Mengenal Antiretroviral atau Obat ARV yang untuk Pengobatan HIV/AIDS
"Setiap pengidap HIV/AIDS perlu mengonsumsi obat ARV untuk menekan virus dan menjaga daya tahan tubuhnya. Dengan begitu, harapan hidup pengidap HIV/AIDS bisa lebih besar."
DAFTAR ISI
- Apa Itu Obat ARV?
- Macam-Macam Obat Antiretroviral
- Rekomendasi Obat dan Alat Tes HIV
- Hubungi Dokter Ini Jika Butuh Info Penggunaan atau Resep Obat ARV
- Perhatian Penggunaan Obat ARV
Halodoc, Jakarta – Obat Antiretroviral (ARV) memiliki peran penting dalam mengelola penyakit HIV/AIDS. Sebab, obat ini berfungsi menghambat reproduksi virus HIV dan mencegah penurunan daya tahan tubuh pada pengidap HIV/AIDS.
Bukan hanya memperpanjang harapan hidup, penggunaan obat ARV juga menurunkan risiko berbagai penyakit yang rentan menyasar pengidap HIV/AIDS. Yuk, ketahui lebih dalam soal obat ini!
Apa Itu Obat ARV?
ARV adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengobati infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
HIV menginfeksi dan merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh penderita menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Penggunaan ARV dapat membantu menghambat perkembangan virus HIV, mencegah penurunan fungsi sistem kekebalan, dan memperpanjang harapan hidup pengidap HIV/AIDS.
Obat ini juga mengurangi tingkat virus dalam darah hingga menjadi tidak terdeteksi. Dengan begitu, risiko penularan HIV kepada orang lain melalui hubungan seksual atau ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan bisa menurun.
Ada beberapa rekomendasi obat yang dapat digunakan untuk terapi HIV. Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini Jenis dan Rekomendasi Obat HIV yang Perlu Diketahui“
Macam-Macam Obat Antiretroviral
Obat ARV terbagi menjadi beberapa kelas obat berdasarkan tahapan siklus hidup virus HIV.
Selain itu, dosis dan cara pemakaiannya pun berbeda-beda untuk setiap pasien. Dokter akan mengaturnya sesuai dengan tahapan HIV/AIDS.
Nah, berikut macam-macam obat ARV yang perlu kamu ketahui:
1. Inhibitor Nukleosida dan Nukleotida Reverse Transcriptase (NRTI)
Obat-obatan dalam kelas ini menghambat aksi enzim reverse transcriptase yang diperlukan oleh virus HIV untuk mereplikasi diri. Contoh NRTI termasuk zidovudine (AZT), tenofovir, dan lamivudine.
2. Inhibitor Non-Nukleosida Reverse Transcriptase (NNRTI)
Kelas obat ini juga bekerja dengan menghambat enzim reverse transcriptase, tetapi dengan mekanisme aksi yang berbeda dari NRTI. Contoh obat NNRTI adalah efavirenz dan nevirapine.
3. Inhibitor Protease (PI)
PI juga bekerja dengan menghambat enzim protease yang diperlukan oleh virus HIV untuk menghasilkan partikel baru, yang dapat menyerang sel-sel lain. Contoh PI termasuk ritonavir dan atazanavir.
4. Inhibitor Integrase (INSTI)
Kelas obat ini menghambat enzim integrase yang memungkinkan virus HIV menyisipkan materi genetiknya ke dalam sel manusia. Contoh INSTI termasuk raltegravir dan dolutegravir.
Rekomendasi Obat dan Alat Tes HIV
Berikut ini beberapa rekomendasi obat dan alat tes HIV yang bisa kamu gunakan:
1. Heplav 100 mg 30 Tablet
Berikutnya ada Heplav yang mengandung zat aktif Lamivudin 100 mg untuk orang dengan HIV yang mengalami hepatitis B kronis. Obat ini bekerja dengan cara memblokir enzim Reverse Transcriptase (RT), yang dibutuhkan virus untuk menggandakan diri.
Karena masuk dalam golongan obat keras, dosis penggunaan Heplav harus dengan resep dokter. Namun, biasanya obat ini diberikan sebanyak 1 tablet per hari, sebelum atau sesudah makan.
Saat menggunakan obat ini, kamu perlu berhati-hati terhadap sejumlah efek samping yang mungkin muncul seperti mual dan muntah.
Rentang harga: Rp173.700 – Rp212.200.
Dapatkan Heplav 100 mg 30 Tablet di Toko Kesehatan Halodoc.
2. Lopivia 200 mg/50 mg 120 Tablet
Lopivia jadi salah satu pilihan obat untuk pasien HIV. Obat ini mengandung Lopinavir dan Ritonavir, yang masuk dalam golongan obat Protease Inhibitior (PI). Obat PI bekerja dengan cara menghambat enzim protease dalam tubuh, yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk menghasilkan sel-sel baru, yang bisa menghancurkan sel-sel lain.
Terkait dosis, dokter biasanya akan memberikan aturan yang berbeda-beda pada tiap pasien. Dosis ini tergantung dari kondisi kesehatan, serta tingkat keparahan penyakit HIV yang dialami pasien.
Penting untuk diketahui, obat HIV ini tidak disarankan untuk Ibu hamil dan menyusui. Sebab kandungan Lopinavir dan Ritonavir bisa berdampak buruk bagi janin, serta mudah terserap dalam air susu ibu (ASI).
Rentang harga: Rp1.391.400 – Rp1.405.500.
Dapatkan Lopivia 200 mg/50 mg 120 Tablet di Toko Kesehatan Halodoc.
3. Tafnat 30 Tablet
Rekomendasi obat HIV berikutnya ada Tafnat. Obat ini mengandung Tenofovir Alafenamide 28.05 g.
Tafnat bisa diberikan untuk pasien HIV dewasa dengan hepatitis B kronis berdasarkan resep dokter. Biasanya dosis yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.
Tafnat tersedia dalam bentuk tablet dan bisa diberikan bersama makanan. Namun, obat ini tidak disarankan untuk orang yang memiliki riwayat alergi obat atau pernah mengalami cedera pada jaringan tubuh.
Rentang harga: Rp556.700 – Rp675.500.
Dapatkan Tafnat 30 Tablet di Toko Kesehatan Halodoc.
4. Kifovir/Ricovir 300 mg 30 Tablet
Kifovir merupakan obat yang banyak direkomendasikan untuk pengidap HIV. Obat HIV ini masuk dalam jenis Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI), yang bisa membantu proses perawatan pasien HIV dengan kondisi hepatitis B kronis.
Di dalamnya mengandung Tenofovir Disoproxil Fumarate 300 mg. Obat ini bisa diminum dengan resep dokter, biasanya 300 mg, 1 kali sehari.
Kifovir tidak disarankan untuk orang yang hipersensitif terhadap komponen obat. Selain itu, saat mengonsumsinya kamu juga perlu waspada terhadap sejumlah efek samping. Contohnya seperti sakit punggung, sakit kepala, demam, sakit perut, hingga diare.
Rentang harga: Rp725.900.
Dapatkan Kifovir/Ricovir 300 mg 30 Tablet di Toko Kesehatan Halodoc.
5. Onestep HIV Test
Terakhir ada Onestep HIV Test, alat untuk melakukan deteksi awal virus HIV tipe 1 dan tipe 2, melalui sampel darah. Alat yang satu ini bekerja secara qualitatif dan tidak bisa digunakan sebagai konfirmasi final atau pengganti hasil uji laboratorium.
Berikut langkah-langkah untuk menggunakan Onestep HIV Test:
- Pertama, buka kemasan Onestep HIV Test, di dalamnya terdiri dari cassette dan pipet untuk mengambil darah.
