Mengenal Denial of Pregnancy atau Kehamilan Kriptik
Halodoc, Jakarta – Ibu mana yang tidak bahagia ketika mendapati dirinya hamil? Kehamilan memang menjadi hal yang paling dinanti bagi pasangan yang telah menikah. Kehadiran buah hati akan menyempurnakan kebahagiaan keluarga kecil yang baru saja dibina.
Pada umumnya, terlambat datang bulan menjadi gejala awal kehamilan yang paling banyak ditemui. Namun, bagaimana jika ibu mengalami kehamilan kriptik? Nah, agar ibu lebih memahami, ibu perlu mengenal kehamilan kriptik terlebih dahulu.
Kehamilan kriptik atau yang dikenal dengan denial of pregnancy adalah kondisi kehamilan yang terjadi tanpa adanya gejala. Kondisi ini membuat ibu tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, karena perubahan tubuh yang tidak adanya gejala. Kehamilan kriptik ini terjadi karena rendahnya kadar hormon hCG pada tubuh ibu, sehingga tidak mampu terdeteksi baik ketika melakukan cek darah maupun USG.
Setidaknya, ada satu ibu hamil yang mengalami kehamilan kriptik dari setiap 450 kehamilan yang terjadi. Umumnya, ibu tidak menyadari adanya perubahan tubuh saat hamil hingga usia kehamilannya memasuki 20 minggu atau pada pertengahan trimester kedua. Meski begitu, pernah pula terjadi kasus saat ibu hamil benar-benar tidak menyadari kehamilannya hingga menjelang persalinan.
Apa yang Menyebabkan Terjadinya Kehamilan Kriptik?
Tidak terdeteksinya hormon hCG dalam alat pemeriksaan kehamilan disinyalir menjadi pemicu utama terjadinya kehamilan kriptik. Hormon ini diproduksi oleh plasenta ibu setelah janin yang masih dalam bentuk embrio berhasil menempel pada dinding rahim.
Baca juga: Ketahui Masa Subur Sebagai Penentu Kehamilan
Namun, kehamilan kriptik juga bisa terjadi karena beberapa faktor lainnya, seperti:
Kadar Lemak pada Tubuh yang Terlalu Rendah
Beberapa pakar kesehatan berpendapat bahwa kehamilan kriptik juga bisa terjadi karena rendahnya kadar lemak pada tubuh ibu hamil. Kondisi ini memicu terjadinya ketidakseimbangan hormon, sehingga kehamilan menjadi sulit terdeteksi. Biasanya, kurangnya lemak tubuh dialami oleh atlet olahraga atau wanita yang terindikasi terlalu kurus.
Ibu Mengalami Perimenopause
Perimonepause merupakan masa transisi yang akan dialami oleh wanita sebelum mengalami menopause. Pada masa ini, produksi hormon estrogen pada tubuh ibu menjadi lebih tidak stabil atau sering naik turun. Hal ini juga bisa membuat ibu tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil.
Pengaruh Kehamilan Sebelumnya
Ibu yang baru saja melahirkan pun bisa mengalami kehamilan kriptik. Ini disebabkan karena hormon yang masih belum stabil pascamelahirkan sebelumnya. Akibatnya, ibu tidak menyadari bahwa telah terjadi kehamilan berikutnya, terlebih jika waktu kehamilan dengan pascamelahirkan cukup dekat.
Stres Berlebihan
Stres bisa menyebabkan terjadinya ketidakstabilan hormon pada tubuh. Ironisnya, wanita lebih rentan mengalami stres dan depresi. Pada akhirnya, risiko ibu mengalami kehamilan kriptik akan semakin besar.
Terjadinya Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom Ovarium Polikistik adalah kondisi terjadinya ketidakseimbangan hormon pada tubuh wanita akibat kadar hormon tertosteron yang lebih banyak. Sindrom ini ditandai dengan munculnya kista pada ovarium dan haid yang menjadi tidak teratur.
Baca juga: Ketahui Waktu yang Tepat untuk Tes Kehamilan
Bagaimana Cara Bersalin bagi Ibu yang Mengalami Kehamilan Kriptik?
Untungnya, gejala menjelang persalinan yang dialami ibu dengan kondisi kehamilan kriptik tidak berbeda dengan kehamilan normal, sehingga tidak memengaruhi proses persalinan. Ibu tetap bisa melakukan melahirkan sang bayi secara normal, kecuali terdapat indikasi tertentu yang mengharuskan ibu bersalin secara caesar.
Ada pun tanda-tanda yang akan ibu rasakan menjelang persalinan adalah mata berkunang-kunang, kepala pusing dan munculnya keringat dingin, bagian payudara, panggul dan pelvis terasa sakit, menebalnya dinding vagina, hingga rasa sakit pada bagian kaki hingga ke paha.
Tidak adanya gejala dan tanda-tandanya membuat ibu perlu mengetahui dan mengenali kehamilan kriptik secara menyeluruh, sehingga ibu bisa melakukan tindakan antisipasi sesegera mungkin apabila mengalaminya. Segera tanyakan pada dokter apabila ibu merasakan gejala aneh pada tubuh selagi mengandung sang buah hati. Gunakan aplikasi Halodoc yang telah ibu download terlebih dahulu melalui App Store atau Google Play Store. Aplikasi Halodoc juga bisa ibu pakai untuk membeli obat, lho!