan harapan untuk diterima oleh orang lain.

Mereka mungkin mengubah pendapat, gaya berpakaian, atau perilaku mereka agar sesuai dengan apa yang mereka pikir akan disukai oleh orang lain.

Selain FOPO, kenali juga 7 Dampak Negatif FOMO bagi Kesehatan Mental  berikut ini.

Lantas, Bagaimana Cara Mengatasi FOPO?

Apabila kamu mengalami tanda-tanda FOPO seperti yang dijelaskan sebelumnya, coba lakukan hal berikut untuk mengatasinya:

1. Menumbuhkan kesadaran diri

Langkah pertama dalam mengatasi FOPO adalah menumbuhkan kesadaran diri. Coba kenali kapan kamu sering merasa takut akan penilaian orang lain. 

Ketika kamu sadar dengan pikiran dan perasaan, kamu dapat mulai mengidentifikasi pola-pola yang mungkin memperkuat FOPO.

2. Mengembangkan filosopi pribadi

Cobalah untuk menemukan filosopi pribadimu. Filosofi ini harus mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan dasar kamu.

Kemudian, jadikanlah filosopi ini sebagai kompas yang membimbing tindakan dan keputusan. 

Dengan memiliki filosofi pribadi, kamu dapat lebih fokus pada apa yang penting bagi, daripada apa yang mungkin dipikirkan orang lain.

3. Berlatih positif

Pernyataan positif dapat membantu membangun kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan. Cobalah mengingatkan diri kamu tentang kekuatan dan kemampuanmu.

Sebagai contoh, “Saya adalah pembicara publik yang baik” atau “Saya memiliki banyak hal hebat untuk dikatakan.”

Pernyataan ini bisa membantu kamu mengalihkan fokus dari opini orang lain ke kemampuan dan potensi diri sendiri.

4. Ambil napas dalam

Teknik pernapasan dalam dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi respons stres.

Ketika kamu merasa cemas tentang pendapat orang lain, cobalah menarik napas dalam-dalam beberapa kali. 

Cara ini dapat memberi sinyal pada otak bahwa kamu tidak dalam bahaya langsung dan membantu merasa lebih tenang.

5. Batasi media sosial

Batasi waktu untuk berselancar di media sosial untuk mengurangi FOPO. Cobalah untuk fokus pada interaksi dunia nyata dan hubungan yang bermakna, daripada membandingkan diri dengan orang lain secara online.

6. Atasi ketidaknyamanan

Jangan takut untuk mengambil risiko dan menerima ketidaknyamanan. Hal ini bisa menjadi penting dari pertumbuhan pribadi. 

Cobalah untuk keluar dari zona nyaman dan melakukan hal-hal yang mungkin menantang bagimu.

Caranya bisa dengan berbicara di depan umum, mengemukakan ide baru, atau mengejar tujuan yang mungkin menimbulkan kritik. 

Dengan melakukannya, kamu akan belajar bahwa penilaian orang lain tidak seburuk yang kamu bayangkan dan bahwa kamu lebih mampu dari yang kamu kira.

Hubungi Psikolog Jika Sering Cemas Akibat Pendapat Orang Lain

Apabila kamu masih sering merasakan FOPO meski telah melakukan tips di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater di Halodoc.

Mereka dapat membantu menemukan penyebabnya dan memberikan tips lain yang lebih cocok sesuai dengan kepribadian kamu.

Berikut beberapa psikolog dan psikiater di  berpengalaman yang bisa kamu hubungi. Mereka telah mendapatkan penilaian baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:

Itulah berbagai daftar psikiater dan psikolog yang bisa kamu hubungi untuk bertanya tentang penanganan kecemasan akibat FOPO. 

Tak perlu khawatir jika dokter atau psikolog  sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2024. Overcoming the Fear of Others’ Opinions.
Harvard Business Review. Diakses pada 2024. How to Overcome Your Fear of Others’ Opinions.
Verywell Mind. Diakses pada 2024. Fear of Negative Evaluation and Social Anxiety Disorder.