Mengapa Bayi Membutuhkan Vaksin BCG?
Halodoc, Jakarta - Dari beragamnya jenis vaksin yang perlu dilakukan pada bayi, vaksin Bacillus Calmette–Guérin atau vaksin BCG adalah salah satu yang sangat dianjurkan. Di negara kita, vaksin BCG menjadi salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan pada anak.
Pertanyaannya, apa alasannya bayi membutuhkan vaksin BCG? Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Perhatikan Hal Ini Sebelum Anak Imunisasi BCG
Melindungi Tubuh dari TB
Sama hal dengan vaksin lainnya, vaksin BCG bertujuan untuk melindungi dan membuat tubuh kebal terhadap penyakit. Nah, menurut Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TB)
Vaksin BCG merupakan vaksin berisi kuman Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan. Vaksin BCG memiliki efek perlindungan terhadap TB berat dan radang otak akibat TB. Hal yang perlu ditegaskan, menurut IDAI, vaksin BCG tidak sepenuhnya efektif mencegah infeksi TB primer atau reaktivasi infeksi TB yang laten.
Pada dasarnya, vaksin BCG hanya dianjurkan bagi negara endemis. Nah, negara kita menempati peringkat ke-3 untuk penyakit TB di dunia, setelah India dan Tiongkok. Lalu, kapan vaksin BCG dapat diberikan pada bayi?
Menurut dari IDAI, imunisasi BCG terbaik yang diberikan pada usia 2-3 bulan. Sebab, sistem imun bayi di usia kurang dari dua bulan sistem belum matang. Namun, imunisasi BCG juga bisa diberikan segera setelah lahir atau sebelum bayi berumur satu bulan. Jika bayi berumur 3 bulan atau lebih, imunisasi ini diberikan jika uji tuberkulin negatif.
Sebenarnya, aturan pemberian vaksin BCG pada bayi di tiap negara bisa berbeda-beda. Contohnya di Amerika Serikat atau Inggris. Di kedua negara tersebut vaksin BCG hanya diberikan ketika seorang anak atau orang dewasa dianggap berisiko tinggi mengembangkan TB.
Sementara di negara kita, vaksin BCG masuk ke dalam imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan, sesuai anjuran dari Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Begini Tips Atasi Bayi Rewel Pasca Imunisasi BCG
Bagi ibu yang baru memiliki bayi, dan ingin mengetahui jadwal dan hal penting lainnya mengenai imunisasi, ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Vaksinasi Memicu Autis?
Banyak kabar angin yang beredar kalau vaksinasi pada bayi bisa meningkatkan risiko autisme ketika dirinya beranjak besar? Bagaimana dengan fakta medisnya?
Ternyata, menurut ahli dalam National Institutes of Health (NIH), penelitian besar terhadap ribuan anak tidak menemukan hubungan antara vaksin apa pun dan autisme. Singkat kata, organisasi kesehatan utama di Amerika Serikat, Inggris, dan di tempat lainnya mengatakan, tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme.
Pakar di NIH juga mengatakan, penelitian pertama yang mengatakan vaksin dapat meningkatkan risiko autisme, telah terbukti curang. Bahkan, dokter yang menulis studi tersebut dilarang melakukan praktik di negara asalnya, Inggris.
Bagaimana dengan pakar-pakar di negara kita? Di Indonesia pun serupa. Menyoal vaksin dapat memicu autisme telah dibantah dengan tegas oleh para ahli. Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam “Hoax Imunisasi Masih Beredar” di laman Sehat Negeriku (1 Mei 2019) milik Kementerian Kesehatan RI, imunisasi bisa menyebabkan autis adalah hoaks.
Ingat, imunisasi atau vaksinasi merupakan salah satu cara untuk membuat imun seseorang kebal terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin dapat merangsang sistem imun agar kebal terhadap penyakit tersebut. Vaksin yang dituding sebagai penyebab autisme terbukti hanya hoaks semata.
Baca juga: Imunisasi BCG dan DPT, Mana yang Lebih Dulu?
Nah, bagi ibu yang ingin memberikan imunisasi pada bayi atau anaknya, bisa kok memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Mudah, kan?