Mengenal Apa Itu Interaksi Antar Obat dan Berbagai Dampaknya
“Penggunaan beberapa jenis obat atau obat dengan zat tertentu dapat menyebabkan interaksi obat. Kamu wajib tahu apa itu interaksi antar obat dan dampak pada kesehatan yang mungkin terjadi. ”
Halodoc, Jakarta – Interaksi obat terjadi ketika adanya kombinasi obat dengan zat lain, yang dapat mengubah efek obat pada tubuh. Apa yang terjadi jika obat berinteraksi? Salah satu dampaknya adalah menjadikan obat kurang atau lebih manjur dari yang seharusnya. Selain itu, interaksi antar obat dapat mengakibatkan efek samping yang tidak terduga.
Mau tahu lebih jauh mengenai interaksi obat dan dampaknya pada tubuh? Berikut ulasannya!
Apa itu Interaksi antar Obat?
Interaksi obat membuat obat yang kamu konsumsi jadi kurang efektif. Alhasil, ini akan menyebabkan efek samping yang tidak terduga, atau meningkatkan kinerja obat tertentu. Beberapa interaksi obat bahkan bisa berbahaya untuk tubuh. Benarkah Interaksi Antar Obat Bisa Sebabkan Kondisi Fatal?
Kamu dapat mengurangi risiko interaksi obat yang berpotensi membahayakan dengan mempelajarinya. Misalnya dengan membaca label setiap kamu menggunakan obat tanpa resep ataupun obat resep.
Nah, ada beberapa jenis interaksi obat yang harus dipelajari, di antaranya:
1. Antar obat resep
Reaksi antar obat resep adalah ketika adanya interaksi dua atau lebih obat resep. Contohnya, interaksi antara warfarin, antikoagulan (pengencer darah), dan flukonazol, obat antijamur.
Menggunakan dua atau lebih obat tersebut secara bersama-sama dapat menyebabkan peningkatan perdarahan yang berpotensi berbahaya. Cek fakta lainnya di artikel Ketahui Efek Interaksi Morfin dengan Obat Lainnya.
2. Obat resep dan obat tanpa resep
Ini adalah interaksi obat yang terjadi antara obat resep dan obat tanpa resep, atau dua pengobatan tanpa resep. Obat yang dimaksud termasuk obat bebas, herbal, vitamin, dan suplemen.
Contoh dari jenis interaksi ini yaitu penggunaan diuretik dan ibuprofen. Obat ibuprofen dapat mengurangi diuretik karena ibuprofen sering menyebabkan tubuh menahan garam dan cairan.
3. Obat dan makanan atau minuman
Apa yang dimaksud interaksi obat dan makanan? Interaksi obat dan makanan terjadi ketika asupan makanan atau minuman mengubah efek obat. Misalnya, beberapa statin (yang digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi) dapat berinteraksi dengan jus jeruk. Interaksi obat dengan jus jeruk dapat meningkatkan risiko kerusakan hati atau gagal ginjal.
Selain itu, meminum obat setelah minum kopi juga tidak dokter anjurkan. Kamu bisa mengetahui alasannya dengan membaca artikel ini Konsumsi Obat Setelah Minum Kopi, Bolehkah?
4. Obat dan alkohol
Kebanyakan obat tidak cocok dengan alkohol. Menggabungkan obat-obatan dengan alkohol dapat menyebabkan kelelahan dan reaksi yang tertunda. Selain itu, dapat meningkatkan risiko efek samping negatif lainnya, seperti wajah kemerahan, muntah, dan sakit perut.
5. Obat dan kondisi kesehatan
Interaksi ini terjadi ketika penggunaan obat tertentu mengubah atau memperburuk suatu kondisi atau penyakit. Selain itu, beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko efek samping dari obat tertentu.
Misalnya, beberapa dekongestan yang kamu konsumsi untuk mengatasi masuk angin dapat meningkatkan tekanan darah, dan tidak cocok untuk pengidap hipertensi.
6. Obat dan pemeriksaan laboratorium
Beberapa obat dapat mengganggu tes laboratorium tertentu. Hal tersebut justru dapat mengakibatkan hasil tes yang tidak akurat. Misalnya, obat antidepresan trisiklik terbukti dapat mengganggu tes yang melibatkan prosedur penusukan kulit untuk menentukan apakah seseorang memiliki alergi tertentu.