- Kemudian buka alcohol pad, lalu usapkan pada jari yang akan diambil sampel darahnya. Umumnya jari yang digunakan adalah telunjuk, jari tengah, serta jari manis.
- Setelah itu, buka tutup blood lancet, kemudian arahkan pada jari yang sudah diusap dengan alcohol pad.
- Pencet pipet agar darah bisa terambil maksimal. Setelah darah terambil, teteskan darah ke cassette di area cawan yang berbentuk huruf S.
- Siapkan cairan buffer, teteskan darah sebanyak 1 hingga 2 tetes ke atas cawan cassette yang sudah diberi darah.
- Terakhir kamu tinggal tunggu hasil tes dalam waktu kurang lebih 10-15 menit, ya.
Penggunaan Onestep HIV test memang dianggap praktis untuk deteksi awal virus HIV. Namun, kamu tetap disarankan melakukan uji coba di laboratorium, untuk hasil yang lebih maksimal.
Rentang harga: Rp89.800 – Rp113.500.
Dapatkan Onestep HIV Test di Toko Kesehatan Halodoc.
Beberapa rekomendasi obat dan alat tes HIV di atas bisa kamu dapatkan dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
Hubungi Dokter Ini Jika Butuh Info Penggunaan atau Resep Obat ARV
Jika kamu atau orang terdekat butuh informasi lebih lengkap seputar obat ARV, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun. Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
- dr. Handoko Tejo Utomo Sp.PD
- dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Andrea Livina Sp.PD
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir. Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Perhatian Penggunaan Obat ARV
Minum obat ARV secara teratur dan sesuai dengan petunjuk dokter untuk menjaga efektivitasnya. Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu:
1. Patuhi jadwal minum
Pertama, kamu perlu mematuhi jadwal minum obat ARV untuk mencegah reaksi negatif dari virus HIV. Mematuhi jadwal minum juga bisa mencegah resistensi obat.
Minumlah obat pada waktu yang sama setiap hari untuk membentuk kebiasaan dan mengoptimalkan efek pengobatan.
2. Kenali efek samping
Jika mengalami efek samping seperti mual, diare, atau gangguan tidur, segera hubungi dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.
Jangan menghentikan penggunaan obat ARV tanpa berkonsultasi dengan dokter, bahkan jika mengalami efek samping.
Dokter dapat membantu menyesuaikan dosis atau meresepkan obat alternatif.
Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, Ini Dokter yang Bisa Bantu Perawatan HIV/AIDS.
3. Ketahui potensi interaksi obat
Sampaikan kepada dokter mengenai semua obat, termasuk suplemen, atau herbal yang sedang kamu konsumsi. Pasalnya, ada beberapa zat yang dapat berinteraksi dengan obat ARV.
Hindari mengonsumsi obat tanpa resep atau obat tradisional, tanpa pemberitahuan dokter. Sebab, hal ini dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan.
4. Terapkan gaya hidup sehat
Pertahankan gaya hidup sehat dengan pola makan yang baik dan olahraga teratur untuk menjaga daya tahan tubuh.
Nah, begini Pola Makan Sehat untuk Pengidap HIV yang perlu kamu tahu.
Tinggalkan kebiasaan buruk seperti merokok atau minum alkohol. Perilaku tersebut bisa memengaruhi respons terhadap pengobatan dan merusak kesehatan secara umum.
5. Rutin memeriksakan diri
Lakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk memantau jumlah sel darah, kadar CD4, dan kadar virus HIV dalam darah. Pemeriksaan berfungsi memantau kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jika mengalami gejala yang mengarah pada HIV/AIDS, jangan panik dulu!
Kamu bisa melakukan skrining HIV atau penyakit menular seksual lainnya dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya).
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi manapun yang kamu pilih.
Praktis bukan? Tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2023. Antiretroviral therapy (ART) for HIV.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. HIV/AIDS – Diagnosis & Treatment.
HIV Info. Diakses pada 2023. HIV Treatment.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan