Mendadak Tidak Bisa Cium Aroma, Gejala Baru Virus Corona?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Juni 2021
Mendadak Tidak Bisa Cium Aroma, Gejala Baru Virus Corona?Mendadak Tidak Bisa Cium Aroma, Gejala Baru Virus Corona?

Halodoc, Jakarta - Virus corona adalah penyakit yang membuat pemerintah mengharuskan semua orang untuk bekerja di rumah. Selain itu, sejauh ini belum juga ditemukan vaksin atau obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Maka dari itu, pencegahan sangat penting untuk dilakukan.


Dengan adanya social distancing yang disarankan belakangan ini juga mampu mencegah menyebarnya penyakit tersebut. Namun, yang harus diperhatikan pasti adalah gejala dari seseorang yang mengidapnya. Pada umumnya, seseorang yang terinfeksi virus corona akan mengalami demam dan batuk.

Belakangan ini ditemukan hal baru dari seseorang yang mengidap COVID-19 tanpa gejala berarti. Orang yang terserang virus corona ini tidak mengalami demam tinggi atau batuk, melainkan kesulitan untuk mencium bau dan mengecap rasa dari sesuatu yang dimakan atau diminumnya. Berikut pembahasan lengkap terkait gejala dari virus corona ini!

Baca juga: Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona

Kesulitan Cium Bau Salah Satu Gejala Virus Corona

Seseorang yang mengidap COVID-19 disebabkan oleh infeksi dari virus corona ini mungkin tidak terlihat mengalami gejala apapun. Namun, seseorang mempunyai kemungkinan terserang gangguan tersebut jika mengalami kehilangan rasa dan bau. Gejala berupa anosmia atau hyposmia ini umumnya terjadi pada seseorang yang terbilang berusia muda.

Beberapa dokter di luar negeri telah meminta seseorang yang mengalami gejala yang disebabkan virus corona tersebut untuk melakukan isolasi selama tujuh hari. Hal ini harus dilakukan bahkan jika dirinya tidak mengalami gejala lainnya. Cara ini juga dapat berkontribusi untuk memperlambat penyebaran penyakit dan menyelamatkan nyawa orang lain.

Anosmia memang salah satu penyebab utama hilangnya indera penciuman pada orang dewasa, yang disebabkan oleh flu biasa setelah infeksi terjadi dan mengganggu saluran pernapasan bagian atas. Maka dari itu, tidak heran apabila virus corona dapat menyerang tubuh dan menyebabkan anosmia pada seseorang yang terinfeksi, terutama yang tidak menimbulkan gejala lainnya.

Gejala ini juga sudah terbukti di beberapa negara yang memiliki banyak kasus dari COVID-19, seperti Korea Selatan, Cina, dan Italia. Sebagian besar pengidapnya terbukti mengidap anosmia/hiposmia. Di Jerman juga disebutkan lebih dari 2 dari 3 kasus dikonfirmasi mengidap anosmia. Maka dari itu, gangguan ini harus menjadi salah satu gejala utama dari gangguan dari virus corona.

Maka dari itu, penting untuk seseorang yang berusia di bawah 40 tahun dan tidak mengalami gejala lainnya selain anosmia untuk mengisolasi diri sendiri. Hal ini dilakukan sebelum menjadi pembawa virus secara tidak sadar dan menyebabkan orang lain juga terserang. Selain itu, untuk memastikannya, kamu dapat melakukan pemeriksaan terkait gangguan tersebut jika anosmia terjadi.

Baca juga: Cek Risiko Tertular Virus Corona secara Online di sini

Penyebab Anosmia Terjadi Karena Serangan Virus Corona

Beberapa virus yang masuk ke tubuh dapat menghancurkan sel atau reseptor sel pada hidung, sementara lainnya dapat menginfeksi otak melalui saraf sensorik penciuman. Dengan diketahui dapat menyebabkan kegagalan pernapasan pada gangguan COVID-19, maka dapat disebutkan apabila virus corona dapat menyerang sistem saraf pusat.

Pada gangguan SARS yang mempunyai banyak kesamaan dengan virus corona, disebutkan apabila penyakit tersebut dapat memengaruhi otak dari seseorang dan juga hewan percobaan yang dimasukkan virus tersebut. Maka dari itu, kegagalan pernapasan dapat terjadi pada seseorang yang mengidap COVID-19. Gangguan ini juga dapat menyerang penglihatan seseorang.

Baca juga: Virus Corona Menyebar Luas, Ini Beberapa Gejalanya

Jika kamu mempunyai gejala dari serangan virus corona tersebut, ada baiknya untuk memastikannya pada dokter dari Halodoc. Caranya mudah saja, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan sehari-hari!

Referensi:
Science Alert. Diakses pada 2020. Sudden Loss of Smell Could Indicate 'Hidden Carriers' of Coronavirus, Say UK Experts.
Fifth Sense. Diakses pada 2020. COVID-19 (Corona Virus) And Smell Loss.