Mengenal Bentuk dan Gambar Selaput Dara pada Wanita
Selaput dara adalah membran tipis di vagina yang memiliki bentuk beragam dan tidak selalu terkait dengan keperawanan.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Selaput Dara?
- Bentuk-Bentuk Selaput Dara
- Mitos dan Fakta Tentang Selaput Dara
- Anatomi Vagina
- Bentuk Vagina
- Cara Menjaga Kesehatan Vagina
- Ciri-Ciri Kondisi Vagina Normal
- Perubahan Bentuk Vagina
- Apa Kata Riset?
Selaput dara adalah salah satu bagian dari anatomi reproduksi wanita. Dalam banyak budaya, selaput dara dianggap sebagai tanda keperawanan .
Padahal, dalam kenyataannya, selaput dara sangat bervariasi dalam bentuk dan fungsinya, serta tidak selalu berhubungan langsung dengan aktivitas seksual.
Supaya tidak salah paham, berikut informasi mengenai selaput dara. Mulai dari pengertian hingga bentuk-bentuknya yang berbeda.
Apa Itu Selaput Dara?
Selaput dara, atau dalam bahasa medis disebut hymen, adalah membran tipis yang sebagian menutupi pembukaan vagina pada sebagian besar wanita.
Selaput ini terdiri dari jaringan elastis yang sangat bervariasi dalam hal ketebalan, bentuk, dan ukuran pada setiap individu.
Pada dasarnya, selaput dara bukanlah penutup total dari pembukaan vagina, melainkan lebih seperti jaringan berbentuk cincin yang mengelilingi atau melingkari pembukaan tersebut.
Meskipun sering kali dikaitkan dengan keperawanan, selaput dara bukanlah indikator pasti seseorang pernah melakukan hubungan seksual atau belum.
Selaput dara bisa robek atau meregang karena berbagai aktivitas lain, seperti olahraga, bersepeda, atau bahkan pemeriksaan medis.
Beberapa wanita mungkin lahir dengan selaput dara yang sangat elastis, yang tidak robek bahkan setelah berhubungan seksual, sementara yang lain mungkin memiliki selaput dara yang sangat tipis dan mudah robek bahkan tanpa aktivitas seksual.
Selaput dara memiliki fungsi yang sangat terbatas dalam anatomi tubuh. Selaput ini diyakini membantu melindungi vagina dari infeksi pada masa bayi dan kanak-kanak.
Namun, ketika seorang wanita dewasa, selaput dara tidak memiliki fungsi biologis yang signifikan.
Karena adanya berbagai mitos dan kesalahpahaman seputar selaput dara, penting untuk memahami bahwa setiap wanita memiliki keunikan masing-masing dalam hal anatomi ini.
Pahami lebih lanjut tentang Kesehatan Reproduksi – Sistem, Penyakit, dan Perawatan.
Bentuk-Bentuk Selaput Dara
Selaput dara memiliki berbagai bentuk yang bisa berbeda pada setiap wanita. Bentuk ini secara alami terbentuk dan tidak ada bentuk yang “normal” atau “tidak normal”.
Berikut adalah beberapa bentuk selaput dara yang paling umum ditemukan:
1. Selaput Dara Annular (Annular Hymen)
Selaput dara annular adalah salah satu bentuk yang paling umum. Pada jenis ini, selaput dara membentuk cincin di sekitar pembukaan vagina.
Bentuk selaput ini mengelilingi bagian luar vagina dan meninggalkan ruang di tengahnya sehingga memungkinkan keluarnya aliran menstruasi.
Jenis ini dapat meregang selama aktivitas seperti berhubungan seksual atau kegiatan fisik yang intens, tetapi tidak selalu robek sepenuhnya.
2. Selaput Dara Septate (Septate Hymen)
Pada selaput dara septate, terdapat sepotong jaringan tambahan yang memisahkan pembukaan vagina menjadi dua bagian.
Jaringan ini membentuk seperti sekat tipis yang memanjang dari satu sisi ke sisi lain di dalam pembukaan vagina.
Dalam beberapa kasus, septate hymen dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kesulitan selama penetrasi, sehingga beberapa wanita mungkin memilih untuk menjalani prosedur medis sederhana untuk memotong jaringan ini.
3. Selaput Dara Cribriform (Cribriform Hymen)
Selaput dara cribriform adalah jenis yang lebih jarang ditemukan. Ini adalah jenis selaput dara yang memiliki banyak lubang kecil di seluruh permukaannya.
Bentuk ini memungkinkan aliran darah menstruasi keluar dari vagina, tetapi lubang-lubang kecil ini mungkin membuat hubungan seksual atau penggunaan tampon menjadi sulit atau tidak nyaman.
Dalam beberapa kasus, prosedur pembedahan kecil dapat dilakukan untuk memperluas lubang-lubang ini agar mempermudah aktivitas tersebut.
Selain selaput dara, kamu juga perlu Mengenal Anatomi Organ Reproduksi Wanita dan Fungsinya.
4. Selaput Dara Crescentic (Crescentic Hymen)
Selaput dara crescentic atau berbentuk bulan sabit adalah bentuk lain yang umum ditemukan.
Pada bentuk ini, selaput dara hanya menutupi sebagian kecil dari pembukaan vagina, biasanya di bagian bawah atau samping, dan membentuk seperti busur kecil.
Bentuk ini memungkinkan aliran menstruasi yang mudah dan biasanya tidak menyebabkan masalah selama aktivitas seksual.
Selaput dara crescentic sering dianggap sebagai salah satu bentuk yang lebih elastis dan fleksibel.
5. Selaput Dara dengan Lobus (Lobed Hymen)
Bentuk ini adalah variasi yang lebih kompleks di mana selaput dara memiliki lobus atau tonjolan tambahan di sepanjang tepinya.
Lobus ini bisa satu atau beberapa, dan dapat membuat pembukaan vagina terlihat sedikit lebih tidak teratur.
Meskipun jarang, bentuk lobed hymen ini bisa menyebabkan sedikit ketidaknyamanan selama penetrasi.
Namun, seperti bentuk lainnya, bentuk ini juga normal dan tidak memerlukan intervensi medis kecuali jika menyebabkan masalah fungsional.
Nah, ini ilustrasinya:

Mitos dan Fakta Tentang Selaput Dara
Ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat mengenai selaput dara. Salah satunya adalah bahwa robeknya selaput dara selalu terjadi saat pertama kali berhubungan seksual.
Selaput dara yang robek adalah tanda seseorang tidak lagi perawan. Fakta sebenarnya adalah selaput dara dapat meregang atau robek karena berbagai alasan selain aktivitas seksual, seperti olahraga, penggunaan tampon, atau pemeriksaan medis.
Selain itu, ada wanita yang lahir tanpa selaput dara sama sekali, dan ada juga yang memiliki selaput dara yang sangat elastis sehingga tidak robek sama sekali.
Sangat penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai fakta ini agar kesalahpahaman yang sering kali membawa stigma atau tekanan sosial dapat dihilangkan.
Setiap wanita memiliki keunikan dalam anatomi tubuhnya, dan selaput dara bukanlah indikator valid dari pengalaman seksual atau nilai pribadi seseorang.
Fakta Tentang Selaput Dara Wanita
Tidak semua selaput dara berbentuk sama. Beberapa wanita memiliki selaput dara dengan bentuk setengah bulan (yang paling umum), sementara yang lain memiliki bentuk berlubang-lubang (cribriform), berbentuk cincin (annular), atau bahkan tanpa selaput dara sejak lahir.
Anatomi Vagina
Vagina adalah saluran otot yang elastis yang menghubungkan leher rahim (serviks) ke vulva. Struktur anatomi vagina terdiri dari beberapa bagian utama, yang masing-masing memiliki fungsi spesifik:
1. Labia majora (bibir luar)
Merupakan lipatan kulit yang berisi jaringan lemak, melindungi struktur internal dan membantu menjaga kelembapan area tersebut. Labia majora memiliki rambut pubis dan mengelilingi labia minora.
2. Labia minora (bibir dalam)
Lipatan kulit yang lebih tipis dan lebih sensitif yang terletak di dalam labia majora. Labia minora tidak memiliki rambut dan berfungsi untuk melindungi pembukaan vagina dan uretra.
3. Klitoris
Terletak di tempat pertemuan labia minora di bagian atas, klitoris adalah organ yang sangat sensitif dan merupakan pusat kenikmatan seksual bagi banyak wanita. Klitoris terdiri dari kepala, batang, dan kaki yang tersembunyi di bawah kulit.
4. Vestibul
Area yang terletak di antara labia minora yang mengandung pembukaan uretra dan vagina.
5. Uretra
Terletak di bawah klitoris, uretra adalah saluran yang mengeluarkan urin dari kandung kemih.
6. Himen
Membran tipis yang mungkin menutupi sebagian pembukaan vagina pada beberapa perempuan. Variasi pada himen sangat beragam, dan beberapa wanita lahir tanpa himen.
Variasi normal dalam anatomi vagina cukup luas dan termasuk perbedaan dalam ukuran, bentuk, warna, dan tekstur dari labia dan klitoris.
Bentuk Vagina
Vagina setiap individu unik dan perbedaan dalam bentuknya adalah hal normal. Berikut adalah beberapa variasi bentuk vagina, khususnya yang berkaitan dengan labia:
1. Labia asimetris
Di mana satu sisi labia minora atau majora lebih panjang atau lebih besar daripada yang lain. Ini adalah fenomena umum dan tidak memerlukan intervensi kecuali jika menimbulkan ketidaknyamanan atau masalah medis.
2. Labia majora lebih panjang
Beberapa wanita memiliki labia majora yang lebih panjang yang mungkin menutupi labia minora sepenuhnya, sedangkan yang lain mungkin memiliki labia majora yang lebih pendek yang tidak menutupi labia minora.
3. Ukuran dan bentuk klitoris
Klitoris bisa bervariasi secara luas dalam ukuran dan bentuk dari satu wanita ke wanita lainnya.
Perbedaan ini semua adalah bagian dari spektrum anatomi normal dan tidak mengindikasikan adanya kondisi medis kecuali jika disertai dengan gejala atau masalah kesehatan lainnya.
Cara Menjaga Kesehatan Vagina
Menjaga kesehatan vagina adalah bagian penting dari kesehatan reproduksi wanita. Berikut ini adalah beberapa tips dan saran untuk perawatan yang tepat:
1. Menjaga kebersihan vagina
Vagina memiliki kemampuan membersihkan diri sendiri dengan cairan alami, sehingga tidak diperlukan pembersihan dalam (douching).
Cukup bersihkan area vulva dengan air hangat dan, jika perlu, gunakan sabun yang lembut dan bebas pewangi. Hindari penggunaan produk beraroma atau bahan kimia keras di area genital.
2. Kenakan pakaian dalam yang sesuai
Menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan bernapas seperti katun dan menghindari pakaian dalam yang terlalu ketat dapat membantu mengurangi risiko iritasi dan infeksi.
3. Diet dan hidrasi
Menjaga diet seimbang yang kaya akan prebiotik (seperti bawang putih, pisang, dan asparagus) dan probiotik (seperti yogurt) dapat membantu menjaga keseimbangan pH alami vagina.
Hidrasi yang cukup juga penting untuk membantu menjaga produksi cairan alami yang sehat.
4. Perilaku seksual yang sehat
Menggunakan kondom selama aktivitas seksual dapat melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) yang bisa mempengaruhi kesehatan vagina.
Selain itu, pastikan untuk membersihkan diri sebelum dan setelah berhubungan seks.
5. Pemeriksaan rutin
Kunjungan rutin ke ginekolog adalah kunci untuk pemeliharaan kesehatan reproduksi. Pap smear teratur dan pemeriksaan pelvis dapat mendeteksi masalah sebelum berkembang menjadi serius.
Ciri-Ciri Kondisi Vagina Normal
Mengenali ciri-ciri vagina yang dianggap normal sangat penting untuk mengetahui kapan harus mencari bantuan medis.
Berikut adalah beberapa indikator kesehatan vagina yang baik:
- Gatal atau iritasi bisa menjadi tanda infeksi atau kondisi lain. Jika vagina sehat, tidak akan ada rasa tidak nyaman ini.
- Meskipun vagina alami memiliki aroma khas, tidak seharusnya ada bau yang sangat kuat atau tidak sedap. Bau yang sangat kuat bisa menandakan ketidakseimbangan atau infeksi.
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual tidak normal dan bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan.
- Keputihan biasanya jernih atau putih dan bisa berubah tergantung pada siklus menstruasi. Namun, perubahan warna, konsistensi, atau jumlah yang signifikan bisa menunjukkan infeksi atau kondisi lain.
Jika mengalami perubahan yang tidak biasa atau gejala yang mengkhawatirkan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis obgyn di Halodoc.
Perubahan Bentuk Vagina
Vagina adalah organ yang elastis dan dapat mengalami perubahan bentuk sepanjang kehidupan seseorang.
Perubahan ini bisa terjadi secara alami karena berbagai faktor seperti proses melahirkan, penuaan, perubahan hormon, atau gaya hidup tertentu.
Berikut adalah faktor-faktor utama yang dapat menyebabkan perubahan bentuk vagina:
1. Proses melahirkan
Saat melahirkan secara normal (persalinan pervaginam), vagina mengalami peregangan yang signifikan untuk memungkinkan bayi keluar.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada elastisitas otot vagina, yang dalam beberapa kasus bisa membuatnya terasa lebih longgar.
Beberapa wanita mengalami robekan pada perineum (area antara vagina dan anus) atau bahkan harus menjalani episiotomi (sayatan yang dibuat dokter untuk memperlebar jalan lahir), yang bisa mengubah bentuk vulva setelah sembuh.
Biasanya, vagina dapat kembali ke bentuk semula dalam beberapa bulan setelah melahirkan, terutama dengan latihan otot dasar panggul seperti senam Kegel yang membantu mengencangkan kembali otot-otot di area tersebut.
2. Penuaan dan perubahan hormon
Seiring bertambahnya usia, terutama saat mendekati menopause, kadar estrogen dalam tubuh menurun.
Estrogen berperan dalam menjaga kelembapan, elastisitas, dan ketebalan dinding vagina. Penurunan hormon ini bisa menyebabkan:
- Penipisan dan Pengeringan Vagina (Atrofi Vagina): Dinding vagina bisa menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis, yang sering menyebabkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual.
- Perubahan pada Labia: Labia majora (bibir luar) bisa kehilangan volume dan tampak lebih kecil atau kurang menonjol karena berkurangnya jaringan lemak di area tersebut.
Jaringan kolagen dan elastin yang mendukung otot vagina juga bisa berkurang seiring waktu. Hal ini menyebabkan vagina terasa lebih longgar atau berubah bentuk secara bertahap.
3. Penurunan atau peningkatan berat badan
Kehilangan lemak tubuh secara drastis dapat menyebabkan perubahan pada bentuk labia majora, yang bisa tampak lebih kendur karena berkurangnya lemak di area tersebut.
Sebaliknya, peningkatan berat badan dapat menyebabkan perubahan pada vulva, di mana labia majora bisa tampak lebih tebal atau lebih penuh.
4. Aktivitas seksual dan stimulasi jangka panjang
Meskipun banyak mitos yang beredar, aktivitas seksual tidak secara permanen mengubah bentuk vagina.
Namun, peningkatan aktivitas seksual dapat meningkatkan aliran darah ke area tersebut dan merangsang pertumbuhan jaringan, yang bisa memberikan perubahan sementara dalam ukuran atau sensitivitas.
Setelah waktu tertentu tanpa aktivitas seksual, vagina akan kembali ke kondisi semula karena sifat elastisnya.
5. Operasi atau prosedur medis
Beberapa wanita memilih untuk menjalani prosedur kosmetik untuk mengubah bentuk atau ukuran labia atau memperketat vagina setelah melahirkan. Tindakan ini dinamakan vaginoplasti atau labioplasti.
Dalam beberapa kasus, prosedur histerektomi juga dapat mempengaruhi struktur internal vagina dan menyebabkan perubahan pada bentuknya.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kesehatan Andalas mengungkapkan bahwa hymen atau selaput dara merupakan jaringan membran yang mengelilingi pintu masuk vagina dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Variasi ini dapat mempengaruhi fungsi dan kondisi kesehatan wanita. Salah satu kasus yang jarang terjadi adalah hymen mikroperforata, di mana terdapat lubang sangat kecil pada selaput dara.
Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam hubungan seksual dan bahkan mempengaruhi proses persalinan.
Studi kasus yang dilaporkan menunjukkan bahwa kehamilan pada wanita dengan hymen mikroperforata memerlukan penanganan khusus, seperti persalinan melalui operasi caesar, karena lubang yang kecil tidak memungkinkan persalinan normal.
Jika kamu memiliki gejala medis yang terkait dengan selaput dara maupun bagian vagina lainnya, segera hubungi dokter spesialis kulit dan kelamin di Halodoc.
Mereka bisa memberikan saran perawatan dan meresepkan obat. Pakai Halodoc sekarang juga!