Pentingnya Mengetahui Potensi Interaksi Obat
Kamu kini sudah paham apa itu interaksi antar obat. Nah, sebagian interaksi obat mungkin tidak berbahaya, tapi banyak juga interaksi yang berpotensi berbahaya yang terjadi pada sebagian kecil pengidap atau orang yang menjalani pengobatan. Tingkat keparahan interaksi bisa berbeda-beda pada satu orang dan orang lainnya.
Obat-obatan dengan indeks terapi sempit (contohnya fenitoin) dan obat yang memerlukan kontrol dosis yang ketat (contohnya antikoagulan, antihipertensi dan antidiabetes) merupakan obat-obat yang paling sering menyebabkan interaksi obat. Selain itu, risiko akan semakin tinggi pada orang lansia dan orang dengan penyakit gagal ginjal atau hati.
Efek dan tingkat keparahannya pun dapat berbeda-beda antara seseorang dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi perbedaan efek tersebut yaitu:
- Berusia tua atau lansia.
- Mengonumsi minum lebih dari satu jenis obat.
- Mengidap gangguan fungsi ginjal dan hati.
- Memiliki penyakit akut.
- Mengidap penyakit yang tidak stabil.
- Memiliki karakteristik metabolisme tertentu.
- Pengidap dirawat oleh lebih dari satu dokter.
Cara Mencegah Interaksi Obat
Untuk mencegahnya, dokter harus mengetahui semua jenis obat yang sedang kamu gunakan. Maka itu, penting untuk memberi tahu dokter semua jenis obat yang sedang kamu gunakan, termasuk obat yang dokter resepkan, obat bebas, produk herbal, dan suplemen nutrisi.
Beberapa langkah berikut juga sangat membantu untuk mencegahnya:
1. Ketahui alasan mengonsumsi suatu obat
Beritahu alasan tersebut pada dokter, sehingga ia dapat memberikan yang tidak menimbulkan interaksi terlalu besar.
2. Ketahui cara minum obat
Apakah obat harus kamu minum dengan makanan atau dengan perut kosong. Pastikan selalu untuk meminum obat dengan cara yang dokter anjurkan.
3. Dapatkan semua resep obat dari apotek atau dokter yang sama
Dokter atau apotek primer kemungkinan memiliki catatan resep yang pernah mereka berikan. Hal tersebut dapat mencegah pemberian resep obat yang berpotensi menimbulkan interaksi obat.
4. Hindari konsumsi suplemen saat menjalani pengobatan
Beberapa interaksi yang paling serius biasanya melibatkan obat resep dan suplemen. Sebaiknya hindari penggunaan suplemen kecuali yang sudah dokter resepkan.
5. Batasi konsumsi alkohol
Zat yang terkandung dalam alkohol dapat meningkatkan rasa kantuk. Meskipun rasa kantuk bisa terjadi, tapi alkohol juga bisa mengiritasi lapisan kerongkongan dan perut. Efek yang berbahaya dapat terjadi pada penggunaan alkohol bersamaan dengan aspirin atau obat antiinflamasi non steroid lainnya.
6. Selalu tanyakan pada dokter atau apoteker
Jika ada catatan yang tertulis pada lembaran resep yang tidak kamu mengerti, jangan ragu untuk bertanya. Bila perlu, minta dokter atau apoteker untuk menuliskan cara menggunakan obat secara ringkas dan sederhana. Jika muncul reaksi yang mencurigakan, jangan ragu untuk langsung tanya dokter atau apoteker.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang apa itu interaksi antar obat dan efeknya. Pastikan untuk selalu mempelajari interaksi obat dengan membaca informasi pada kemasan obat atau bertanya dengan dokter atau apoteker.
7. Mempertimbangkan atau membatasi minum jus jeruk
Meskipun benar kalau jus jeruk dapat memengaruhi metabolisme beberapa obat, tetapi dibutuhkan sekitar satu liter jus untuk memicu interaksi tersebut. Jika kamu senang minum jus jeruk, tanyakan kepada apoteker atau dokter apakah obat yang akan kamu konsumsi dapat berinteraksi dengan minuman tersebut.
Kamu bisa konsultasi dengan dokter di Halodoc✔️ terlebih dahulu sebelum konsumsi obat, klik gambar di bawah ini untuk konsultasi dengan biaya yang lebih terjangkau.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Drug Interactions: A Guide for Consumers
Food & Drug Administration. Diakses pada 2023. Drug Interactions: What You Should Know
MSD Manual. Diakses pada 2023. Drug Interactions
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2023. 7 things you can do to avoid drug interactions
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan