Mengenal Apa Itu Red Flag, Istilah Gaul yang Berseliweran di Media Sosial

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Juli 2024

“Toksisitas dapat muncul dalam hubungan dekat mana pun: teman, kolega, anggota keluarga, atau pasangan. Nah, Istilah Red flag atau tanda bahaya dalam hubungan secara umum mengacu pada tanda peringatan yang menunjukkan perilaku negatif.”

Mengenal Apa Itu Red Flag, Istilah Gaul yang Berseliweran di Media SosialMengenal Apa Itu Red Flag, Istilah Gaul yang Berseliweran di Media Sosial

DAFTAR ISI:

  1. Mengenal Red Flag, Istilah Gaul soal Hubungan Percintaan
    1. Perilaku yang terlalu mengontrol
    2. Kurangnya Kepercayaan
    3. Adanya kekerasan seksual, fisik, emosional, atau mental
  2. Hubungi Psikolog Ini Jika Butuh Teman Cerita soal Orang Terdekat yang Redflag

Halodoc, Jakarta – Belakangan ini, istilah red flag kerap berseliweran di sejumlah platform media sosial. Istilah ini kerap seseorang gunakan ketika mereka “curhat” seputar hubungan yang terkesan tidak baik-baik saja. 

Dalam segi pendekatan (PDKT) dengan orang yang mereka taksir atau sudah berhubungan.  Sebagai contoh, sikap pasangan atau gebetan yang terlalu posesif dan mengatur, memiliki banyak selingkuhan atau bersikap kasar. 

Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan istilah red flag?

Mengenal Red Flag, Istilah Gaul soal Hubungan Percintaan

Istilah Red flag atau tanda bahaya dalam hubungan mengacu pada tanda peringatan yang menunjukkan perilaku tidak sehat atau manipulatif.

Selain itu, istilah red flag juga sering kali digunakan dalam percakapan seputar hubungan yang beracun (toxic) atau penuh kekerasan. 

Toksisitas dapat muncul dalam hubungan dekat mana pun: teman, kolega, anggota keluarga, atau pasangan.

Adapun, red flag pada pria atau wanita bisa menjadi tanda narsisme, agresi, viktimisasi (mengaku korban padahal pelaku) atau bahkan perilaku kasar.

Dengan menyadari beberapa tanda bahaya yang umum, kamu dapat menghindari terlibat dalam hubungan yang beracun.

Ketika kamu menemukan dan menyadari adanya red flag dalam hubungan, inilah saat yang tepat untuk berhenti sejenak dan merenungkan hubunganmu. 

Alasannya, perilaku toksik dalam hubungan umumnya tidak kentara atau bahkan dimaklumi, padahal dampaknya berbahaya.  Hal ini berisiko menyebabkan diri sendiri dan orang lain terluka. 

Karena itu, penting untuk menumbuhkan kesadaran seputar tanda-tanda bahaya ini dan perilaku beracun.

Berikut adalah beberapa tandanya dalam hubungan, baik dengan teman, orang tua maupun pasangan: 

1. Perilaku yang terlalu mengontrol

Perilaku yang terlalu mengontrol (posesif) adalah red flag utama dalam hubungan.

Orang yang mencoba mengendalikan gerakan, keputusan, atau keyakinan lebih mementingkan apa yang mereka inginkan daripada apa yang terbaik bagi kamu. 

Jadi, kalau seorang pria atau wanita mencoba mengontrol apa yang kamu kenakan atau ke mana kamu pergi, ini bisa menjadi red flag nyata. Dalam hubungan yang sehat, ada kompromi dan pemahaman seputar perbedaan. 

Dalam mencari solusi atas semua perbedaan, tentu diskusi sehat menjadi pilihan pemecahannya.

Sebab, dalam hubungan sehat, tidak ada satu orang pun yang berhak mengendalikan tindakan orang lain.

Baca lebih lanjut mengenai perilaku posesif dalam artikel: Terlalu Posesif dalam Hubungan, Tanda Awal Toxic Relationship

2. Kurangnya Kepercayaan

Kepercayaan adalah fondasi penting dalam hubungan yang sehat. Tanda utama hubungan yang tidak stabil adalah ketika pasangan, teman, kolega, atau anggota keluarga tidak mempercayai kamu.

Tentu saja setiap orang pasti pernah meragukan orang di sekitarnya. Tetapi, hal tersebut tidak boleh menghentikan seseorang untuk memercayai orang-orang dalam hidupnya.

Sebab, hubungan yang sehat membutuhkan kepercayaan dari kedua belah pihak.

Tanpa kepercayaan yang baik, hubungan pada akhirnya menjadi tidak sehat, hal ini juga akan berdampak pada kesehatan mental pasangan. 

3. Adanya kekerasan seksual, fisik, emosional, atau mental

Pelecehan, kekerasan atau abuse secara seksual, fisik, emosional, dan mental adalah tanda bahaya yang tidak dapat disangkal dalam hubungan apa pun.

Kekerasan fisik dan seksual dapat menyebabkan luka fisik dan perasaan trauma berkepanjangan pada korbannya. 

Terlebih lagi kekerasan secara emosional dan mental juga berdampak buruk dalam jangka panjang.

Sama seperti kekerasan fisik, kekerasan mental dan emosional juga dapat menyebabkan PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder

Tidak ada seorang pun yang berhak menggunakanmu sebagai pelampiasan untuk masalahnya sendiri. Hal ini harus tertangani secara konstruktif dan adil. 

Pelecehan atau kekerasan seksual menjadi salah satu tindakan tak terpuji yang berasal dari individu amoral.

Nah, agar lebih waspada, pahami apa saja bentuknya dalam kehidupan sehari-hari melalui artikel: Bentuk Pelecehan Seksual yang Perlu Diketahui

Hubungi Psikolog Ini Jika Butuh Teman Cerita soal Orang Terdekat yang Redflag

Jika kamu merasa pasangan atau orang terdekatmu memiliki tanda-tanda redflag dan kamu bingung untuk menceritakan masalahmu, kamu bisa coba hubungi psikolog di Halodoc. 

Psikolog di Halodoc mungkin bisa menjadi teman cerita yang kamu butuhkan dan mereka pun bisa memberikan saran yang tepat untuk kamu.

Beberapa psikolog ini sudah memiliki pengalaman selama beberapa tahun. 

Mereka juga memiliki reputasi baik karena memiliki rating yang tinggi dari para pasien yang pernah mereka tangani.

Ini daftarnya:

Itulah berbagai daftar psikolog klinis yang bisa kamu hubungi untuk menjadi teman ceritamu.

Tak perlu khawatir jika psikolog sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. 

Sementara itu, untuk mengetahui masalah kesehatan mental lainnya, kamu bisa cek di sini: Jelajahi Topik Konseling Umum.

Referensi:
Very Well Health. Diakses pada 2023. 13 Red Flags in Relationships. 
Better Up. Diakses pada 2023. 15 red flags in a relationship to look out for. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan